Connect with us

News

Parah! Parkir Sepeda Motor di Sam Poo Kong Rp5 Ribu

Published

on

Pengunjung Klenteng Sam Poo Kong, Hermawan, kecewa dengan mahalnya tarif parkir di tempat wisata tersebut. Pemilik motor Honda CB 150 R tersebut harus merogoh kocek Rp 5.000 untuk membayar biaya parkir.Padahal dia memarkirkan kendaraanya di area parkir yang semestinya.

Karena curiga pada tukang parkir, dia pun sempat meminta tukang parkir tersebut menunjukkan identitas dan karcis parkir. Namun petugas parkir tersebut tidak menjawab apapun.

“Kemudian saya bertanya ke penjaga Klenteng mengenai tarif parkir yang mahal tersebut. Penjaga keamanan tersebut mengaku tidak tahu-menahu tentang siapa petugas parkir resmi di sana dan berapa tarif yang dikenakan selama libur lebaran,” kata dia, Selasa, (21/7).

Diduga olehnya, petugas parkir yang berada di sana bukan dari pengelola, namun dari pihak luar. Dari pantauan, banyak juru parkir yang terlihat di luar area Sam Poo Kong mengarahkan kendaraan yang masuk. Mereka tidak mengenakan seragam yang seharusnya dipakai juru parkir resmi dari Pemerintah Kota Semarang.

Banyaknya juru parkir liar sebenarnya sudah menjadi masalah lama di Kota Semarang. Untuk mengantisipasi hal tersebut, Kasi Pengawasan dan Pengendalian (Wasdal) Parkir Dinas Perhubungan Komunikasi dan informatika (Dishubkominfo) Kota Semarang rutin menggelar operasi penertiban tentang perparkiran di Kota Semarang.

Perihal tarif parkir dan juru parkir, Kasi Wasdal Dishubkominfo Kota Semarang, Danang Kurniawan mengatakan pihaknya akan tetap melakukan sosialisasi kepada masyarakat dan pembinaan kepada para juru parkir.

“Jika memang tempat parkirnya sudah penuh, bisa mencari kantung parkir terdekat. Jangan sampai parkir di tempat yang seharusnya tidak diperkenankan untuk parkir,” kata dia sebagaimana dikutip semarangkota.go.id.

Rahmat Petuguran adalah pemimpin redaksi PORTALSEMARANG.COM. Selain aktif di dunia jurnalistik, ia juga aktif menjadi peneliti bahasa. Sebagai peneliti bahasa ia menekuni kajian sosiolinguistik dan analisis wacana. Kini sedang melanjutkan studi di Program Doktor Ilmu-Ilmu Humaniora (Linguistik) Universitas Gadjah Mada.

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Trending