Image Source: Rgei.com
Pengusaha Sukanto Tanoto dapat menjadi panutan bagi pebisnis lain dari Indonesia. Ia tidak takut untuk mengembangkan perusahaannya hingga ke luar negeri. Asal ada kesempatan besar, pria kelahiran 25 Desember 1949 ini segera berani mengambil keputusan.
Sukanto Tanoto merupakan pendiri sekaligus pemegang kendali di Royal Golden Eagle (RGE). Menduduki posisi sebagai chairman yang menentukan laju RGE.
Saat ini perusahaannya itu sudah dibawa ke pentas dunia. Mereka berkembang menjadi korporasi kelas dunia. Ada banyak alasan yang membuat predikat tersebut diperoleh. Salah satunya ialah berkat keberanian Sukanto Tanoto untuk mengembangkan sayap hingga ke luar Indonesia.
Sekarang RGE memiliki delapan unit bisnis. Selain APRIL, Apical, dan Asian Agri, empat perusahaan lainnya malah berbasis di luar negeri. Lihat saja di Tiongkok ada Asia Symbol dan Sateri. Sementara itu, di Brasil, sayap RGE terbentang melalui Bracell. Satu perusahaan lain, yakni Pacific Oil & Gas beroperasi di Kanada dan Tiongkok. Bahkan, perusahaan terakhir ini juga punya unit bisnis di kawasan Eropa.
Fakta itu memperlihatkan Sukanto Tanoto memang berani bersaing di level global. Ini yang membuatnya tidak takut mengembangkan bisnis RGE hingga ke luar Indonesia. Bahkan, di balik itu, ia mengakui bahwa langkah tersebut merupakan salah satu strategi untuk membesarkan perusahaan.
“Strategi bisnis saya antara fokus di satu daerah dengan beragam bisnis atau menjadi pemain global di jenis bisnis tertentu. Karena saya memilih untuk menuju ke arah global, di sinilah kini saya berada,” ujarnya.
Untuk memudahkan ekspansi sayap RGE ke luar negeri, Sukanto Tanoto segera mengambil keputusan penting. Ia memilih untuk menjadikan Singapura sebagai basis RGE. Ini dirasa vital untuk memudahkan langkah RGE ke bisnis global.
Setelah itu, Sukanto Tanoto melirik Tiongkok. Ia melihat banyak potensi besar di sana. Maka, segeralah ia melakukan ekspansi di Negeri Tirai Bambu.
Bisnis pertama yang dijalankannya bersama RGE di sana adalah Sateri. Sukanto Tanoto mendirikannya pada 2002. Ia memulainya dengan membangun pabriknya di Jiujiang.
Saat ini, Sateri telah berkembang pesat. Mereka menjadi pemimpin global dalam industri serat viscose. Kapasitas produksinya per tahun mencapai 800 ribu ton. Namun, perusahaan Sukanto Tanoto ini mematok target menjadi pemimpin pasar internasional. Pada 2025 nanti, mereka telah berencana mampu memproduksi hingga 3 juta ton per tahun.
Untuk melakukan proses produksi, Sateri memiliki tiga pabrik di dua provinsi, yakni di Fujian dan Jiangxi. Ketiganya dikenal sebagai pusat produksi yang canggih dengan kemampuan efisiensi yang tinggi. Salah satunya adalah mampu menekan tingkat emisi di bawah standar yang ditetapkan oleh Pemerintah Tiongkok.
Hal itu merupakan ciri khas RGE. Di mana pun perusahaannya berada selalu ada napas yang senada. Pasalnya, Sukanto Tanoto telah memiliki arahan kerja yang jelas. Ia menggariskan filosofi bisnis yang dikenal sebagai prinsip 5C.
Di dalamnya merupakan kewajiban bagi segenap pihak di RGE untuk memberi manfaat kepada pihak lain. Lebih detail, RGE diharuskan baik untuk masyarakat (Community), negara (Country), iklim (Climate), pelanggan (Customer), dan perusahaan (Company).
Tidak heran, ini membuat Sateri juga peduli terhadap kelestarian alam. Mereka melakukannya dengan beragam cara. Pertama, Sateri menjadi perusahaan pertama di Tiongkok yang menandatangani the First Manifesto on Establishing Green Enterprises. Kedua, semua pabrik Sateri telah memiliki sertifikat Chain of Custody dari Programme for the Endorsement of Forest Certification (PEFC).
Selanjutnya, semua pabriknya telah tersertifikasi ISO 9001 dan ISO 14001. Bukan hanya itu, Sateri juga mengantongi sertifikasi Oeko-Tex. Ini menjamin produk-produknya bebas dari zat berbahaya dan memenuhi aturan Uni Eropa.
Selain baik untuk iklim, Sateri juga memberi manfaat kepada masyarakat. Mereka sering memberi dukungan untuk perkembangan publik seperti mendonasikan buku, membantu korban bencana, membantu pagelaran budaya, hingga melatih kesadaran lingkungan.
BISNIS LAIN
Image Source: Inside-rge.com
Sayap RGE yang dikembangkan oleh Sukanto Tanoto di Tiongkok bukan hanya melalui Sateri. Pada 2005, tiga tahun setelah mendirikan Sateri, ia juga berkiprah bersama dengan Asia Symbol.
Perusahaannya ini dikenal sebagai salah satu pemain utama di industri pulp dan kertas di Tiongkok. Dengan pabrik di Provinsi Shandong dan Guandong, mereka mampu memproduksi dua juta ton pulp, 1 juta ton fine paper, dan 530.000 ton paper board setiap tahun.
Sama seperti unit bisnis dari RGE lain, Asia Symbol sangat peduli terhadap kelestarian lingkungan. Untuk mendapatkan bahan baku, mereka memperoleh serat dari sumber-sumber yang dapat dipertanggungjawabkan.
Selain itu, Asia Symbol memanfaatkan teknologi terkini demi efisiensi sumber daya dalam proses produksi. Ini berdampak positif bagi alam. Energi yang dipakai lebih kecil dan tingkat emisi yang dihasilkan lebih rendah dibanding aturan yang ditetapkan.
Untuk memberi manfaat kepada masyarakat dan negara, perusahaan Sukanto Tanoto ini peduli terhadap perkembangan masyarakat. Mereka membangun sekolah dan perpustakaan di daerah yang membutuhkan. Selain itu, Asia Symbol membuka kesempatan beasiswa untuk mahasiswa di sekitar area operasional.
Bahkan, Asia Symbol juga mendukung perekonomian masyarakat. Mereka mengadakan pelatihan keterampilan dan membantu bisnis lokal untuk berkembang.
Selain di Tiongkok, Sukanto Tanoto juga mengembangkan bisnis hingga ke Brasil. Di sana ia berkiprah dengan Bracell sejak 2010. Saat ini, Bracell juga telah menduduki posisi penting di industri selulosa spesial dunia. Mereka menjadi pemimpin pasar global.
Bracell mengelola area produksi yang terintegrasi dengan perkebunan seluas 150 ribu hektare di kawasan Bahia. Dengan itu, mereka mampu menembus kapasitas produksi hingga 485,000 metric ton dissolving wood pulp per tahun.
Sebagai bagian dari RGE, Bracell juga berusaha keras memberi manfaat kepada berbagai pihak. Mereka konsisten menjalankan operasional perusahaan dalam koridor prinsip keberlanjutan. Selain itu, mereka juga aktif mengampanyekan kesadaran lingkungan kepada masyarakat di sekitarnya. Salah satu contohnya adalah dengan mendukung perkembangan para peternak lebah maupun petani.
Sukanto Tanoto juga akhirnya melebarkan sayap RGE ke industri minyak dan gas. Ia melakukannya bersama Pacific Oil & Gas. Perusahaan ini memfokuskan diri dalam menyediakan energi yang bersih untuk mendukung perkembangan Asia yang pesat.
Selain melakukan eksplorasi dan produksi di Indonesia, mereka juga berkiprah di Tiongkok dan Kanada. Bahkan, Pacific Oil & Gas tengah bersiap untuk menjadi perusahaan pertama yang mengekspor Liquified Natural Gas (LNG) dari Kanada.
Beragam hal yang dipaparkan itu memperlihatkan bahwa Sukanto Tanoto berhasil mengembangkan sayap RGE hingga ke luar negeri. Ini menunjukkan bahwa pengusaha asal Indonesia tidak bisa dipandang remeh. Asalkan mau bekerja keras, mereka tidak kalah dengan pihak asing.
Sukanto Tanoto berharap kiprahnya bersama RGE itu mampu menjadi inspirasi bagi para pebisnis lokal. Mereka juga harus berani untuk bersaing di pentas global demi mengharumkan nama bangsa.
-
Muda & Gembira10 years ago
Kalau Kamu Masih Mendewakan IPK Tinggi, Renungkanlah 15 Pertanyaan Ini
-
Muda & Gembira10 years ago
Inilah 10 Sifat Orang Ngapak yang Patut Dibanggakan
-
Muda & Gembira9 years ago
Sembilan Kebahagiaan yang Bisa Kamu Rasakan Jika Berteman dengan Orang Jepara
-
Muda & Gembira10 years ago
Inilah 25 Rahasia Dosen yang Wajib Diketahui Mahasiswa
-
Muda & Gembira9 years ago
SMS Lucu Mahasiswa ke Dosen: Kapan Bapak Bisa Temui Saya?
-
Lowongan9 years ago
Lowongan Dosen Akademi Teknik Elektro Medik (ATEM), Deadline 24 Juni
-
Kampus11 years ago
Akpelni – Akademi Pelayaran Niaga Indonesia
-
Kampus12 years ago
Unwahas – Universitas Wahid Hasyim