Hubungan mahasiswa dengan dosennya itu sebenarnya sangat sederhana. Sebab, dua orang beda status itu sudah punya tugas masing-masing jelas. Tugas mahasiswa belajar, dosen mengajari dan membimbing.
Tapi, kadang-kadang hubungan itu jadi rumit karena melibatkan perasaan dan emosi. Tidak jarang,kerumitan hubungan mahasiswa-dosen terjadi karena ada etika yang terlanggar. Akibatnya, salah satu merasa dihargai atau direndahkan.
Nah, yang belakangan ini terjadi, para dosen mengeluhkan kesantunan bahasa mahasiswa. (sebagian) mahasiswa dinilai kurang tata karma ketika berkomunikasi dengan mereka. Apalagi kalau komunikasi itu dikirim via pesan singkat.
Ini nih beberapa buktinya:
Mahasiswa yang satu ini barangkalai super sibuk. Entah karena dia sudah kerja atau sedang kerjakan tugas lain. Sangking sibuknya, dia tidak sempat ke kampus untuk menemui dosen.
Nah, barangkali karena itu, dia tidak bisa temui dosen untuk mengurus nilai K. Dia pengin dosen yang datang ke tempatnya. Barangkali, dia juga berharap dosen ini membawakan jus untuk buka puasa.
Kerinduan mahasiswa pada dosen kadang memang tak terbendung. Sebegitu rindunya, mahasiswa ini pengin segera ketemu, mencurahkan kerinduan.
Kadang-kadang mahasiswa perlu memastikan apakah dosennya ngajar atau tidak. Strategi ini perlu diterapkan mahasiswa kalau dosennya tidak selalu masuk kelas.
Untuk mendapatkan kepastian itu, ada dua cara yang bisa dilakukan. Pertama, tanya ke teman yang sudah standby di kelas. Kedua, langsung konfirmasi ke dosen, hari itu ada kuliah atau enggak.
Tapi, kalau mau konfirmasi langsung sebaiknya jangan bohong. Jangan ngaku sudah menunggu di kelas kalau kamu baru mau mandi di kos.
Mahasiswa ini terlambat mengumpulkan tugas. Alasannya: minggu sebelumnya dia tidak berangkat kuliah. Karena itu, dia menyusulkan tugas melaluiemail.
Tapi sang dosen mungkin tak terbiasa membaca paper di email. Dia hanya menerima tugas print out, supaya lebih mudah dikoreksi. Tapi apa jawaban mahasiswa?
Mahasiswa ini komplain karena nilainya E saat yudisium. Nilai E adalah “vonis mati” dan sudah tidak bisa ditawar lagi. Apalagi kalau alasannya adalah kehadiran. Biasanya sistem sudah terblokir.
Tapi mahasiswa ini ini pantang menyerah. Baginya, perkuliahan tidak terlalu penting asal dia buat tugas. Selama dia buat tugas, dia berhak memperoleh nilai.
Pingback: SELAMAT DATANG DI BLOG LISA » Blog Archive » ETIKA MAHASISWA ZAMAN GLOBALISASI