Connect with us

Pandemi Covid-19 telah mengubah kehidupan dan merubah kebiasaan, perilaku, adat istiadat serta tatanan dalam berbagai bidang, termasuk bidang pendidikan dan pengajaran. Di samping wabah ini telah banyak menimbulkan musibah tetapi di balik itu banyak sekali hikmah yang dapat dipetik dan dirasakan.

Hikmah wabah ini telah memberi banyak inspirasi bagi segilintir orang atau pihak tertentu yang tergerak hati dan pikirannya untuk mencipta karya dan berinovasi. Banyak produk instan maupun konsep tentatif yang memberi solusi alternatif agar kerja dan kinerja tetap aktif serta produktif. Penciptaan program, model, strategi, teknik, metode, dan media pembelajaran dalam bentuk software maupun aplikasi digital adalah hasil dari sekian inovasi yang diproduksi.

Program penulisan buku ajar berbasis ebook dengan Aplikasi FLIPHTML5 bagi para guru ini juga merupakan salah satu cara untuk menciptakan kegiatan belajar mengajar di sekolah di masa pandemi agar lebih baik dan kondusif. Upaya ini diharapkan mampu memfasilitasi para guru dalam berkarya kreatif dan produkti di masa pandemi. Hal ini sangat sejalan dengan orientasi era digital dan disrupsi 4.0 atau 5.0 karena salah satu karakteristik guru abad ke-21 adalah bahwa guru harus mampu menghasilkan produk inovatif (Alaydrus, 2017).

Program kegiatan seperti ini telah dilaksanakan pada bulan Agustus 2021 yang lalu di SMPN 11 Kota Semarang dalam bentuk kegiatan pengabdian kepada masyarakat oleh dosen-dosen UNNES. Tujuan dari kegiatan ini adalah mendorong dan menfasilitasi para guru untuk mampu menulis buku ajar berbasis ebook dengan menggunakan aplikasi Aplikasi FLIPHTML5 untuk kebutuhan kegiatan belajar dan mengajar di kelas. Target khususnya adalah membimbing dan membina para guru untuk membuat buku ajar dalam bentuk ebook yang dapat mendukung kegiatan belajar mengajar serta meningkatkan kompetensi diriya sebagai guru yang harus memiliki karakter guru abad 21, yaitu terampil menulis dan mengembangkan media pembelajaran. Metode yang dilaksanakan adalah diskusi kelompok, workshop, dan pendampingan membuat buku ajar berbasis ebook. Kegiatan ini dilaksanakan selama 8 bulan untuk mengantarkan  para guru mengembangkan bahan ajar dan mewujudkannya dalam bentuk buku ajar yang siap cetak dan berbasis ebook siap terbit serta ber-ISBN. Kegiatan pengabdian ini dilakukan dalam beberapa tahap, yaitu: 1) Analisis kebutuhan, 2) Menyusun program kegiatan, 3) Merancang buku ajar sesuai kurikulum terbaru, 4) Melaksanakan kegiatan pengabdian, 5) Pendampingan penulisan dan review naskah buku pra terbit, 6) Memublikasikan buku-buku yang dihasilkan selama kegiatan pengabdian kepada masyarakat, 7) Mengevaluasi kegiatan pengabdian kepada masyarakat dosen. Kegiatan ini melibatkan semua guru yang ada pada SMP Negeri 11 Kota Semarang, dosen pengabdi, dan mahasiswa Jurusan Bahasa dan Sastra Inggris FBS UNNES.

Secara konseptual dan praktikal program ini menghantarkan kita pada pengetahuan dan pemahaman dasar tentang buku ajar, ebook, dan Aplikasi FLIPHTML5. Tiga konsep tersebut akan kita bedah satu per satu. Pertama, Apa itu buku ajar? Trimansyah (2019) mengartikan bahwa buku ajar adalah buku yang mengacu pada silabus pembelajaran yang digunakan di sekolah, sehingga digunakan sebagai media pengajaran utama oleh guru. Selama ini guru hanya memiliki handout yang dibuat sendiri sebagai kumpulan bahan ajar yang dikopi. Mereka tidak menulis bahan ajar dalam bentuk buku ajar. Mengapa mereka harus memiliki buku pelajaran hasil ketrampilan menulis mereka sendiri? Meskipun pemerintah telah menyediakan banyak buku teks untuk kegiatan belajar mengajar di sekolah, produktivitas guru dalam menulis buku teks tetap sangat penting.

Menurut definisi kamus, buku ajar adalah buku yang digunakan oleh siswa-siswi ketika mereka mempelajari atau mengerjakan tugas pelajaran tertentu. Course book is a book used by students when they do a particular course of study. Adapun menurut panduan angka kredit dosen, buku ajar adalah buku pegangan untuk suatu mata kuliah yang ditulis dan disusun oleh pakar bidang terkait sesuai kurikulum atau silabus dan memenuhi kaidah buku ajar serta diterbitkan secara resmi dan disebarluaskan (Hartono, Purwanto & Bahri, 2019).

Dalam kaitannya membuat buku berdasarkan struktur yang lengkap, Suwarno (2011) menyebutkan anatomi umum sebuah buku. Adapun susunan atau bagian buku secara umum adalah sebagai berikut: 1. Jilid (Cover) 2. Bagian Awal (Front Matter): a) Halaman judul penuh (Full Title), b) Halaman hak cipta atau keterangan penerbitan (Imprint Page), c) Daftar isi (Table of Contents), d) Kata pengantar (Foreword), e) Prakata (Preface), f) Petunjuk penggunaan buku (Instruction of Book Usage). 3. Bagian Isi (Text Matter): a) Materi (Lesson Materials), b) Pengayaan (Enrichment), c) Latihan (Exercise), d) Tugas (Task), e) Rangkuman (Summary), f) Evaluasi (Evaluation). 4. Bagian Akhir (End Matter): a) Daftar pustaka (Bibliography), b) Lampiran (Appendix), c) Daftar istilah/Glosarium (Glossary), d) Indeks (Index), e) Biodata penulis (Writer’s Bio).

Menurut beberap pakar perbukuan, kriteria buku teks yang meliputi beberapa aspek sebagai berikut:

  1. Buku teks harus menarik bagi anak-anak, artinya, siswa yang menggunakannya.
  2. Buku teks harus dapat memotivasi siswa yang menggunakannya.
  3. Buku teks harus berisi ilustrasi yang menarik minat siswa yang menggunakannya.
  4. Buku teks harus memperhatikan aspek kebahasaan, agar sesuai dengan kemampuan siswa yang menggunakannya.
  5. Isi buku teks harus terkait erat dengan pelajaran lain; Lebih baik lagi jika Anda dapat mendukungnya dengan sebuah rencana, sehingga semuanya menjadi satu kesatuan dan kebulatan yang terintegrasi.
  6. Buku teks harus dapat merangsang, merangsang aktivitas pribadi siswa yang menggunakannya.
  7. uku teks harus secara sadar dan tegas menghindari konsep yang kabur dan tidak biasa, agar tidak membingungkan siswa yang menggunakannya.
  8. Buku teks harus memiliki sudut pandang yang jelas dan tegas sehingga pada akhirnya menjadi sudut pandang pengguna setianya.
  9. Buku teks harus mampu memberikan stabilitas, menitikberatkan pada nilai-nilai anak dan dewasa.
  10. Buku teks harus dapat mengapresiasi perbedaan pribadi siswa yang menggunakannya (Walker, 2013; Tichá, 2015; Oebaidillah, 2017; Hartono, Purwanto & Bahri, 2019; Reedsyblog, 2021).

Selanjutnya untuk memiliki buku pelajaran yang baik dan terstandar, seorang penulis harus mengikuti proses penulisannya. Ada lima tahapan proses penulisan: prewriting, drafting, revising, 14 editing, dan publishing. Lihat gambar 2.1 dengan cermat. Langkah pertama adalah prapenulisan. Pada langkah ini kita dapat melakukan kegiatan sebagai berikut: 1) mengidentifikasi audiens, 2) mendefinisikan tujuan, 3) berpikir, 4) berdiskusi, 5) mengumpulkan ide, dan 6) membaca/membubuhi keterangan, 7) menulis bebas, dan 8) menguraikan. Pada tahap drafting kita bisa meletakkan ide-ide di atas kertas (Trimansyah, 2019).

Gambar 1. Proses Penulisan Buku Ajar

Kedua, kita sudah sangat akrab dengan konsep yang satu ini, ebook. Ebook adalah kependekan dari electronic book yang menggunakan komputer, perangkat seluler, atau Ebook Readers seperti Adobe Acrobat Reader dan Microsoft Reader untuk menampilkan isinya dalam bentuk buku. Ebook memiliki banyak halaman digital yang dapat dinavigasi oleh pembaca, dan sering kali dikemas sebagai dokumen PDF, sehingga ebook tersebut dapat dengan mudah dikirim dari satu pengguna ke pengguna lainnya (Hussain, 2020).

Menurut Yates (2021), ebook memiliki kelebihan jika dibandingkan dengan buku cetak biasanya. Berikut adalah beberapa kelebihannya: 1) Kecepatan: asalkan judul yang Anda inginkan tersedia, buku tersebut dapat langsung diunduh, 2) Portabilitas: sejumlah buku dapat dibawa dengan satu perangkat – ideal untuk pelancong. PDA adalah media yang sempurna untuk buku panduan, 3) Cetak sesuai permintaan: buku tidak perlu lagi dicetak, 4) Interaktivitas: pembaca juga dapat membuat catatan, menggarisbawahi, menandai halaman, mencari dan mendapatkan informasi tambahan melalui hyperlink, 5) Personalisasi: pencahayaan belakang dan ukuran font dapat ditingkatkan – ideal untuk tunanetra, 6) Pengaya: banyak ebooks memiliki teks, kamus, atau fitur lain yang dapat ditelusuri, 7) Pasar terbuka: dengan menerbitkan secara elektronik, penulis dapat melewati proses penerbitan, dan 8) Ramah lingkungan: buku-buku bebas kertas menyelamatkan pohon.

Di samping kelebihan, ebook juga memiliki kekurangan-kekurangan tersendiri, misalnya: 1) Membaca ebook membutuhkan cahaya yang cukup terang, 2) Tampilan layar ebook membutuhkan daya listrik untuk membacanya, 3) Banyak ebook yang tidak bisa dicetak, 3) Ebook masih terbatas untuk dibaca dengan program computer tertentu (Woodford, 2020 & Yates, 2021).

Berkaitan dengan proses pembuatan ebook, Wahl (2018) memberikan beberapa tips penting. Prosesnya dimulai dengan menentukan tujuan dan audiens. Mengapa kita menulis ebook dan untuk siapa kita menulisnya? Hal ini mendorong kita untuk memilih topik yang tidak hanya menarik minat audiens, tetapi juga memenuhi alasan penulisan ebook tersebut. Setelah kita memilih topik, pilihlah judul tertentu untuk menarik pembaca. Hal ini juga harus memberi alasan agar mereka ingin membaca ebook kita. Mulailah kita menguraikan ebook tersebut dengan merencanakan pengantar yang efektif, memecahnya menjadi beberapa bagian, dan menempatkan semua instruksi dan isi ebook. Buat outline atau kerangka untuk menghemat waktu kita menulis.

Ketiga, bagaimana dengan konsep berikut? Apakah kita sudah mengenalnya dengan baik? FlipHTML5 adalah platform penerbitan digital online yang dirancang untuk membuat berbagai jenis publikasi, termasuk majalah, brosur, katalog, album foto, laporan tahunan, surat kabar, buletin, dan sebagainya. Antarmuka pengguna FlipHTML5 sangat intuitif, membuatnya ideal untuk pemula. Pengguna hanya perlu mengunggah PDF, kemudian FlipHTML5 secara otomatis mengubahnya menjadi publikasi online dengan efek pembalik halaman (FlipHTML5, 2021).

FlipHTML5 adalah aplikasi pembuat ebook yang berdasarkan HTML5, CSS3 & jQuery, diproduksi untuk internet seluler masa depan. Aplikasi ini menjadi solusi bagi penerbit buku bergambar untuk menghasilkan konten situs web digital, manual pengguna online, laporan tahunan digital, membalik majalah elektronik, presentasi PowerPoint flip, album foto flip slide, dan sebagainya (Wonder Idea Technology Co. Ltd., 2021).

 

Gambar 2. Tampilan Muka Aplikasi FLIPHTML5

Gambar 3. Fitur Aplikasi FLIPHTML5

Selanjutnya berdasarkan hasil angket tentang respon guru terhadap program penulisan buku ajar berbasis ebook dengan Aplikasi FLIPHTML5 ini ketahui bahwa 70% guru suka menulis dan 30% tidak suka menulis. Kemudian diketahui bahwa 50% dari mereka pernah menulis diktat atau handout dan 50% sisanya tidak pernah. 50% dari jumlah guru sekolah tersebut pernah menulis buku ajar dan 50% dari mereka belum pernah menulisnya. Selanjutnya diketahui bahwa hanya 20% guru yang pernah menulis buku ajar yang dikembangkan dari diktat atau handout, sisanya sebanyak 80% belum melakukannya. Selain daripada itu hanya 10% saja dari mereka yang mampu menerbitkannya walaupun secara self-publishing sedangkan 90% belum pernah melakukannya bahkan mereka (100%) belum ada yang berhasil menulis buku ajar dan diterbitkan oleh penerbit buku.

Dari sekian data yang diperoleh tentang produktivitas para guru tersebut dalam menghasilkan buku ajar, ternyata diketahui bahwa 90% dari mereka memiliki kesulitan untuk menulis buku ajar, walaupun masih ada 10%-nya yang memiliki motivasi kuat dan keinginan besar untuk merealisasikannya. Kesulitan dan kendala itu berupa kurangnya motivasi diri, kesempatan, dan kemampuan teoretis tatacara menulis buku ajar.

Hal tersebut terbawa ke dalam proses penulisan buku ajar itu sendiri, sehingga 100% dari mereka mengalami kesulitan ketika menulis buku ajar itu. Di samping itu yang memperkuat alasan dan menimbulkan kesulitan dalam menulis buku ajar adalah karena hanya 30% dari mereka yang pernah mengikuti pelatihan cara menulis buku ajar dan sisanya 70% belum pernah.

Selanjutnya sebagai upaya solusi dan menciptakan resolusi positif atas problematika dalam penulisan buku ajar, maka 100% dari mereka sudah meniatkan diri dengan motivasi tinggi untuk bisa menulis buku ajar dan 90% dari mereka merencanakan secara matang untuk menghasilkan buku ajar minimal satu buku dalam satu tahun, sebaliknya hanya 10% saja dari mereka yang tidak merencanakan seperti itu.

Bagaimana dengan pengalaman mereka menulis ebook? Berdasarkan hasil survei terhadap 10 orang guru di sekolah tersebut diketahui bahwa hanya 20% dari mereka yang pernah menulis ebook dan sisanya 80% belum. Diketahui juga bahwa baru 30% guru yang pernah ikut pelatihan cara membuat ebook dan 70% belum. Selanjutnya mereka berpendapat bahwa pelatihan penulisan ebook itu memberi pengetahuan dasar dan semangat untuk menulis. Dari data tersebut diketahui 80% guru mengatakan YA dan 20% mengatakan TIDAK. Alasan dari yang mengatakan YA diketahui bahwa pelatihan mampu mendorong mereka untuk berkarya karena punya motivasi dan pengetahuan yang siap pakai, sedangkan bagi yang mengatakan TIDAK adalah karena sudah menjadi hal biasa bahwa semangat dan hangatnya niat itu muncul ketika sedang ikut pelatihan. Adapun ketika mereka sudah selesai pelatihan, niatnya kendur dan semangat pun luntur, sehingga tidak siap tempur untuk melembur membuat ebook tersebut. Cerita dari mereka yang berhasil walaupun hanya 10%, mereka mampu membuat lebih dari satu ebook setelah pelatihan dilaksanakan dan 90% dari mereka belum berhasil meraihnya.

Berkaitan dengan program penulisan buku berbasis ebook ini, berdasarkan survei diketahui bahwa hanya 30% dari mereka yang baru mengenal Aplikasi FLIPHTML5 dan sisanya 70% belum mengenalnya. Bukti pendukung lainnya berkaitan dengan penggunaan aplikasi converter naskah buku lainnya menjadi ebook ini diketahui bahwa 20% dari mereka pernah menggunakannya dan 80% belum pernah. Kemudian ketika ditanya tentang efektivitas Aplikasi FLIPHTML5 sebagai ebook converter, 90% dari mereka menyatakan YA dan hanya 10% yang mengatakan TIDAK.

Selanjutnya diketahui bahwa setelah pelaksanaan program penulisan buku ajar berbasis ebook dengan Aplikasi FLIPHTML5 ini 90% dari mereka akan menulis naskah buku dan mengonversinya dengan aplikasi tersebut dan 10% belum. Sebagai akhir dari kegiatan ini diketahui bahwa program penulisan buku ajar berbasis ebook dengan Aplikasi FLIPHTML5 100% sangat membantu para guru dalam menulis buku ajar dan konversi ke ebook sebagai sebuah upaya penting untuk menghantarkan guru menjadi penulis buku ajar elektronik (e-coursebook) yang aktif dan produktif.

Rudi Hartono, penulis adalah Guru Besar Linguistik Penerjemahan pada Jurusan Bahasa dan Sastra Inggris FBS UNNES; pemerhati bidang penerjemahan dan penulisan buku ajar.

Rahmat Petuguran adalah pemimpin redaksi PORTALSEMARANG.COM. Selain aktif di dunia jurnalistik, ia juga aktif menjadi peneliti bahasa. Sebagai peneliti bahasa ia menekuni kajian sosiolinguistik dan analisis wacana. Kini sedang melanjutkan studi di Program Doktor Ilmu-Ilmu Humaniora (Linguistik) Universitas Gadjah Mada.

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Trending