Connect with us

Pergaulan bebas semakin meningkat di setiap wilayah nusantara. Upaya dari pihak berwajib untuk membubarkan pergaulan bebas di tiap wilayah sudah gencar dilakukan, namun tetap sedikit yang sadar akan penyakit masyarakat itu.

Pergaulan bebas sendiri merupakan salah satu perilaku menyimpang akibat dari lingkungan sosial di sekitarnya. Pergaulan bebas memiliki pengaruh yang sangat besar pada terhadap perubahan karakter anak bahkan sampai menghilangkan karakter asli anak. Lingkungan merupakan salah satu faktor yang dapat merubah sikap seseorang sesuai dengan lingkungan yang ia tempati. Jika lingkungan itu memiliki pengaruh positif maka akan mendapat perubahan yang positif juga, namun jika pengaruh tersebut negatif maka akan berubah ke arah negatif juga. Untuk itu peran orang tua sangat berpengaruh untuk mengkontrol dengan siapa anaknya bergaul.

Sayangnya, masih banyak orang tua yang lalai dari tanggung jawabnya sebagai pembimbing sekaligus pendidik bagi anaknya. Sebagai contohnya saja masih banyak anak-anak yang salah pergaulan. Bahkan, pada akhirnya anak tersebut melakukan tindakan kriminal.

Dilansir dari Detik.com, Sabtu (01/02/2020), pada bulan Februari dikabarkan seorang anak menganiaya ibu kandungnya sendiri karena tidak diberi uang oleh ibunya.  Awal mula kejadian si pelaku mendatangi rumah ibunya dalam keadaan mabuk, kemudian meminta uang Rp. 2 juta kepada ibunya. Akan tetapi, ibunya menolak dengan alasan tidak memiliki uang. Lalu pelaku mengambil sebuah parang dan mengayunkannya ke ibunya namun masih bisa ditahan oleh saksi dan kemudian ibu pelaku dapat melarikan diri dari pelaku. Bagaimana bisa anak yang sudah dibesarkan dan dididik oleh ibunya bisa menjadi seperti itu sampai berniat membunuh ibunya sendiri.

Tidak hanya kasus penganiayaan yang disebabkan oleh pergaulan bebas, namun banyak yang menjadi korban dari pergaulan bebas seperti hamil di luar nikah, penggunaan obat obatan terlarang, tawuran, bullying, dan semua yang mengarah pada tindakan kriminal. Maka dari itu, seharusnya ini dijadikan renungan sekaligus perhatian bagi para orang tua yang kurang memperhatikan anaknya dalam bergaul dengan lingkungannya. Anak yang sudah mulai menginjak remaja akan mudah mengikuti lingkungannya yang disuka.

Anak-anak ketika menginjak bangku SMP cenderung mengalami perkembangan perilaku yang pesat terhadap lingkungannya. Hal ini terjadi karena ketergantungan sosial anak-anak usia di atas 10 tahun sudah memiliki rasa ingin tahu yang tinggi terhadap lingkungan di sekitarnya. Mereka sedang mengalami fase adaptasi lingkungan luar yang ingin mereka ketahui.

Secara Psikologis, ketika anak sudah menyukai hal yang ia anggap menarik, maka anak itu akan mencari tahu lebih dalam lagi hal tersebut. Apabila anak tersebut menyukai hal yang mengarah pada  pergaulan bebas, maka ia terancam masa depannya.

Maka dari itu, kontrol dari orang tua sangatlah penting di fase perkembangan anak. Faktor-faktor yang menyebabkan orang tua lalai dalam mengontrol anaknya antara lain, sibuk bekerja, ekonomi yang kurang mampu, kurangnya pengetahuan dalam membimbing dan mendidik anak, pemilihan sekolah yang tidak tepat. Tak jarang beberapa kesalahan orang tua menyerahkan semua kebutuhan anak kepada pihak sekolah dan guru saja. Seperti yang kita ketahui bahwa waktu yang lebih banyak dilakukan oleh anak adalah di rumah bersama keluarganya.

Keluarga memiliki peranan utama di dalam mengasuh anak, di segala norma dan etika yang berlaku dalam lingkungan masyarakat (Effendi, 1995). Maka dari itu, Ciptakan budaya yang harmonis dalam keluarga. Keluarga juga merupakan faktor yang menyebabkan anak salah bergaul. Maka dari itu, keluarga yang harmonis akan membuat anak merasa nyaman dan aman. Sebaliknya, jika dalam keluarga banyak masalah dan pertengkaran, maka anak akan merasa kecewa dan tertekan yang pada akhirnya anak tersebut mencari hal-hal di luar yang mengarah pada pergaulan bebas.

Untuk itu, Peran orang tua secara psikologi sangat penting. Misalnya seperti orang tua mendukung, mengawasi, dan memperhatikan perilaku dan sikap anak di dalam kehidupan sehari harinya. Hindari anak dari semua tekanan yang dapat menimbulkan anak merasa tidak nyaman dalam keluarga. Berikan waktu luang kepada agar dapat mengutarakan isi hatinya. Terapkan kedisiplinan anak sejak kecil, namun bukan berarti disiplin dalam artian pemberian hukuman. Disiplin yang dimaksud adalah jika membiasakan anak taat pada hal hal yang memiliki manfaat untuk dirinya dan orang lain.

Kunci dalam peranan orang secara psikologis yakni konsisten. Jika orang tua melakukan hal itu semua secara konsisten maka psikologis anak akan stabil dan memiliki kesadaran dalam bergaul seperti mampu memilih mana lingkungan sehat dan mana lingkungan yang tidak sehat.

Dalam hal ini, orang tua merupakan seorang guru bagi anaknya di rumah. Orang tua yang mengajarkan anaknya bagaimana memilih lingkungan luar yang sehat dan pergaulan yang sehat. Selain mengajarkan, orang tua juga harus memberikan contoh yang baik sehingga menjadi panutan bagi anaknya sendiri.

 

[Andika Putra Pututama]

Artikel ini merupakan latihan menulis di kelas jurnalistik mahasiswa Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan , FIP UNNES

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Trending