Connect with us

Saya sebagai mahasiswa jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia perlu mempelajari ilmu Sosiolinguistik, yaitu ilmu yang mengkaji bahasa dari aspek eksternal bahasa atau mengkaji bagaimana bahasa itu di masyarakat karena bahasa adalah medium utama dalam berkomunikasi. Jika tidak ada bahasa, maka masyarakat akan kesusahan menyampaikan pesan kepada orang lain.

Khususnya saja saya sebagai mahasiswa, bahasa tidak hanya dipelajari dari segi internal bahasa saja atau teori tentang bahasa saja, namun saya juga harus mengetahui bagaimana implementasi bahasa di dalam masyarakat, bagaimana perkembangan bahasa di masyarakat, apa saja masalah bahasa atau komunikasi yang terjadi di masyarakat. Itu semua ada pada kajian sosiolinguistik.

Manfaat yang saya dapatkan adalah dari segi keilmuan atau pengetahuan saya mendapatkan ilmu yang banyak tentang bahasa di masyarakat, seperti apa itu sosiolinguistik dan apa fungsi serta peran ilmu tersebut dalam masyarakat, bagaimana bahasa dengan masyarakat, bagaimana peristiwa tutur dan tindak tutur, variasi dan ragam bahasa di masyaraakat, bilingualisme dan diglosia, alih kode dan campur kode, masyarakat interferensi, kendala-kendala bahasa atau komunikasi yang terjadi pada masyarakat, perubahan, pergeseran, dan pemertahanan bahasa, perbedaan masyarakat bahasa dengan masyarakat tutur dan lain-lain. Saya mendapatkan ilmu dan pengetahuan yang luar biasa tentang mata kuliah interdisipliner ini.

Dari kajian masalah-masalah komunikasi yang terjadi pada masyarakat, awalnya saya hanya mengetahui secara umum saja. Namun setelah mengikuti perkuliahan ini, saya mengetahui apa penyebab hal itu terjadi. Selain itu, juga saya mengetahui beberapa kata-kata Jawa yang digunakan sebagai contoh dalam mata kuliah ini. Itu adalah sesuatu hal yang baru dan menjadi ilmu baru bagi saya.

Saya tidak hanya mempelajari ilmu dan mencari contoh sesuai dengan lingkungan saya saja, namun disini saya juga menemukan budaya baru, bahasa baru, dan dialek baru. Sehingga saya mendapatkan banyak contoh langsung dari bahasa Jawa dan mengasah otak saya untuk mencari contoh yang sesuai dengan bahasa sehari-hari saya yaitu bahasa Minang dan Mandailing.

Dari segi manfaat dalam implementasi kesehariannya, saya juga mendapatkan banyak manfaat. Salah satu manfaat yang sangat besar dalam diri saya adalah, melalui ilmu sosiolinguistik saya mengimplementasikannya dalam keseharian saya di Jawa. Bahasa dan Kebudayaan. Hal ini dapat saya rasakan pengaruhnya dalam komunikasi saya dengan teman-teman yang berada di Jawa.

Saya mendapatkan sentuhan kebudayaan dan bahasa yang baru disini. Selain itu, saya juga merasakan pergeseran bahasa. Saya asli suku minang yang sehari-harinya menggunakan bahasa minang berubah menjadi bahasa Jawa atau hanya Indonesia, meski bahasa Jawa saya masih terbata-bata. Ketika saya di Padang, saya menggunakan bahasa minang sebagai bahasa sehari-hari.

Namun, setelah sampai di Semarang, saya menggunakan bahasa Indonesia dan sesekali saya menggunakan beberapa kata dalam bahasa Jawa, hal inilah yang disebut pergeseran bahasa. Selain itu, selama di Jawa saya juga mengimplementasikan campur kode dan alih kode. Alih kode adalah gejala peralihan pemakaian bahasa karena berubahnya situasi. Ketika saya bersama teman saya yang sama-sama berasal dari Padang, terkadang kami menggunakan bahasa minang dalam berkomunikasi sehari-hari.

Namun, ketika teman saya dari Bali datang, maka yang awalnya kami berbahasa minang beralih menjadi bahasa Indonesia agar teman dari Bali memahami apa yang kami sampaikan sehingga masalah-masalah komunikasi tidak terjadi.

Kemudian, saya juga melakukan campur kode. Hal ini terbukti ketika saya bertemu dengan teman Jawa, saya menggunakan bahasa Indonesia dan sesekali masuk serpihan jawa didalamnya. Saya juga terkadang melakukan interferensi dalam berbahasa, baik itu pada tingkat morfologis, fonologis, dan sintaksis.

Jadi, saat ini saya telah mengetahui bahwa fenomena-fenomena yang terjadi pada diri saya sendiri maupun masyarakat dalam berbahasa adalah sebuah ilmu bahasa, yaitu sosiolinguistik. Sehingga hal ini tidak hanya sebagai pengetahan bagi saya namun mengarahkan saya bagaimana bersikap terhadap bahasa, bagaimana menginterpretasi bahasa, bagaimana menghadapi kendala-kendala berbahasa di masyarakat. Selain itu, saya tidak hanya mengalami tetapi  juga mengetahui ilmunya. Selain itu saya juga mengetahui ilmu lain yang berkaitan dengan sosiolinguistik.

Citra Mandasari,
mahasiswa Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Negeri Padang (UNP)

Gambar: scottmckelvey.com

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Trending