Connect with us

Muda & Gembira

5 Sebab Mahasiswa Tak Bisa Tenang di Minggu Tenang

Published

on

Minggu tenang? O, yeaaaah! Buat mahasiswa, ini minggu paling keren di dunia. Kuliah sudah selesai, ujian akhir semester belum mulai.

Idealnya sih, minggu tenang bisa digunakan untuk pulang kampung. Ketemu ortu, ponakan yang ngegemesin, atau mantan pacar. Hehehe. Minggu tenang juga bisa dipakai buat berlibur. Naik gunung atau camping di pantai.

Tapi, semua kenikmatan itu tidak akan bisa dinikmati kalau ada tanggungan yang belum diselesaikan. Ada 5 hal yang bisa membuat kamu justru tidak tenang di minggu tenang.

1. Tugas Kuliah Masih Numpuk

Di akhir semester, tugas kuliah tumbuh seperti cendawan di musim hujan. Bener nggak tuh? Nggak tahu kenapa, dosen-dosen kompak banget ngasih tugas di akhir perkuliahan.

Idealnya sih, begitu tugas diberikan, malamnya langsung dikerjakan. Biasanya sih tugas kuliah bisa dikerjakan semalam. Kalau itu memang perlu riset, ya dua atau tiha hari selesai lah.

Tapi, yang namanya mahasiswa, kadang-kadang terserang penyakit tarsok (entar – besok). Mau kerjakan tugas, bawaannya males mulu. “Ntar aja akh,” batinnya. “Besok aja akh.”

Nah, akibat ditunda terus, tugas kuliah jadi numpuk. Saat minggu tenang, kamu malah kepikiran tugas terus. Hmmm.

2. Makalah Masih Setengah Jadi

Salah satu hobi dosen adalah nyuruh mahasiswa bikin makalah. Ada-ada aja tema yang mereka minta. Konon, buat menguji daya analisis mahasiswa. Biar jadi mahasiswa yang analisisnya oke.

Iya, sih. Tapi kadang-kadang tugas makalah kelewat banyak jumlahnya. Terpaksa lah dikerjain saat minggu tenang.

Nggak enaknya tuh, pasa bikin makalah mandek di tengah jalan. Sebabnya macem-macem. Kadang gak mood, kadang kurang referensi, kadang tiba-tiba lupa ingatan (halah lebay!). Nah, kalau sudah begini, minggu tenang bakal berubah jadi minggu horor.

3. Laporan Praktiktum Belum Dibuat

Kalau yang ini langganan mahasiswa jurusan Kimia, Biologi, Teknik, Kedokteran, sama Keperawatan. Praktik di lab sebenarnya asyik. Kadang-kadang berasa seperti main-main. Senyawa ini dicampur ini jadinya bakal begini. Asyik deh.

Nah, yang bikin gak asyik adalah, tiap habis praktik kita harus bikin laporan. Laporannya agak ribet lagi. Harus dimulai dari latar belakang, teori ini itu, sampai hasil eksperimen. Kalau ini nggak segera diselesin, laporan praktikum bakal jadi hantu yang mengganggu ketenangan. Lahir batin.

4. Rapat di Organisasi Kampus

Kalau yang ini biasanya dialami mahasiswa aktivis. Semua tugas sudah diselesaikan. Laporak praktikumjuga sudah dikumpulkan. Kamu sudah berkemas-kemas untuk liburan. Eh, ketua BEM telefon supaya nanti malam rapat. Busyeet!

Penginnya sih tetap kabur, eksekusi rencana liburan. Tapi, demi organisasi tercinta, terpaksa harus nunda liburan. Dan, minggu tenang harus dilewatkan dengan rapat.

 5.  Harus Latihan Drama

Mahasiswa sastra punya tradisi bikin pentas drama di akhir semester ganjil. Jangan kira nyiapin drama tuh gampang. Ribet ternyata.

Awalnya kita harus pilih atau bikin naskah. Setelah itu, casting. Lalu, dalam beberapa bulan harus latihan intensif pendalaman karakter. Belum lagi berburu properti, cari sponsor, dan pasang iklan di mana-mana.

Nah, kalau pentasnya harus dilaksanakan saat akhir semester, latihan drama bisa membuat minggu tenangmu penuh terisi latihan. Jangankan bisa liburan ke Karimun Jawa seminggu, makan aja keinget dialog. Hahahaha. Iya, nggak?

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Trending