Connect with us

News

Pemanfaatan Minyak Jelantah Menjadi Lilin Aromatherapy untuk Meningkatkan Produktivitas di Desa Bergas Kidul

Published

on

Mahasiswa Universitas Negeri Semarang (Unnes) yang tergabung dalam kelompok KKN Giat 9 menyelenggarakan kegiatan kreatif dan inovatif di Desa Bergas Kidul. Kegiatan tersebut berupa pembuatan lilin aromaterapi dari minyak jelantah, bertempat di rumah Kepala Dusun Krajan.

Kegiatan ini diikuti oleh para ibu rumah tangga dari masing-masing RT di Dusun Krajan, dengan RW 1 yang terdiri dari 5 RT dan RW 2 yang terdiri dari 6 RT, setiap RT mengirimkan dua perwakilan untuk berpartisipasi dalam kegiatan tersebut. Sehingga kegiatan tersebut dihadiri sejumlah 22 ibu rumah tangga untuk mengikuti kegiatan berbasis pelatihan ini.

Kegiatan tersebut dimulai dengan melakukan sosialisasi terkait pentingnya pengelolaan limbah rumah tangga dan manfaat dari minyak jelantah yang nantinya diolah menjadi lilin aromaterapi. Minyak jelantah merupakan minyak limbah yang bisa berasal dari jenis-jenis minyak goreng seperti halnya minyak jagung, minyak sayur, minyak samin dan sebagainya, minyak ini merupakan minyak bekas pemakaian kebutuhan rumah tangga umumnya.

Minyak goreng bekas adalah minyak goreng yang sudah digunakan berulang-ulang (4 kali) pemakaiannya dan minyak tersebut sudah turun kualitasnya. Pembuangan minyak jelantah secara sembarangan dapat mencemari lingkungan, terutama tanah dan air. Mengolah minyak jelantah menjadi lilin aromaterapi adalah salah satu cara inovatif untuk mengatasi masalah limbah ini.

Beberapa manfaat dari pengolahan minyak jelantah menjadi lilin aromaterapi adalah sebagai berikut.

Pertama, pemanfaatan limbah: minyak jelantah yang biasanya menjadi limbah dapat dimanfaatkan kembali menjadi produk yang berguna

Kedua, aromaterapi: lilin aroma terapi dapat membantu menciptakan suasana yang nyaman dan menenangkan. Aroma yang keluar dari lilin dapat mengurangi stress dan meningkatkan kualitas tidur

Ketiga, peningkatan produktivitas: pembuatan lilin aromaterapi dapat menjadi kegiatan produktif bagi masyarakat, terutama ibu rumah tangga, yang dapat menghasilkan tambahan pendapatan.

Setelah mendapatkan materi tentang pentingnya pengolahan limbah rumah tangga dan manafaatnya, kemudia dilanjutkan dengan memberikan demonstrasi pembuatan lilin aromaterapi yang dipimpin oleh Mohammad, mahasiswa program studi Teknik Kimia Unnes.

Dalam pelaksanannya terdapat beberapa hal penting yang harus dipersiapkan sebelum membuat lilin aromaterapi yakni peralatan dan bahan penunjang. Bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan lilin aromaterapi ini adalah minyak jelantah, arang, asam stearat, pewarna atau crayon, serta pewangi. Sedangkan peralatan yang digunakan meliputi kompor, panci, cetakan lilin, benang katun sebagai sumbu lilin, dan saringan.

Proses pembuatan dimulai dengan menyaring minyak jelantah menggunakan arang untuk menghilangkan kotoran dan bau tak sedap. Minyak yang sudah direndam selama 1 malam ?? dan dipastikan sudah bersih kemudian dicampur dengan asam stearat, pewarna, dan pewangi. Campuran tersebut dipanaskan hingga mencair dan merata, lalu dituangkan ke dalam cetakan yang sudah dilengkapi dengan sumbu lilin dari benang katun. Setelah lilin mengeras, lilin aromaterapi siap digunakan.

Ganjar Pitoyo, Kepala Dusun Krajan, menyampaikan apresiasinya terhadap kegiatan ini. “Kami sangat berterima kasih kepada mahasiswa Unnes yang telah membawa inovasi ini ke desa kami. Kegiatan ini tidak hanya bermanfaat untuk mengurangi limbah minyak jelantah, tetapi juga memberikan peluang ekonomi baru bagi warga desa,” ujarnya.

Melalui kegiatan ini, diharapkan warga Desa Bergaskidul dapat memanfaatkan limbah rumah tangga menjadi produk yang bernilai ekonomis, meningkatkan produktivitas, dan kreativitas para ibu yang mengikuti kegiatan pelatihan ini. Antusiasme dan semangat para ibu tampak ketika proses pembuatan lilin aromaterapi dilakukan.

Rahmat Petuguran adalah pemimpin redaksi PORTALSEMARANG.COM. Selain aktif di dunia jurnalistik, ia juga aktif menjadi peneliti bahasa. Sebagai peneliti bahasa ia menekuni kajian sosiolinguistik dan analisis wacana. Kini sedang melanjutkan studi di Program Doktor Ilmu-Ilmu Humaniora (Linguistik) Universitas Gadjah Mada.

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Trending