Connect with us

Sejarah

Stasiun Tawang, Peninggalan Belanda yang Indah dan Berguna

Published

on

STASIUN TAWANG  adalah satu di antara dua stasiun kereta yang berada di Semarang. Stasiun ini mengangkut penumpang yang akan naik kereta bisnis dan eksekutif. Stasiun Tawang berada di bagian utara Kota Lama, tepatnya di jalan Taman Tawang nomor 1, Semarang, Telepon: (024)3544544.

Dulu Stasiun Tawang dibangun untuk menggantikan fungsi Stasiun Tambak Sari di Pengapon yang dinilai tidak lagi dapat memenuhi kebutuhan jumlah pengguna. Itu lantara pada 1870 jalur kereta Semarang-Solo-Yogyakarta selesai dibangun sehingga jumlah penumpang semakin banyak.

Pada awal pengoperasian, tidak ada rel kereta yang menghubungkan Stasiun Tawang dengan Stasiun Poncol. Sebab, kedua stasiun tersebut merupakan kopstation (stasiun ujung dari sebuah jalur rel kereta). Stasiun Tawang memiliki jalur kereta ke arah Solo dan Yogyakarta serta memiliki jalur khusus ke kantor NIS (sekarang menjadi Lawang Sewu), sedangkan Stasiun Poncol memiliki jalur ke arah Cirebon.

Selain itu, dulu Stasiun Tawang dengan Poncol adalah dua stasiun milik dua perusahaan kereta-api yang berbeda. Tawang milik NIS dan Poncol milik SCS. Kedua stasiun baru terhubung ketika masa pendudukan Jepang.

Hingga sekarang, kondisi fisik Stasiun Tawang tidak mengalami perubahan signifikan. Perubahan besar yang terjadi justru pada lapangan di depan stasiun yang kini diubah menjadi polder Kota Lama. Sebelumnya, lapangan tersebut berfungsi sebagai ruang terbuka kawasan Kota Lama yang digunakan untuk tempat upacara, olah raga, dan sebagainya.

Dari kejauhan akan tampak bangunan Stasiun Semarang Tawang yang memanjang dari arah barat ke timur. Di seberang jalan terdapat polder Kota Lama yang berfungsi sebagai penampung air rob dan banjir di daerah Kota Lama.

Pada beberapa bagian atap terdapat kubah yang menunjukkan gaya arsitektur populer pada masa pemerintahan Hindia Belanda. Bentuknya mirip atap Gedung PTP yang juga berada di Kota Lama Semarang.

Garis lengkung dan persegi merupakan bidang yang dominan pada ornamen dinding Stasiun Tawang. Kanopi yang menaungi pintu masuk utama, menambah kesan eksklusif stasiun ini.

Mulai Juli 2009 Stasiun Tawang ditetapkan PT Kereta Api Indonesia (PT. KAI) sebagai bangunan cagar budaya. Penetapan ini dilakukan setelah ada peraturan tentang pelestarian bangunan kuno terhadap kondisi fisik stasiun. Salah satu penerapan peraturan tersebut yang kini dilaksanakan adalah restorasi Stasiun Tawang agar kualitas bangunan dan kebersihan tetap terjaga.

Rencana restorasi meliputi penggantian lapisan dinding stasiun yang sudah mulai berkerak dan retak-retak. Bahan pengganti lapisan dinding tersebut menggunakan semen abu-abu atau portland cement (PC) dan di-finishing cat tembok emulsi. Salah satu ruangan yang segera direstorasi dindingnya adalah lobi utama stasiun karena ruangan ini adalah yang paling sering digunakan pengguna jasa stasiun.

Lobi ini dirancang sesuai fungsi stasiun Semarang Tawang, yakni sebagai pintu masuk utama Kota Semarang bagi pengunjung dari luar kota. Restorasi ini menyadarkan betapa pentingnya pelestarian bangunan stasiun sebagai aset dan bagian dari sejarah perkeretapian Indonesia.

Sumber foto: F Sofyan

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Trending