Komunitas
Pelatuk Bird Study Club (BSC)
Ada-ada saja yang orang lakukan untuk menyalurkan hobinya. Biaya mahal dan badan lelah seperti tidak peduli. Pelatuk Bird Study Club (BSC) salah satunya. Mereka rela melancong ke Madura, Taman Nasional Baluran di Banyuwangi, Gunung Merapi, Pulau Panjang di Karimunjawa, hingga Pulau Sempu Malang sekadar untuk “mengintip” aktivitas burung.
BSD berdiri sekitar tahun 2005. Awalnya hanya terdiri dari beberapa orang yang punya hobi “mengintip” kehidupan burung. Lama-kelamaan, anggotanya terus bertambah. Saat ini setidaknya sudah ada 25 orang.
Panji, ketua Pelatuk BSD mengungkapkan, kegemaran melihat burung berawal dari kesukaannya mempelajari binatang berordo aves itu dari buku dan film. Lama-kelamaan ia tertantang untuk melihat burung asli di habitat aslinya. “Burung itu kebih mudah diamati dan jumlahnya masih relatif banyak,” katanya.
Untuk membiayai hobi itu, anggota BSD mengaku harus kerja keras mengumpulkan dana. Sebab, sekali perjalanan mereka bisa di hutan hingga 3 hari. Selama itu mereka perlu biaya transportasi, makan, dan perlengkapan penelitian. Karena itu, mereka sering tekor dan harus patungan. “Kalau yang itu ndak pernah ketinggalan,” ucapnya seraya tertawa.
Saat tidak ada jadwal keluar malakukan pengamatan, BSC biasanya berkumpul untuk sekadar bertukar pikiran. “Mendata jenis-jenis burung di tmpat ternetu, kadang juga sharing tentang kehidupan burung,” lanjut laki-laki kelahiran Wonosobo ini.
Sesekali mereka juga mengikuti perlombaan pengamatan burung di berbagai universitas. “Juli tahun lalu kita ikut perlombaan pengamatan burung di Taman Nasional Baluran. Itu lomba bertaraf nasional dan alhamdulillah dapet juara 3,” lanjutnya.
Nama Pelatuk, menurut Panji, sebenarnya bukan representasi kegiatan mereka. Sebab, di lapangan mereka tidak hanya mengamati Pelatuk. Semua burung, terutama yang langka, menjadi sasaran pengamatan mereka. “Katanya dulu karena pendiri BSC terkesan melihat keindahan burung Pelatuk, terus di jadikan nama deh,” lanjutnya.
Menurut Panji, mereka akan sangat puas jika berhasil mengamati tingkah laku burung langka. Selain karena jarang dilihat, burung-burung yang mereka temukan akan didata untuk ditambahkan dalam direktori. “Burung elang laut perut putih contohnya, itu hewan dilindungi. Cites Apendiks II. Itu kami lihat di pulau Sempu, Malang,” pungkas Panji. PortalSemarang.com
-
Muda & Gembira10 years ago
Kalau Kamu Masih Mendewakan IPK Tinggi, Renungkanlah 15 Pertanyaan Ini
-
Lowongan10 years ago
Lowongan Dosen Akademi Teknik Elektro Medik (ATEM), Deadline 24 Juni
-
Muda & Gembira10 years ago
Inilah 10 Sifat Orang Ngapak yang Patut Dibanggakan
-
Muda & Gembira10 years ago
Sembilan Kebahagiaan yang Bisa Kamu Rasakan Jika Berteman dengan Orang Jepara
-
Muda & Gembira10 years ago
SMS Lucu Mahasiswa ke Dosen: Kapan Bapak Bisa Temui Saya?
-
Muda & Gembira11 years ago
Inilah 25 Rahasia Dosen yang Wajib Diketahui Mahasiswa
-
Kampus11 years ago
Akpelni – Akademi Pelayaran Niaga Indonesia
-
Kampus13 years ago
Unwahas – Universitas Wahid Hasyim