Connect with us

News

Mau Jadi Wartawan? Ini Nih Sebelas Kompetensi yang Harus Dimiliki

Published

on

cara menulis artikel

Di rubrik Jurnalistik, kemarin kita sudah bahas dasar-dasar Jurnalistik ya. Silakan cek video sebelumnya kalau belum nonton.

Nah, hari ini kita lanjutkan diskusi dengan membahas tentang kompetensi wartawan dan syarat-syarat jadi wartawan.

Oke, di antara kalian ada nggak yang pengin jadi pembawa acara hebat kayak  Najwa Shihab, pengin mewawancara banyak tokoh penting dunia kayak Deasy Anwar, atau jadi wartawan investgasi hebat seperti almarhum Bondan Winarno?

Kok bisa ya mereka punya karier top seperti itu? Gimana ya mereka mulai karier sebagai wartawan? Apa aja sih syarat-syarat yang harus dipeneuhi supaya bisa jadi wartawan?

Untuk jadi wartawan itu gampang-gampang susah. Bisa sebut gampang karena profesi itu tidak mensyaratkan pendidikan formal khusus, misalnya harus dari ilmu komunikasi atau publisistik. Kamu kuliah di jurusan apa aja, bisa kok jadi wartawan.

Tapi nggak gampang banget juga. Soalnya, untuk menjadi wartawan ada sebelas kompetensi yang harus dimiliki.

Sebenarnya, menurut Peraturan Dewan Pers Nomor 1 Tahun 2010 kompetensi wartawan itu dibedakan ke dalam tiga tingkat. Ada wartawan muda, wartawan madya, dan wartawan utama.

Wartawan muda itu wartawan tingkat dasar gitu lah. Tugasnya melakukan liputan dan melaporkan hasil liputannya. Untuk jadi wartawan muda ada tujuh kompetensi minimal yang harus dipenuhi.

Wartawan madya itu setingkat redaktur, kordinator liputan atau redaktur pelaksana (redpel). Kompetensi minimalnya ada sepuluh.

Kalau wartawan utama itu setingkat redpel senior, wakil pemimpin redaksi, dan pemimpin redaksi. Kompetensi minimal yang harus dimiliki ada 13.

Nah, dalam Peraturan Dewan Pers itu disebutkan ada yang namanya kompetensi kunci. Kenapa disebut kompetensi kunci? Tampaknya karena sebasl kompetensi inilah yang jadi kunci sebuah kerja jurnalistik bisa berjalan.

Karena itu, kalau kalian mau berkarier sebagai jurnalis, dari sekarang baiknya mempelajari sebelas kompetensi ini.

Terus, apa saja sih 11 kompetensi itu? Yuk kita bahas satu per satu.

Pertama, wartawan harus memahami dan menaati etika jurnalistik.

Ini penting banget karena profesi wartawan itu kemuliaannya terletak di etika. Kalau wartawan nggak mematuhi etika, bisa terjerumus ke fitnah dan hoaks. Makanya, syarat yang dasar banget buat wartawan itu tahu dan memathu etika jurnalistik.

Kedua, wartawan harus bisa mengidentifikasi masalah terkait yang memiliki nilai berita.

Berita kan ditulis untuk melayani masyarakat pembaca ya? Jadi, wartawan harus tahu dong mana informasi yang dibutuhan dan menarik bagi masyarakat. Ada ilmunya untuk bisa membedakan info mana yang diperlukan dan tidak diperlukan pembaca.

Ketiga, wartawan harus bisa membangun dan memelihara jejaring dan lobi.

Wartawan itu tugasnya mengumpulkan, mengolah, dan menyeberluaskan informasi. Jaringan itu penting banget karena membantu wartawan mengetahui berbagai hal. Makanya, wartawan sebaiknya punya kenalan di mana-mana. Selain jejaring, juga harus bisa lobi.

Keempat, wartawan harus menguasai bahasa.

Menyajikan berita itu kan dengan bahasa. Tepatnya bahasa jurnalistik. Jadi, wartawan harus bisa menggunakan bahasa jurnalistik dengan baik dong. Supaya beritanya komunikatif, gampang dipahami.

Kelima, wartawan harus bisa mengumpulkan dan menganalisis informasi.
Kegiatan mengumpulkan informasi itu biasanya disebut reportase. Bisa dengan observasi, dokumentasi, wawancara. riset, atau investigasi. Di tingkat awal sih, minimal ya bisa observasi sama wawancara deh.

Keenam, wartawan harus bisa menyajikan berita.
Kalau wartawan cetak, ya harus bisa nulis. Kalau wartawan media elektronik ya harus bisa merekam video dong.

Syarat ketujuh, wartawan harus bisa menyunting berita.

Ingat, menyunting ya, bukan mempersunting. Menyunting itu bisa menyunting bahasa, supaya bahasanya komunikatif. Bisa menyunting isi, biar semua informasi yang disajikannya valid dan akurat. Bisa menyunting grafis, biar penyajiannya menarik.

Syarat kedelapan apa ya? Syarat kedelapan adalah mampu merancang rubrik atau kanal halaman pemberitaan.

Dalam sebuah media, berita itu kan nggak cuma satu ya. Banyak. Nah, supaya berita-berita itu bisa disajikan secara sistematis, biasanya dikelola dalam bentuk rubrikasi atau kanal. Dengan cara itu pembaca jadi lebih muda memilih dan mengakses beriya yang dibutuhkan.

Kesembilan, manajamen redaksi.
Karena jurnalistik itu kerja tim, penting banget untuk mengelola redaksi. Dalam redaksi itu ada pembagian tugas dan tanggung jawab. Tiap wartawan harusnya sadar tugas dan tanggung jawabnya.

Kompetensi kesepuluh adalah menentukan kebijakan dan arah pemberitaan.
Mengelola media itu nggak sekadar liputan dan nulsi berita. Ada kebijakan-kebijakan khusus yang harus diambil, termasuk menentukan sikap terhadap isu tertentu.

Terakhir, wartawan harus bisa menggunakan peralatan teknologi pemberitaan.

Teknologi yang dipakai itu macem-macem ya, bergantung jenis medianya. Di industri media cetak tentu teknologi yang dipakai beda dengan media elektronik dan digital. Nah, biar bisa menjalankan tugas dengan baik, tiap wartawan harus bisa menguasai teknologi yang dibutuhkan.

Nah, itu dia sebelas kompetensi kunci wartawan. Sebelas kompetensi itulah yang harus dimiliki kalau kalian mau jadi wartawan. Kalau tertarik jadi wartawan, yuk mulai pelajari satu demi satu.

Rahmat Petuguran adalah pemimpin redaksi PORTALSEMARANG.COM. Selain aktif di dunia jurnalistik, ia juga aktif menjadi peneliti bahasa. Sebagai peneliti bahasa ia menekuni kajian sosiolinguistik dan analisis wacana. Kini sedang melanjutkan studi di Program Doktor Ilmu-Ilmu Humaniora (Linguistik) Universitas Gadjah Mada.

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Trending