Connect with us

Olimpiade Rio de Jeneiro dibuka pada 6 Agustus lalu. Even olahraga multicabang itu pasti akan menghiasai pemberitaan di berbagai media, baik nasional maupun internasional. Akan ada puluhan, ratusan, atau bahkan ribuan foto atraktif yang siap kita nikmati. Sebagian tayang di media cetak, lebih banyak lagi yang tayang di media online.

Setiap kali menyaksikan foto-foto olahraga, kita sering dibuat kagum dengan kejeniusan fotografernya. Mereka bisa menghasilkan foto yang bernilai berita tinggi, sekaligus memiliki kadar keindahan yang istimewa. Tidak jarang, foto olahraga bisa menunjukkan betapa luar biasanya keterampilan gerak manusia.

Nah, kita patut belajar dari para maestro fotografi olahraga. Di tingkat internasional kita kenal Bob Martin, fotografer yang sudah memperoleh banyak penghargaan untuk hasil jepretannya. Untuk olahraga petualangan, ada nama Michael Clark yang juga bisa kita jadikan guru. Media-media besar Indonesia juga biasanya memiliki fotografer khusus olahraga. Mereka bisa kita jadikan guru.

Dalam olahraga, foto juga memiliki beberapa tipe. Ada foto dokumentasi, foto potrait, juga ada human ineterest. Dalam foto dokumentasi, foto digunakan untuk mengabadikan peritiwa selama pertandingan berlangsung. Foto potrait biasanya adalah foto wajah atlet, penonton, atau siapa pun yang terlibat dalam olahraga. Adapun human interest adalah foto-foto yang memiliki nilai kemanusiaan.

Bagaimana para master fotografer olahraga menghasilkan foto yang ciamik? Pertama, saya harus mengingatkan bahwa pengetahuan terhadap medan adalah hal yang sangat penting. Dengan mengetahui lebih dulu pertandingan seperti apa, seorang fotografer bisa membuat rencana pemotretan. Jika kita memotret balap, kita bisa pilih  tikungan yang paling baik. Kalau kita motret sepakbola, kita bisa pilih sudut terbaik.

Para fotografer biasanya menggunakan lensa tele untuk memotret pertandingan outdor. Lensa tipe ini akan membantu kita “meraih” objek foto, meski si objek berjarak puluhan meter. Untuk memperoleh foto bagus dalam sepakbola, alat ini tidak mungkin ditinggalkan. Meskipun di indor, dalam pertandingan seperti senam, lensa tele sangat membantu.

Pertama, siapkan kamera dalam ISO tinggi. Ini diperlukan karena dalam kebanyakan olahraga, objek yang kita potret bergerak dengan kecepatan tinggi (kecuali catur, hehe). Kita perlu lensa yang responsif terhadap gerak agar bisa mengambil gambar objek yang bergerak. Dengan ISO rendah, kita berisiko memperoleh foto blur yang parah.

Fotografer olahraga profesional menggunakan kecepatan rana sekitar 1/1000 untuk menghentikan gerakan. Pada siang hari, ini akan menjadi sangat sederhana, namun pada malam hari, Anda mungkin perlu Stop F yang lebih cepat. Sebagai kompromi, Anda mungkin perlu meningkatkan ISO kamera Anda. Ini memungkinkan kamera Anda untuk melihat lebih banyak cahaya.

Kedua, temukan ide yang unik. Bagaimana pun, orang akan lebih suka dengan sesuatu yang baru. Kalau foto yang kita buat “itu-itu saja”, orang mungkin akan jenuh dan tidak mau memakainya. Ide akan membuat foto kita jauh lebih berharga. Selalu mencari sudut baru dan ide-ide, meskipun pada even olahraga yang kecil. Dengan mencoba sesuatu yang berbeda, Anda membiarkan kreativitas Anda untuk berkembang dan menangkap sesuatu yang orang lain tidak memiliki.

Ketiga, jangan chimping. Para fotografer mendefinisikan chimping sebagai aktivitas memerika foto yang baru dihasilkan. Aktivitas ini biasanya kita lakukan karena penasaran apakah foto yang kita hasilkan cukup bagus atau tidak. Pada meda yang lambat dan mudah terprediksi, tidak masalah kita melakukan ini. Tapi saat memotret pertandingan olahraga, ini bisa jadi blunder karena kita bisa kehilangan momentum. Sementara kita memeriksa gambar, bisa saja peristiwa puncak justru terjadi.

Keempat, hindari gunakan flash. Penggunaan flash biasanya dilarang. Selain dapat mengalihkan perhatian para pemain, flash  bisa mengganggu penonton.  Ada beberapa pengecualian, termasuk olahraga dalam ruangan, tetapi flash kamera biasanya tidak diperbolehkan.

Untuk olahraga indoor, biasanya dipasang di langit-langit dari gym, memungkinkan suatu jumlah ideal cahaya yang jatuh pada ruangan tempat permainan berlangsung. Saat memotret olahraga outdoor seperti sepakbola atau bisbol, Anda tidak harus menggunakan lampu kilat di depan kamera. Inilah sebabnya mengapa pengaturan ISO sangat penting.

Sekarang, jika kita menembak acara olahraga lokal atau acara tingkat kecil, seperti sepak bola di sekolah tinggi, maka lampu kilat biasanya diterima. Banyak yang memiliki aturan khusus untuk fotografer, jadi sebelum kita mengambil gambar, pastikan untuk membaca peraturan tersebut sehingga kita tahu apa yang boleh dan tidak.

Kelima, para fotografer profesional biasanya membawa semua peralatan yang mereka perluka dalam kondisi siap pakai. Setiap lensa biasanya sudah terpasang dengan body kamera masing-masing. Ini dilakukan karena seringkali tidak ada kesempatan untuk mengganti lensa. Ingat, kebanyakan olahraga adalah adu kecepatan. Peristiwa-peristiwa penting bisa terjadi dalam hitungan detik.

Setelah Anda berada di sela-sela atau di tengah-tengah aksi, maka sulit bagi Anda untuk lari dan mengalami perubahan peralatan. Banyak fotografer olahraga menggunakan salah satu dari tiga hal untuk membawa peralatan mereka saat bekerja yaitu: fanny pack, sistem sabuk (belt) atau rompi.

Rompi Foto yang keren beberapa tahun yang lalu, sekarang tidak praktis lagi dengan semua lensa yang Anda butuhkan bila digunakan untuk membawa dengan cepat. Sistem sabuk lebih baik. Sistem sabuk yang memiliki 6 sarung dapat digunakan pada satu waktu, mulai dari pemegang lensa besar untuk sekejap.

Foto: soultravelmultimedia.com

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Trending