Connect with us

Dosen Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Negeri Semarang (UNNES) Imam Baehaqie dinyatakan lulus sebagai doktor ilmu etnolinguistik dari Universitas Gadjah Mada (UGM). Ia diwisuda pada Rabu (24/1) di Yogyakarta.

Kelulusan ini membuat Imam menjadi doktor bidang etnolinguistik pertama di Universitas Berwawasan Konservasi ini.

Imam meneliti nama-nama makanan dalam sesaji selamatan daur hidup masyarakat Jawa di Wonogiri. Ia berhasil mendeskripsikan sistem tata nama makanan dalam sesaji selamatan daur hidup masyarakat Jawa untuk memaparkan makna nama-nama makanan tersebut.

Imam kemudian menggunakan nama-nama makanan tradisional untuk menjelaskan latar kultural penamaan makanan dalam sesaji selamatan.

Berdasarkan temuannya, Imam menyampaikan bahwa  keanekaragaman nama makanan mengisyaratkan adanya diversitas aktivitas dan gagasan masyarakat pelaku sesaji yang cukup intensif.  Nama-nama makanan ini bermakna sebagai permohonan keselamatan pada saat menjalani fase hidup: kelahiran, pernikahan, dan kematian.

“Relasi antara bahasa dan budaya penuturnya bersifat timbal balik. Artinya, bahasa dapat menentukan keberadaan budaya penuturnya dan keberadaan budaya penutur suatu bahasa dapat menentukan keberadaan sebuah bahasa,” katanya.

Ia menyebutkan, kajian  etnolinguistik terhadap nama makanan  penting dilekaukan untuk mengungkap  sistem nilai dan pesan moral yang dapat dipelajari untuk memperkuat jati diri masyarakat.

Trending