Connect with us

Bertemu buku bagus itu seperti bertemu jodoh: menggetarkan hati. Getaran itu melahirkan energi untuk membahasnya di aneka kesempatan.

Saya merasa beruntung dipertemukan dengan sejumlah buku dahsyat. Buku-buku itu berhasil mengubah perspektif saya terhadap dunia. Pada tingkat tertentu, buku-buku itu membuat saya (merasa) bisa memahami dunia dengan relatif lebih baik.

Karena saya telah merasakan manfaatnya, merekomendasikan buku-buku ini kepada kawan terdekat adalah “sunah”. Berikut daftarnya:

1. Identitas dan Kekerasan (Amartya Sen)

Penulis buku ini adalah seorang ekonom berkebangsaan India, rektor di salah satu perguruan tinggi di Inggris. Meski berlatar ekonomi, tapi dia memiliki analisis yang baik dalam mempersoalkan gejala sosial. Ia berani menentang gagasan-gagasan sosial yang kadung mapan.

Bagi saya pribadi, buku ini membuka mata saya, menjadi sedikit paham bahwa identitas adalah rekayasa sosial tetapi kerap dianggap sebagai sesuatu yang sejati. Di berbagai peradaban, identitas dieksplorasi dan dieksploitasi untuk keuntungan tertentu. Pemahaman yang keliru terhadap identitas adalah penyumbang terbesar konflik, kekerasan, penindasan, dan lainnya.

2. 1984 (George Orwell)

Saking sukanya dengan novel ini, saya berharap Orwell hidup lagi agar bisa menulis novel lain yang tak kalah dahsyat. Inilah novel yang membuat ambisi saya mempelajari bahasa menyala.

Buku ini menyajikan detail yang mengagumkan, bagaimana bahasa, media, dan pengetahuan diinstrumenkan jadi alat kekuasaan.

Gejala fiksi yang diungkap Orwell amat menarik karena sangat riil terjadi di lingkungan tempat saya hidup.

3. Arena Produksi Kultural (Pierre Bourdieu)

Bagian paling mengesankan dari buku ini adalah penjelasan tentang relasi objektivisme dan subjektivisme. Penulisnya, dengan kerumitan tertentu, berhasil menjelaskan kehendak subjek dengan realitas objektif zaman yang melahirkan perilaku.

Bagian lain yang amat mengesankan adalah penjelasannya mengenai sengketa konsep estetis begitu mendalam. Saya jadi tahu, bagaimana keindahan diperebutkan.

4. David and Goliath (Malcolm Galdwell)

Bukan karena isinya, saya mengagumi buku ini karena penulisnya berhasil memeragakan seni analisis tingkat tinggi. Gladwell adalah master dalam hal mempersoalkan hal-hal kecil yang terabaikan menjadi perkara yang penting untuk diperhatikan.

Buku David and Goliath adalah perantara perjumpaan saya dengan karya Gladwell lain. Di karya lain, Outlier misalnya, ia menunjukkan kelincahan bertutur tingkat tinggi. Sebagai penulis, dia seperti guide yang amat sabar mendamping wisatawan menjelajah dunia baru yang akrab sekaligus terasing.

5. Penyambung Lidah Rakyat (Cindy Adam)

Di lingkungan saya tumbuh, Soekarno adalah mitos. Ia hadir dengan aneka kemagisannya. Antara nyata dan imaji, antara sejarah dan fiksi.

Buku ini menghadirkan salah satu sosok paling penting dalam sejarah Indonesia dengan detail. Melalui buku ini saya jadi tahu bagaimana Soekarno mencitrakan diri dan menampilkan diri sehingga menjadi mitos bagi banyak pengagumnya.

Buku bagus lainnya:

6. Orientalisme (Edward Said)
7. Trust Me I’am Lying (Ryan Holiday)
8. Ronggeng Dukuh Paruk (Ahmad Tohari)
9. Identitas dan Kenikmatan (Ariel Heryanto)
10. The Everything Store (Brad Stone)

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Trending