Connect with us
Di kelas, saya sering “dongeng”-kan, bahasa dan kekuasaan berelasi dalam dua bentuk, setidak-tidaknya. Pertama, bahasa jadi instrumen meraih, mempertahankan, sekaligus merontokkan kekuasaan. Kedua, bahasa sebagai tindakan merepresentasikan relasi kekuasaan antaragen yang hidup pada komunitas tertentu.
 
Buku adalah hasil penelitian yang cukup komprehensif utk memahami tipe pertama di atas. Orde Baru menggunakan bahasa untuk menundukkan lawannya, membentuk perilaku tunduk pada aparatusnya, juga memuliakan diri dan kebijakannya.
 
Di pihak lain, mahasiswa tak mau ketinggalan. Untuk menghadapi permainan bahasa penguasa, mereka melawannya dengan bahasa pula. Dalam beberapa hal perlawanan ini lebih menghasilkan daripada berhadap-hadapan dengan tentara dalam sebuah aksi massa.
 
Ini buku yang menarik, saya kira sangat bermanfaat bagi mahasiswa aktivis. Adapun bagi mahasiswa jurusan bahasa, buku ini akan memberi perspektif kajian bahasa yang lebih kontekstual.

Rahmat Petuguran
Pemimpin Redaksi PORTALSEMARANG.COM

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Trending