Connect with us

Muda & Gembira

Tahun 2016, Masih Mau Memenuhi Facebook dengan Foto Selfie?

Published

on

Seorang teman memberi kabar gembira pada hari pertama tahun 2016: dia sudah menghapus sebagian besar foto selfie-nya di Facebook dan Instagram. Kupikir, da mengawali tahun 2016 dengan tindakan yang baik.

Saat kutanya, kenapa? Dia memberi jawaban yang menyenangkan untuk didengarkan: aku ngga butuh lagi. Sesuatu yang nggak ada gunanya, katanya, “ngapain dipiara?”

Lalu dia bercerita panjang lebar: Jadi orang yang keberadaanya diakui itu menyenangkan. Di mana pun kamu berada, orang lain selalu menghargaimu. Ini kebutuhan sosial yang dibutuhkan siapa pun – kecuali orang yang telah memutuskan moksa, jadi pertapa atau biksu kali. Hehehe.

Tapi, penghargaan sosial semacam itu tidak datang dengan gratis lho. Supaya dapat perhatian, orang perlu memiliki nilai lebih. Entah prestasi, ilmu pengetahuan, pengaruh, atau kepribadian.

Orang semacam Chris John mungkin orang yang sudah memiliki daya tarik sosial sangat kuat. Lha, ya jelas, dia kan juara tinju dunia yang sudah mempertahankan gelarnya lebih dari 10 kali. Top! Ke mana pun dia pergi, saya kira orang akan memberinya perhatian, atau bahkan menganggapnya sebagai pahlawan.

Ada pula orang yang menarik karena pengetahuannya. Para kyai, misalnya, mendapat penghormatan yang amat tinggi karena menguasai ilmu agama – meskipun itu bukan Cuma satu-satunya. Ke mana pun mereka pergi, santri akan menruh hormat, mencium tangan. Kalau meninggal, selalu tersedia ratusan santri yang siap berebut memikul keranda kyai itu.

Selain itu, ada orang yang memiliki daya tarik karena memiliki pengaruh yang kuat. Dia memiliki power untuk mengatur dan mengendalikan orang lain.

Inilah kenapa, pejabat-pejabat selalu mendapat perhatian lebih. Mereka memiliki pengaruh, kekuasaan. Jadi ya, lumrah kalau mereka dihormati, terutama oleh anak buahnya yang merasa nasibnya dipengaruhi kebutusan si pejabat.

Ada juga orang yang mempeorleh penghargaan sosial karena kepribadiannya yang bagus. Misalnya, karena dia memiliki kesantunan, orang jadi segan pada dia. Atau, dia ternyata humoris, orang jadi senang dekat dengan dia.

Ya, kurang lebih begitu lah. Untuk mendapatkan penghargaan sosial, orang perlu “modal sosial” yang baik. Gak gratis.

Tapi, ada cara lain kok, yang mudah dan murah. Selfie.

“Kalau kamu cewek, punya tampang yang editable, kamu akan gampang dapetin pujian di Facebook atau Instagram,” katanya. “Sekali posting, ada ratusan like. Ada ratusan komentar juga.”

Dia melanjutkan: “Tapi ya, pujian di foto selfie itu biasanya dari para jomblo berkualitas nanggung.”

Rahmat Petuguran adalah pemimpin redaksi PORTALSEMARANG.COM. Selain aktif di dunia jurnalistik, ia juga aktif menjadi peneliti bahasa. Sebagai peneliti bahasa ia menekuni kajian sosiolinguistik dan analisis wacana. Kini sedang melanjutkan studi di Program Doktor Ilmu-Ilmu Humaniora (Linguistik) Universitas Gadjah Mada.

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Trending