Connect with us

News

Surat Terbuka Keluarga Mahasiswa ITB untuk Joko Widodo

Published

on

Keluarga Mahasiswa (KM) Institut Teknologi Bandung (ITB) mengirim surat terbuak kepada Presiden RI Joko Widodo. Surat ini ditulis berkaitan dengan kekisruhan KPK Versus Polri yang belum mereda.

Sang penulis, yaitu Kementrian Sosial Politik KM-ITB, tampaknya kecewa dengan sikap Presiden dalam menangani kasus itu. Dengan nada satire, surat itu ditulis sebagai kritik yang tajam terhadap Presiden.

Dalam suratnya, mereka bahkan secara terang-terangan menuduh Jokowi ingkar janji. Janji yang diingkari adalah “kabinet ramping”, “kabinat transaksional”, dan kenaikan harga BBM.

Berikut surat KM-ITB untuk Jokowi selengkapnya:

Bapak Joko Widodo yang rupawan, Presiden Indonesia yang terhormat, apa kabar? Kami harap Bapak baik-baik saja dan sehat selalu serta tidak kurang tidur akibat kasus KPK-POLRI- Pemilik Rekening Gendut yang sedang ramai sekali dibicarakan masyarakat Indonesia ini. Semoga ya Pak, Kami khawatir nanti Bapak jadi semakin kurus.

Oh iya Pak, belakangan ini Bapak banyak dicari masyarakat Indonesia. Di lini masa sosial media banyak sekali yang mengatakan #WhereAreYouJokowi atau #KemanaPresidenKita. Mungkin belakangan ini masyarakat kita kurang piknik ya Pak, mereka tidak tahu bahwa Bapak sedang sibuk ke CFD dan blusukan keliling Jakarta seperti yang ada di tulisan ini:

http://news.metrotvnews.com/read/2015/01/25/349560/didesak-tangani-kisruh-kpk-polri-jokowi- memilih-cfd-dan-blusukan

Ah tapi sayangnya kita tidak bisa menyalahkan mereka karena kurang piknik Pak. Seandainya Bapak cepat bersikap dan tegas mengenai kisruh dua institusi Negara ini, pasti para relawan dan aktivis pegiat anti korupsi jadi punya lebih banyak waktu untuk piknik kan Pak daripada melakukan pergerakan massa  di gedung KPK. Jadi mereka tau deh Bapak sebenarnya ada dimana.

Bapak Jokowi yang rupawan, maafkan kami malah ngelantur. Sebenarnya niat Kami bukan mau membahas masalah perseteruan KPK-POLRI ini, Kami kurang paham Pak. Karena Kami memang gak punya fakultas hukum, jadi agak susah mengerti kalo ada masalah yang ada hukum-hukumnya. Tapi walau tanpa fakultas hukum, Kami tahu Pak, upaya pelemahan KPK dalam kasus ini sungguh terlalu nyata. Oleh karena itu Kami harap masalah ini segera Bapak selesaikan, dengan objektif dan tanpa kriminalisasi, seperti anjuran Bapak  pada dua institusi yang sedang kisruh ini. Maaf kalau karena itu mungkin Bapak jadi menganggap kami masyarakat tak jelas. Semoga Bapak tidak seperti menteri Bapak yang tega berucap seperti itu pada pendukung KPK.

http://www.tempo.co/read/news/2015/01/25/063637396/Menteri-Tedjo-KPK-Didukung-Rakyat- Tak-Jelas

Sebenarnya kami tulis surat ini karena kami khawatir, khawatir karena baru 100 hari Bapak menjabat menjadi Presiden Republik Indonesia tapi sudah banyak sekali kebijakan yang Bapak ambil yang membuat masyarakat Indonesia bereaksi cukup keras.

Satu minggu setelah Bapak dilantik misalnya, Bapak ingkar janji untuk membentuk kabinet ramping dan tidak bagi-bagi jatah politik. Nyatanya Kabinet Bapak tetap terdiri dari 34 kementrian dan masyarakat tetap menilai Bapak bagi-bagi jatah. Mungkin karena Bapak menjadikan Ibu Puan Maharani sebagai Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan. Padahal menurut kami dari namanya saja Jabatan Ibu Puan sangat keren, sayang publik gagal menemukan kepantasan beliau dalam jabatan menteri koordinator. Mungkin juga karena Bapak malah memilih Jaksa Agung dari kalangan partai politik, padahal Bapak juga yang berjanji tidak akan melakukannya. Atau mungkin Bapak dicap bagi-bagi jatah karena keputusan Bapak dalam pemilihan Dewan Pertimbangan Presiden yang akhirnya berisi enam anggota dari partai politik pengusung Bapak dan tiga lainnya yang memiliki kedekatan dengan Ibu Megawati seperti di berita ini:

http://nasional.kompas.com/read/2015/01/19/10400881/.Berulang.Kali.Jokowi.Menabrak.Janjinya. kepada.Rakyat.Sekarang.Wantimpres.

Di berita lain bahkan salah satunya katanya mantan raja judi loh Pak. Ah, mungkin masyarakat kurang piknik ini yang kurang memahami posisi sulit Bapak yang tak kuasa pada tekanan politik.

Tapi lagi-lagi kami kurang piknik karena Bapak juga Pak, belum satu bulan Bapak menjabat Bapak menaikan harga BBM. Padahal waktu itu harga minyak dunia sedang jatuh. Sekarang harga BBM memang sudah turun lagi, dua kali! Menurunkan harga BBM dua kali, menyerahkan harga BBM pada mekanisme pasar, bagaimana Bapak tidak hebat. Kata orang- orang kebijakan Bapak ini mengakali amanat konstitusi, karena harga BBM tidak boleh diserahkan ke mekanisme pasar.

Tapi itu tidak menghentikan Bapak. Karena bapak tetap jadi pihak yang menentukan harga, Bapak jadi tidak menyalahi konstitusi. Cerdas Pak! Berkat Bapak sekarang kami jadi pusing dalam mengatur pengeluaran. Karena faktanya walau harga BBM sudah turun dua kali tapi harga bahan pokok dan tarif angkutan umum tidak ikut turun. Sudah naik lupa turun Pak! Semoga Bapak tidak seperti itu ya Pak, jangan lupa rakyat dan lebih mementingkan elit politik karena sudah jadi Presiden.

Demikian surat dari kami, Pak. Sebelum kami terlalu banyak melantur. Kami akan selalu mendoakan Bapak Jokowi, semoga kedepannya kebijakan Bapak Jokowi tidak lagi meresahkan masyarakat seperti yang sekarang terjadi. Karena kami percaya Bapak adalah Presiden yang hebat dan cerdas. Baru sekarang pasca reformasi ada Presiden yang karena kebijakan cemerlangnya berhasil membuat rakyat merasa memiliki Negara dan rela bermalam di gedung KPK.

Oh iya, kami harap Bapak juga tidak lupa akan janji janji kampanye Bapak. Kalau-kalau Bapak lupa, kami sudah catat beberapa janji-janji bapak disini:

Disitu kami mencatat 60 janji Bapak selama kampanye, tapi entah kenapa setelah kami lihat- lihat ulang sudah ada beberapa janji yang sudah dilanggar Pak. Padahal Bapak menjabat baru 100 hari. Mungkin selain kami masyarakat Indonesia juga masih banyak yang was-was kali ya Pak, berapa banyak lagi janji Bapak saat kampanye yang akan dilanggar kedepannya. Tapi tenang saja Pak, kami mah orangnya maklum kok. Namanya juga waktu itu Bapak lagi kampanye, pasti lagi butuh janji-janji untuk menarik simpati rakyat. Kan waktu kampanye di Lampung tanggal 22 Maret 2014 juga Bapak sudah bilang, “… yang dilihat dari pemimpin adalah kerjanya, bukan janji-janjinya”. Mungkin saat itu Bapak sudah mulai sadar bahwa menepati janji saat kampanye itu sulit. Tenang aja, kami mah maklum. Semoga janji lainnya akan tetap ditepati ya Pak!

Salam tiga jari, Bapak Joko Widodo yang rupawan. Betapa masyarakat kita butuh Persatuan Indonesia.

Dari kami,
Kementrian Sosial Politik KM-ITB 2014/2015
Secuil masyarakat yang kata Menteri Bapak “enggak jelas”

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Trending