Connect with us

Penyair yang juga profesor emiritus Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro Darmanto Jatman tutup usia pada Sabtu (13/1). Ia meninggal pada usia 75 tahun setelah sekitar 11 lamanya menderita stroke.

Darmanto Jatman lama dikenal sebagai “bapak” bagi sastrawan dan seniman di Kota Semarang. Sebagai tokoh senior, ia srawung dan kerap menjadi jujugan bagi sastrawan dan seniman muda di kota lumpia.

Secara formal, bidang yang Darmanto tekuni adalah psikologi. Namun karena kecintaannya pada dunia sastra, ia juga dianggap memiliki kecakapan pada bidang sastra. Karena itulah, ia antara lain mengajar psikologi sastra di Fakultas Sastra (sekarang Fakultas Ilmu Budaya) Undip.

Ia juga dikenal karena produktivitasnya menulis. Salah satu penghargaan yang diperoleh adalah penghargaan The S.E.A. Write Award yang diraih pada 2002.

????????????????????????????????????

Selain pada bidang akademik dan sastra, Darmanto juga dikenal berkat kiprahnya dalah organisasi kemasyarakatan. Ia tercatat pernah memimpin sejumlah LSM seperti LIMPAD, Forum Salatiga, serta Persepsi.

Wartawan yang kini menjadi anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI Bambang Sadono menyebut Darmanto sebagai guru yang sangat dekat dengan murid-muridnya.

Beberapa kumpulan puisi yang ditulis adalah Sajak-sajak Putih (bersama MD + Dharmadji Sosropuro, 1968), Ungu (bersama A. Makmur Makka, 1968), Bangsat (1975), Sang Darmanto (1975), Arjuna in Meditation (bersama Sutardji Calzoum Bachri dan Abdul Hadi W.M., 1976), Ki Blakasuta Bla Bla (1980), Karta Iya Bilang Mboten (1981), Golf untuk Rakyat (1994), Isteri (1997), dan Darmanto Bilang: Sori Gusti (Limpad, 2002).

 

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Trending