Connect with us

Sebanyak 4.097  mahasiswa Universitas Negeri Semarang (Unnes) mendapatkan keringanan uang kuliah tunggal (UKT) dengan berbagai skema yang diterima sebagai  respons pada masa pandemi.

Hal ini disampaikan Unnes untuk merespons empat mahasiswa yang mengadukan Mendikbud ke Komnas HAM terkait pembayaran UKT. Padahal Kemdikbud telah menerbitkan Permendikbud Nomor 25 Tahun 2020 yang mengatur berbagai skema keringanan pembayaran UKT kepada mahasiswa.

Dalam Permendikbud tersebut diatur ada empat skema keringanan pembayaran UKT kepada mahasiswa yaitu perubaha kategori UKT, penurunan UKT, embayaran UKT secara mengangsur, dan bantuan UKT.

Kepala UPT Humas Unnes Muhammad Burhanudin menyebutkan penurunan UKT kepada 1.083 mahasiswa dari 1.167 mahasiswa yang mengusulkan penurunan.

Selain itu, Unnes juga telah memberikan perubahan kategori UKT kepada 194 mahasiswa dari 198 mahasiswa yang mengusulkan. Sementara itu, sebanyak 1.184 mahasiswa juga menerima bantuan UKT.

“Dengan bantuan UKT tersebut artinya 1.184 mahasiswa tidak membayar UKT selama satu semester,” katanya.

Pada saat yang sama, Unnes juga memberikan kebijakan pembayaran UKT secara mengangsur kepada 1.638 mahasiswa dari  1.638 yang mengusulkannya.

“Artinya, ada 4.097 mahasiswa yang menerima manfaat dari kebijakan keringanan dan pembayaran UKT. Bahkan seratus persen mahasiswa yang mengajukan sekama pembayaran secara mengangsur dan bantuan UKT dikabulkan,” jelas Kepala UPT Humas Unnes Muhammad Burhanudin.

Selain melalui skema tersebut Unnes juga berinisiatif menyalurkan dana LAZIS untuk membantu mahasiswa. Pada periode I tahun 2020 LAZIS Unnes telah menyalurkan 265 paket beasiswa, baik dalam bentuk beasiswa reguler maupun bantuan UKT.

“Berbagai kebijakan tersebut menunjukkan bahwa Unnes dan pada umumnya Kemdikbud telah bersikap sangat responsif menghadapi perubahan ekonomi masyarakat akibat pandemi,” katanya.

Rahmat Petuguran adalah pemimpin redaksi PORTALSEMARANG.COM. Selain aktif di dunia jurnalistik, ia juga aktif menjadi peneliti bahasa. Sebagai peneliti bahasa ia menekuni kajian sosiolinguistik dan analisis wacana. Kini sedang melanjutkan studi di Program Doktor Ilmu-Ilmu Humaniora (Linguistik) Universitas Gadjah Mada.

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Trending