Connect with us

Muda & Gembira

Tujuh Derita Jomblo Usai Kenaikan Harga BBM

Published

on

Sungguh “terlalu” Jokowi-JK. Belum sebulan berkuasa, mereka sudah menaikan harga BBM. Dalihnya, mengalokasikan anggaran subsidi untuk infrastruktur.

Betapa pun Sudirman Said bisa menjelaskan kenaikan dengan kacamata manajemen, akibat kenaikan harga BBM betul-betul nyata. Efek itu, terutama sangat terasa bagi kaum jomblo seperti saya.

Buat saya, kenaikan harga BBM harus saya hadapi dengan tegar. Nggak boleh cengeng.

1. Ingin Berkeluh Kesah tapi Tidak Ada Teman Curhat

Malam tadi, saya kesal dengan keputusan pemerintah. Mentang-mentang punya deskresi, mereka begitu saja mengumumkan kenaikan harga BBM. Mereka tidak presentasi dulu, subsidi yang dicabut itu mau buat apa.

Tapi buat jomblo seperti saya, meskipun kekeasan sudah sampai ubun-ubun, ya tetap saya simpan. Habis, tidak ada yang bisa diajak curhat.

2. Dikira Haters-nya Jokowi

Saya sebenarnya bisa curhat di media sosial. Tapi, aih-alih lega, di sana malah saya di bully. Dituduh tidak mudeng tata kelola migas lah, dituduh haters-nya Jokowi lah, dituduh barisan sakit hati lah.

3. Anggaran Pedekate Meningkat

Sebagai buruh kelas bawah, gaji saya sama persis dengan UMK. Tahu UMK Kota Semarang kan? Gaji sebesar itu harus saya tabung untuk bayar kontrakan, kredit motor, dan anggaran makan dua kali sehari.

Biasanya sih saya masih punya sisa anggaran sedikit yang bisa saya gunakan untuk main ke teman perempuan. Biaya bolak-balik ke kontrakan dia, sekitar Rp10 ribu. Setelah bensin naik, biaya apal saya naik jadi Rp14 ribu. Terpaksa saya ambil tabungan makan. Makan sama tempe sepanjang bulan nggak apa-apa lah.

4. Tidak Ada Anggaran Beli Kado

Kalau gaji tidak kunjung naik, sementara biaya transportasi ke tempat kerja naik, saya terancam tidak bisa menabung. Ini membuat saya nggak bisa kasih buah tangan kalau main ke rumah teman perempuan. Apel tanpa buah tangan itu seperti prajurit perang tanpa senjata. Peluang menangnya kecil.

5. Peluang Punya Pacar Semakin Kecil

Kalau kondisi it uterus menerus terjadi, peluang saya untuk mendapatkan pacar akan terus tipis. Ini sungguh realitas hidup yang kejam.

 6. Terancam Jomblo Hingga Kepala Tiga

Sekarang usia saya sudah 27 tahun dan belum ada tanda-tanda dapat pacar. Dengan grafik peluang berpacaran yang terus turun, saya mungkin akan jomblo sampai usia 30 tahun. Kamu bisa bayangkan betapa susahnya kehidupan jomblo di usia 30 tahun?

7. Harus Tetap Sabar dan Yakin Dia yang Terbaik

Tapi, biar bagaimana pun, saya harus bersabar. Mau teriak-teriak kayak apa, juga nggak akan ngefek kok. Betapa pun saya menderita, saya harus tetap yakin bahwa keputusan ini adalah yang paling baik. Apalagi keputusan ini diambil Jokowi, presiden yang tidak mungkin salah. Saya harus yakin.

Trending