Connect with us

Setiap orang memiliki potensi menjadi pemimpin. Namun tidak setiap orang berhasil mengembangkan potensinya. Orang yang berhasil menjadi pemimpin juga tidak selalu melaksanakan tugas kepemimpinannya.

Menurut Rektor Universitas Negeri Semarang (Unnes) Prof Dr Fathur Rokhman, kepemimpinan yang berhasil adalah yang terus bertumbuh.

Dari situlah, Prof Fathur Rokhman menggagas konsep Kepemimpinan Bertumbuh. Konsep itu dikembangkan berdasarkan pengamatan, pengalaman, dan biografi hidup lebih dari 100 pemimpin dunia.

“Secara konseptual, prinsip itu dioperasional ke dalam lima tahapan,” kata Prof Fathur dalam Pelatihan Kepemimpinan yang diselenggarakan di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA), Kamis (23/5).

Lanjut Prof Fathur, tahap pertama adalah menumbuhkan bibit kepemimpinan. Ini tahap awal, karena pada periode ini seseorang harus menyelami dirinya sendiri agar menemukan bibit kepemimpinan yang otentik.

Pada tahap kedua, pemimpin yang bertumbuh adalah  pemimpin yang dapat memperkuat kepemimpinannya. Salah satu kriteria pemimpin yang kuat adalah menjadikan dirinya pembelajar.

Selain itu, pemimpin bertumbuh juga memprioritaskan terbangunnya jejaring. Di sinilah kemampuan berkomunikasi dianggap sangat penting.

Tahap keempat adalah semakin kuat menghadapi badai. “Setiap pemimpin pasti mengalami masa sulit dan krisis. Dalam konsep kepemimpinan bertumbuh, krisis dipandang sebagai kesempatan membuatnya semakin baik,” katanya.

Pada tahap kelima, tanggung jawab pemimpin yang bertumbuh adalah melahirkan tunas kepemimpinan baru.

“Tugas pemimpin hebat adalah menyiapkan pemimpin baru sama hebat atau lebih hebat darinya,” katanya.

Konsep Kepemimpinan Bertumbuh digagas pada 2016 ketika buku tersebut terbit pertama kali. Tak lama diluncurkan, konsep itu dilatihkan kepada para pemimpin perguruan tinggi di Indonesia.

Selain perguruan tinggi di Semarang, pelatihan Kepemimpinan Bertumbuh juga diselenggraakan di Bali, Kudus, dan Pontianak.

 

Rahmat Petuguran adalah pemimpin redaksi PORTALSEMARANG.COM. Selain aktif di dunia jurnalistik, ia juga aktif menjadi peneliti bahasa. Sebagai peneliti bahasa ia menekuni kajian sosiolinguistik dan analisis wacana. Kini sedang melanjutkan studi di Program Doktor Ilmu-Ilmu Humaniora (Linguistik) Universitas Gadjah Mada.

Continue Reading
1 Comment

1 Comment

  1. mohamadjamburi

    May 23, 2019 at 11:10 am

    Ruar biasa

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Trending