Connect with us

News

Inspiratif! Ini Pidato Lengkap Cintia Nugraha, Wisudawan Unnes yang Lulus 7 Semester dengan Berbagai Prestasi

Published

on

Pidato perwakilan wisudawan dalam Upacara Wisuda ke-100 Universitas Negeri Semarang Selasa (19/11) menjadi perbincangan luas. Itu karena pidato tersebut berisi refleksi yang dinilai banyak orang sangat menginspirasi.

Pidato tersebut disampaikan Cintia Nugraha, wisudawan dari Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Bahasa dan Seni.

Ia terpilih untuk mewakili wisudawan karena berhasil lulus dalam 3 tahun 1 bulan 23 hari (kurang dari 7 semester) dengan IPK 3,92. Cintia juga lulus dengan catatan baik karena menorehkan berbagai prestasi nonakademik saat aktif kuliah.

Sebagai contoh, ia pernah menjadi juara 1 pidato tingkat nasional tahun 2019. Tahun 2018 ia memperoleh medali perak dalam Pekan Ilmiah Mahasiswa tingkat Nasional (Pimnas).

Pada tahun yang sama Cintia juga menjadi salah satu mahasiswa terpilih untuk mengikuti pertukaran pelajar (student exchange) ke Malaysia.

Masih pada tahun yang sama, ia juga terpilih dalam program pertukaran pelajar ke China.

Berikut salinan lengkap pidato Cintia yang diperoleh PORTALSEMARANG.COM dari panitia wisuda.

———

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Selamat pagi dan salam sejahtera bagi kita semua

Yang saya hormati dan saya muliakan:

Rektor Universitas Negeri Semarang; Ketua dan anggota Senat; Ketua dan Anggota Majelis Profesor; Wakil Rektor; Ketua Lembaga; Dekan; Direktur Pascasarjana; serta seluruh dosen dan tenaga kependidikan.

Yang saya sayang dan kasihi, seluruh orang tua/wali dan keluarga handai taulan; wisudawan dan wisudawati, tamu undangan serta seluruh hadirin yang berbahagia.

Pertama, marilah kita panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan hidayah dan inayah-Nya sehingga kita semua dapat dipertemukan dalam acara “Wisuda Sajana dan Diploma ke-100 Universitas Negeri Semarang” dalam keadaan sehat, berbahagia tanpa suatu kurang apapun.

Saya mengucapkan terima kasih yang setulusnya kepada Rektor dan seluruh panitia wisuda karena memberi saya kesempatan berpidati mewakili wisudawan. Bagi saya ini adalah sebuah kehormatan. Ini kehormatan besar karena saya beridir di sini, di hadapan para intelektual, para dosen, orang tua, serta kedua orang tua yang saya cintai.

Oleh karena itu, kesempatan ini akan saya gunakan untuk menyampaikan pemikiran yang menurut saya penting, yaitu mengenai milenial kreatif.

Bapak/Ibu, hadirin sekalian yang saya hormati.

Baru-baru ini saya membaca sebuah buku bagus berjudul When Milenials Take Over yang ditulis oleh dua peneliti, yaitu Jimmy Notter dan Madie Grant. Dua peneliti ini mengungkapkan bahwa hampir di semua bidang kehidupan sedang terjadi perubahan besar yang disebabkan oleh kehadiran milenial. Dalam penelitiannya, milenial tidak hanya berhasil menciptakan sistem bisnis baru, melainkan juga menciptakan nilai-nilai baru dalam masyarakat. Termasuk di lingkungan kerja.

Itu terjadi karena milenial memiliki empat karakter khas. Apa empat karakter khas itu? Keempatnya adalah digital, lentur atau fleksibel, terbuka, dan cepat. Empat kriteria itulah yang membuat milenial menjadi pribadi yang punya kekuatan khusus sebagai pengubah peradaban.

Empat kriteria itu membuat saya bertanya-tanya: apakah kita sudah memilikinya? Di media sosial kita sering bangga menyebut bahwa kita adalah milenial. Tapi kita perlu merefleksikan diri, apakah kita milenial hanya dalam usia atau milenial dalam sifat unggulnya? Jika kita milenial hanya dalam usia, itu tidak akan memberi pembaruan apa-apa terhadap peradaban kita. Sebagai milenial, kita baru menjadi kekuatan sosial yang berarti jika menjadi milenial dalam sifat dan karya.

Di sisi lain, tentu saja kita bisa mengklaim bahwa kita memiliki sifat-sifat milenial. Namun klaim saja tidak cukup. Klaim hanya akan berarti jika kita memiliki bukti memadai di baliknya. Dan dalam pandangan saya, bukti terbaik atas kemilenialan kita adalah etos dan karya.

 

Bapak/Ibu, hadiri sekalian yang saya hormati.

Kita patut bersyukur karena lahir sebagai milenial dengan segala kemudahannya. Kita bisa menikmati kehidupan yang relatif baik dari generasi-generasi sebelumnya. Kita bisa mengakses pendidikan dan informasi dengan relatif mudah. Dengan begitu, kita bisa mengembangkan diri sesuai bakat yang kita miliki.

Keuntungan-keuntungan itu adalah anugerah yang kita patut syukuri. Namun di sisi lain, apa yang kita nikmati adalah “pinjaman” yang harus kita pertanggungjawabkan kepada almamter, masyarakat, bangsa dan negara. Cara mempertanggungjawabkannya adalah dengan memberi kontribusi yang cukup sehingga di mana pun kita hidup nanti bisa membawa kebermanfaatan bagi orang-orang di sekitar kita. Maka dari itu, keahlian dan ilmu pengetahuan yang telah kita miliki harus sesegera mungkin kita aktualisasikan di berbagai bidang sesuai minat dan bakat kita.

Saudara-saudaraku sekalian, setelah kita melangkahkan kaki keluar auditorium ini, kita telah resmi menyandingkan nama kita dengan gelar-gelar pendidikan yang telah kita rengkuh kurang lebih 4 tahun ini dengan penuh perjuangan dan pengorbanan. Selepas ini kita akan kembali melalang buana mencari kehidupan yang lebih layak dan lebih bermartabat lagi. Bersamaan dengan itu, kita akan menemukan ruang-ruang pengabdian baru.

Di ruang pengabdian baru inilah kita tunjukkan bahwa alumni Universitas Negeri Semarang bukanlah milenial sembarang milenial, tetapi milenial dalam karakter dan karya. Di tengah-tengan masyarakat nanti, kita buktikan bahwa kita memiliki keunggulan karakter sekaligus keunggulan prestasi. Kita buktikan bahwa kita adalah generasi milenial yang sesungguhnya, yaitu   generasi yang menguasi teknologi, berpikir terbuka, adaptif terhadap perubahan, sekaligus dapat bekerja cepat dan tepat.

Dalam perjalanan profesional kita nanti, mungkin kita akan menemui berbagai kesulitan. Mungkin ada tantangan yang bahkan belum pernah kita duga sebelumnya. Sebab pada era disrupsi ini, perubahan terjadi dengan sangat cepat. Namun perubahan itu bukanlah kendala. Justru itu kesempatan untuk membuktikan kualitas personal dan kualitas almamater kita.

Oleh karena itu, seraya memohon kepada Tuhan Yang Maha Esa, restuilah kami wisduwan Universitas Negeri Semarang agar tumbuh menjadi pribadi milenial yang kreatif. Semoga kami dapat bertumbuh menghadirkan aneka kebaruan yang bermanfaat bagi masyarakat dan dapat memajukan peradaban.

Bapak-Ibu/Saudara dan hadirin yang kami hormati.

Tidak ada hal yang lain yang dapat kami berikan selain ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada bapak ibu dosen dan seluruh tenaga kependidikan yang senantiasa tulus serta ikhlas mendampingi dan melayani kami.

Tidak rupa saya secara pribadi menyampaikan rasa terima kasih untuk kedua orang tua saya, Bapak dan Ibu yang senantiasa mendukung saya, memberikan semangat dan kekuatan untuk dapat melalui segala hal selama dibangku perkuliahan. Bapak Ibu tiada yang lebih indah dari lantunan doa-doa pada setiap sujud yang engkau panjatkan untuk kami anak-anakmu.

Bapak Ibu, tiada hal yang lebih membahagiakan dibandingkan melihat seutas senyum terlukis dari bibir manismu melihat prestasi buah hatimu, Bapak Ibu tiada yang lebih sempurna dari penuntasan kewajiban kami sebagai anak-anakmu untuk menyelesaikan pendidikan dan meraih gelar sarjana kehormatan demi membahagiakan dirimu.

Doakan kami selalu agar setelah ini kami lebih kuat dan tanggung menyelami keras dan riuhnya dunia yang sebenarnya, sertakan restu pada setiap langkah-langkah kami untuk mencari kehidupan serta kebahagian untuk dapat membanggakanmu.

Demikian sambutan kami, selamat kepada rekan-rekan wisudawan dan wisudawati calon pemimpin negeri. Mari senantiasa tundukkan kepala dan tegakkan dada buktikan bahwa kami dapat membawa nama almamater Universitas Negeri Semarang berkibar sebagai universitas berwawasan konservasi dan bereputasi internasional.

Buah nangka buah yang manis rasanya
Dibelah dua dibagi dengan bahagia.
Semoga kita senantiasa sehat dan sejahtera
Dalam lindungan yang Maha Kuasa

Terima kasih.
wasslamulaiakum warohmatullahi wabarakatuh.

Rahmat Petuguran adalah pemimpin redaksi PORTALSEMARANG.COM. Selain aktif di dunia jurnalistik, ia juga aktif menjadi peneliti bahasa. Sebagai peneliti bahasa ia menekuni kajian sosiolinguistik dan analisis wacana. Kini sedang melanjutkan studi di Program Doktor Ilmu-Ilmu Humaniora (Linguistik) Universitas Gadjah Mada.

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Trending