Connect with us

Pendidikan

Dosen IAIN Walisongo Temukan Metode Arah Kiblat

Published

on

SALAH satu Dosen Fakultas Syariah IAIN Walisongo, KH Slamet Hambali, yang juga ketua Lajnah Falakiyyah Jawa Tengah menemukan metode baru menentukan arah kiblat. Metode baru temuan ini dinamakan Metode Slamet Hambali, sebab belum ditemukan oleh siapapun sebelumnya.

Metode ini tergolong cukup sederhana, karena hanya dengan teknik pembuatan sudut kiblat memakai segitiga siku-siku dan memanfaatkan bayangan matahari. Cara ini dapat mengetahui arah kiblat dari tempat yang kita inginkan.

Hal ini disampaikannya usai mengikuti seminar pengujian tesisnya yang berjudul “Uji Akurasi Metode Penentuan Arah Qiblat dengan Segitiga Siku-Siku dari Bayangan Matahari” kamis (6/6) di Aula I lantai II Kampus I IAIN Walisongo Semarang,

Seminar dibuka oleh Dekan Fakultas Syariah Dr. Imam Yahya, MA sekaligus sebagai launching Pusat Layanan Falak (PUSLAFALAK) Fakultas Syariah IAIN Walisongo Semarang. Sedangkan keynote speech oleh Rektor IAIN Walisongo Prof Dr H Muhibbin MA.

Penemuan besar ini lansung direspon Dekan Fakultas Syariah, dengan didaftarkan sebagai hak paten.

“Penemuan ini sangat sederhana tapi luar biasa. Arah kiblat bagi umat Islam adalah hal yang mendasar, karena sebagai salah satu syarat sahnya ibadah,” ujarnya kepada wartawan.

Pihaknya juga langsung meluncurkan Pusat Layanan Falak (Puslafalak) di kampusnya. Lembaga itu didedikasikan melayani umat untuk membantu menentukan arah kiblat. “Kaum muslimin banyak yang masih bingung menentukan arah kiblat secara tepat, seperti saat pembangunan masjid atau mushola. Kami berharap PLF bisa memberi solusi,” paparnya.

Senada dengan Imam Yahya, Ketua Program Ilmu Falak IAIN Walisongo, Dr. Arja’ Imroni,, mengatakan, pihaknya berencana menjadikan tesis itu menjadi buku agar bisa dipelajari masyarakat luas. “Kami sangat menghargai setiap penemuan dosen, terutama yang menunjang keilmuan di Fakultas Syariah,” tuturnya.

Ia menerangkan, sebetulnya ada banyak cara menentukan arah kiblat. Biasanya yang digunakan masyarakat adalah ancar-ancar atau perkiraan saja dengan alat bantu kompas. Tentulah belum pasti akurat.Selain itu, ada alat bernama rubu’ mujayyab yang cukup akurat. Namun satuan sudut dalam tabelnya kurang detail karena hanya mencakup satuan menit saja.

Sedang cara lainnya menggunakan Theodolit dan GPS bisa menghasilkan arah kiblat yang akurat. Hanya saja alat tersebut cukup mahal dan tidak banyak orang yang dapat mengoperasikannya. PortalSemarang.com

 

Continue Reading
1 Comment

1 Comment

  1. kumala

    January 11, 2014 at 2:24 am

    metode segitiga siku-siku tersebut bukanlah metode baru.

    saya belajar hisab rukyat dengan salah seorang hakim PA yang mengajar metode tersebut. metodenya kami beri nama metode DASIKU (dalil segi tiga siku) di tahun 2002 (sewaktu BAdan Hisab Rukyat (BHR) masih di tangani oleh Peradilan Agama)

    Metode itu sudah lama ditemukan tapi kok bapak KH Slamet Hambali mengatakan menemukan metode baru??

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Trending