Connect with us

Pendidikan

Belajar Kerukunan Agama, Mahasiswa IAIN Kunjungi Museum Ranggawarsito

Published

on

MAHASISWA Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang melakukan kunjungan ke Museum Jawa Tengah Ranggawarsita Semarang (4/5/2012). Kunjungan dalam rangka tugas perkuliahan Islam dan Budaya Jawa ini difokuskan pada kajian kebudayaan dan keagamaan.

“Mahasiswa sengaja kami wajibkan untuk melihat peninggalan Jawa di Museum Ranggawarsita agar memahami kerukunan agama” kata Dosen Islam dan Budaya Jawa, M Rikza Chamami, M.Si di sela-sela mendampingi mahasiswa.

Selama ini hampir saja, agama dijadikan alat untuk berbeda pendapat hingga memunculkan konflik. Dengan menyaksikan secara langsung peninggalan nenek moyang yang tersimpan rapi di museum, akan diketahui bahwa toleransi beragama sudah ada sejak dulu.

Hal tersebut terbukti dengan adanya 13 jenis wayang itu menunjukkan ada toleransi beragama. Termasuk bangunan masjid kuno yang mempunyai latar bangunan mirip Hindhu dan Budha juga menjadi bukti bahwa Islam Jawa mengajarkan kerukunan.

Mewujudkan mahasiswa yang cinta kerukunan agama memang perlu selalu dipacu. Apalagi mahasiswa IAIN yang mempunyai basis ilmu keislaman harus dipahamkan dengan budaya Jawa. Sebab budaya Jawa tidak lepas dari unggah-ungguh dan tradisi yang adiluhung.

“Museum Ranggawarsita menjadi bukti nyata kekayaan budaya Jawa yang menghormati perbedaan agama” imbuh Rikza yang juga aktivis Pusat Pengkajian Islam dan Budaya Jawa (PPIBJ) ini.

Kerukunan beragama dalam budaya Jawa diwujudkan dalam tiga kerangka dasar. Pertama, tentang penghormatan antar masyarakat. Kedua, pemahaman bahwa ada banyak keyakinan dan ketiga perwujudan interrelasi budaya. “Budaya Jawa yang demikan padat makna ini harus ditularkan kepada gerenasi penerus bangsa ini agar tidak terjadi salah paham” lanjut Sekretaris Laboratorium Pendidikan Fakultas Tarbiyah ini.

Museum Ranggawarsita yang dirintis sejak tahun 1975 ini menjadi kunjungan wajib bagi mahasiswa yang mengambil mata kuliah Islam dan Budaya Jawa. Kecintaan terhadap museum sangat diharapkan untuk nguri-nguri budaya Jawa yang hampir ditinggalkan di zaman sekarang.

“Dengan mengunjungi museum ini mahasiswa akan mendapatkan dua manfaat. Yakni sadar akan budaya dan terbuka dalam beragama,” tegas Rikza.

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Trending