Connect with us

Dari dulu kalau ada taxi lain seperti blubird, kosti, dan kawan-kawannya menjemput penumpang dibandara Ahmad Yani pasti akan jadi keributan. Kalau bukan sopir taxi ya tentara sendiri yang marah.

Saya pernah naik taxi kosti saat mendarat di ahmad yani, saat itu taxi kosti baru drop penumpang, lalu saya naik, ditengah jalan menuju keluar bandara sopir-sopir taxi menyegat dan menyuruh saya keluar. padahal saya naik taxi lain karena taxi bandara mahal rak umum.

Nah tadi malam saya mendarat di bandara Ahmad Yani Kota Semarang. saat keluar dari bandara tak seperti biasanya ada orang-orang menawarkan taxi model avanza, orang tersebut tidak menggunakan seragam, dan taxi tanpa nama.

Akhirnya saya pilih taxi resmi bandara, dan diperjalanan saya menanyakan taxi avanza tersebut. Sopir taxi resmi bandara menjelaskan taxi avanza bandara tanpa nama tersebut adalah milik tentara dan pangkatnya sudah tinggi, makanya mereka secara terang terangan menawarkan taxi tersebut kepada penumpang yang baru mendarat. Parahnya lagi taxi avanza tersebut tanpa argometer. jadi harus melalui proses tawar menawar.

Ahmad yani sebagai pintu masuk turis dan tamu dari luar provinsi, tentu tidak nyaman dengan adanya taxi-taxi gelap, dan itu dimiliki oleh Tentara Republik Indonesia. Walau bandara ini milik Tentara apakah tidak bisa dimanajemen yang baik? Apakah akan seperti ini terus? tidak bisakah ahmad yani seperti bandara-bandara dikota lainnya? yang nyaman untuk penumpang?

Ayolah para pemimpin, apa susahnya menertibkan taxi di bandara ahmad yani, agar nyaman dan damai untuk tamu-tamu kita.

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Trending