Connect with us

Walikota Semarang Hendrar Prihadi mengaku akan mengikuti kebijakan Kementerian Sosial untuk menutup lokalisasi Sunan Kuning pada 2019.

Dalam data yang dikeluarkan Kementerian Sosial, tercatat ada 43 lokalisasi yang diharapkan bisa ditutup pada 2019, salah satunya Resosialisasi Argorejo atau yang lebih dikenal sebagai Lokalisasi Sunan Kuning.

“Jika berkaca pada kebijakan Kementerian Sosial bahwa lokalisasi sudah harus dihapus dari Indonesia di 2019, maka Kota Semarang juga harus mengikutinya,” kata Hendi sebagaimana dikutip semarangkota.go.id.

“Namun penutupan itu jangan cuma sebagai seremoni saja, yang kemudian setelahnya para pelaku prostitusi justru berpotensi melakukan aktifitas serupa ditempat-tempat lain,” lanjutnya.

Hal itu disampaikan Hendi usai menghadiri Focus Group Discussion (FGD) Rencana Tindak Lanjut Resosialisasi Argorejo Kota Semarang di Hotel Grasia Jalan Letnan Jenderal S Parman No 29, Gajahmungkur, Kamis (9/8).

Lebih lanjut Hendi meminta agar anak asuh Resosialisasi Argorejo sudah siap dan terampil untuk melakukan aktivitas positif.

Tiga Investor

Tak hanya itu, pascapenutupan pun Hendi meminta agar segera disusun perencanaan yang matang untuk dapat segera mengubah kawasan bekas lokalisasi tersebut agar memiliki citra yang lebih positif.

Kendati demikian, ia mengimbau kepada Dinas Sosial agar tidak gegabah dalam mengambil keputusan. Ia sudah menginstruksikan kepada agar tidak mengabaikan kelangsungan hidup anak asuh Resosialisasi Argorejo.

Sementara itu, Kabid Rehabilitasi Sosial, Dinas Sosial Kota Semarang, Tri Waluyo menyatakan sudah mendapat tiga investor yang berminat mengambilalih lokalisasi itu. Pihaknya mengungkapkan ketiga investor itu telah menjajaki kemungkinan pengambilalihan lahan di Resosialisasi Argorejo.

“Ada tiga investor yang sudah berminat mengambilalih Sunan Kuning. yang satu merupakan investor yang bergerak di bidang UMKM. Adapun yang lainnya merupakan investor berbasis pendidikan. Selain itu juga ada investor lagi tapi saya lupa bisnisnya di bidang apa,” kata Tri.

Dia menambahkan bahwa ketiga investor itu dikenal sebagai pemain lokal di Semarang. Namun, ia belum mau membocorkan nama-nama investor yang dimaksud tersebut.

“Makanya, kita tetap berupaya membekali mereka dengan  berbagai pelatihan usaha. Mulai dari membuat roti, menjahit, berdagang makanan, dan kewirausahaan lainnya,” lanjutnya.

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Trending