Sekolah
SMAN 1 Comal, Religiusitas dalam Pelajaran Sosiologi

Jika religiusitas adalah pengetahuan tentang kebesaran Tuhan, maka religiusitas dapat ditemui di mana pun. Mengajarkan religiusitas juga dilakukan melalui pelajaran apa pun. Di SMAN 1 Comal, misanya, religiusitas dihadirkan melalui Pelajaran Sosiologi.
SMA Negeri 1 Comal adalah salah satu sekolah Kabupaten Pemalang. Secara lebih spesifik, sekolah ini terletak di Jalan Jendral Ahmad Yani No.77, Comal. Sekolah ini memiliki 69 guru yang berkualifikasi S1 dan S2.
Secara sosiologis, kondisi siswa SMA Negeri 1 Comal cukup beragam, baik secara horizontal maupun vertikal. Keberagaman horizontal dapat dilihat dari agama yang dianut yaitu, Islam, Kristen, Katholik, Hindu, dan Budha. Adapun keberagaman vertikal dapat dilihat dari latar belakang sosial ekonomi orang tua siswa. Mereka berasal dari kelaurga PNS, wiraswasta, petani, nelayan, dan lain-lain.
Implementasi pendidikan religiusitas diterapkan di SMA 1 Comal dalam berbagai tahap, yaitu persiapan, pelaksanaan, dan evaluasi. Sayangnya, menurut penelitian dosen Sosiologi Unnes Afsya Oktafiani Hastuti, implementasi pendidikan karakter religius dalam tahap persiapan pembelajaran belum terlihat spesifik.
“Perangkat pembelajaran yang disusun oleh guru Sosiologi masih bersifat umum. Nilai karakter yang disertakan masih dalam bentuk deskripsi nilai karakter yang umum tidak merujuk hanya pada nilai karakter religius saja,” terangnya.
Pendidikan religius berlanjut ketika pembelajaran Sosiologi diterapkan dalam kegiatan belajar mengajar. Dalam risetnya, Ulfa menerangkan, siswa menganggap bahwa guru merupakan sosok yang harus bisa menjadi model. Hal itu berlanjut dalam evaluasi. Oleh karena itu, peran guru sangat penting. Mereka perlu menempatkan diri sebagai teladan bagi seluruh siswanya.
Implementasi pendidikan karakter religius dalam pembelajaran Sosiologi yang terdapat di SMA Negeri 1 Comal merupakan sebuah proses yang dilakukan terus-menerus untuk meningkatkan karakter religius dalam diri siswa.
“Integrasi nilai-nilai agama dengan materi pembelajaran menunjukkann, nilai-nilai agama tidak melulu hadir dengan doktrin agama yang berkaitan dengan wahyu Tuhan dan sabda Nabi. Alternatif yang dapat dijadikan sarana penanaman nilai agama kepada generasi bangsa adalah melalui disiplin ilmu lain,” terangnya.
Meski demikian, diakui pihak sekolah bahwa ada kendala yang membuat implemntasi pendidikan religius belum berjalan sempurna. Ketiga kendala yang paling dirasakan adalah perbedaan tingkat pemahaman siswa, pengaruh lingkungan di luar sekolah, dan kurangnya kontrol guru terhadap pelaksanaan pendidikan karakter religius.
Perbedaan tingkat pemahaman siswa bisa disebabkan karena adanya perbedaan kemampuan potensial dan kecakapan nyata siswa. “Sedangkan pengaruh dari lingkungan luar sekolah dan lemahnya kontrol guru terhadap implementasi karakter religius pada siswa lebih disebabkan dengan adanya kecenderungan mengenai proses sosialisasi yang tidak sempurna,” pungkas Afsya.
Sumber Gambar: Liputan6
-
Muda & Gembira10 years ago
Kalau Kamu Masih Mendewakan IPK Tinggi, Renungkanlah 15 Pertanyaan Ini
-
Lowongan10 years ago
Lowongan Dosen Akademi Teknik Elektro Medik (ATEM), Deadline 24 Juni
-
Muda & Gembira10 years ago
Inilah 10 Sifat Orang Ngapak yang Patut Dibanggakan
-
Muda & Gembira10 years ago
Sembilan Kebahagiaan yang Bisa Kamu Rasakan Jika Berteman dengan Orang Jepara
-
Muda & Gembira10 years ago
SMS Lucu Mahasiswa ke Dosen: Kapan Bapak Bisa Temui Saya?
-
Muda & Gembira11 years ago
Inilah 25 Rahasia Dosen yang Wajib Diketahui Mahasiswa
-
Kampus11 years ago
Akpelni – Akademi Pelayaran Niaga Indonesia
-
Kampus13 years ago
Unwahas – Universitas Wahid Hasyim