Bangsa Indonesia terancam terputus dengan leluhurnya jika melupakan sastra, terutam sastra lisan. Dalam sastra lisan terdapat berbagai nilai dan pengetahuan tentang lingkungan. Jika sastra terlupakan, pengetahuan dan nilai juga akan terlupakan.
Sejarawan Trinity Collage Oxford University Peter Carey mengatakan itu ketika menjadi pembicara dan Konferensi Bahasa dan Sastra (KBS) III di Hotel Santika Premiere, Selasa (16/10).
Menurut penulis biografi Pangeran Diponegoro ini, orang Indonesia memiliki sistem pengetahuan lokal yang dikemas melalui cerita.
Pengetahuan itu, antara lain, mencakup gejala alam dan bencana. Ia mencontohkan, salah satu karya tersebut adalah La Galigo.
“Jika kita mewarisi cerita-cerita itu, kita mungkin akan lebih arif menyikapi bencana,” katanya.
Ia menambahkan, parahnya dampak bencana alam di Indonesia juga disebabkan pengetahuan yang minim tentang kondisi lingkungan. Padahal, pengetahuan tentang lingkungan sudah dimiliki oleh leluhur bangsa Indonesia.
Carey menyayangkan rendahnya perhatian terhadap cerita dan naskah-naskah lama yang dimiliki Indonesia.
Sikap itu harus diubah karena beberapa lama lagi Indonesia akan menerima pengembalian ribuan naskah dari Inggris dan Belanda. Naskah-nakah kuna itu patut diperlakukan sebagai pusaka pengetahuan yang berharga.
-
Muda & Gembira10 years ago
Kalau Kamu Masih Mendewakan IPK Tinggi, Renungkanlah 15 Pertanyaan Ini
-
Muda & Gembira10 years ago
Inilah 10 Sifat Orang Ngapak yang Patut Dibanggakan
-
Muda & Gembira9 years ago
Sembilan Kebahagiaan yang Bisa Kamu Rasakan Jika Berteman dengan Orang Jepara
-
Muda & Gembira9 years ago
SMS Lucu Mahasiswa ke Dosen: Kapan Bapak Bisa Temui Saya?
-
Muda & Gembira10 years ago
Inilah 25 Rahasia Dosen yang Wajib Diketahui Mahasiswa
-
Lowongan9 years ago
Lowongan Dosen Akademi Teknik Elektro Medik (ATEM), Deadline 24 Juni
-
Kampus11 years ago
Akpelni – Akademi Pelayaran Niaga Indonesia
-
Kampus13 years ago
Unwahas – Universitas Wahid Hasyim