Connect with us

Rahmat Petuguran

Momentum Puncak

Published

on

Adakah momentum puncak? Pada beberapa aktivitas, momentum puncak mudah dikenali. Pada sebuah kompetisi, momentum puncak adalah saat sang juara mengangkat piala. Atau yang lebih mudah dikenali: dalam persetubuhan, momentum puncak adalah orgasme.

Para sutradara menggunakan momentum puncak agar film kian menarik. Dua orang yang belasan tahun berpisah dipertemukan dalam pertemuan yang haru. Atau, jagoan membawa keluar gadisnya dari ruang peneykepana usai bertarung mengalahkan sekelompok penjahat.

Kata “puncak” sendiri cuma metafora. Kata itu digunakan agar penutur bahasa Indonesia lebih mudah memahami alur peristiwa. Peristiwa yang sebenarnya berjalan dengan kaidah waktu divisualisasi layaknya grafik – yang berdimensi ruang. Momentum puncak adalah titik ketika peristiwa mencapai titik tertinggi.

Karena dianggap superlatif, momentum puncak juga menjadi momentum terpenting. Momentum puncak tak boleh dilewatkan.

Fotografer berpengalaman biasanya terlatih memprediksi momentum puncak agar bisa menghasilkan foto bagus. Jika itu sebuah konser music, momentum puncak mungkin adalah ketika sang vokalis melompat tinggi di panggung. Tapi, bisa jadi, ketika gitaris membanting gitarnya.

Dalam perjalanan hidup yang panjang, seseorang mungkin mengalami beberapa momentum puncak. Diterima di perguruan tinggi idaman, barangkali adalah momentum puncak. Menikahi anak kepala sekolah, barangkali juga bisa disebut puncak.

Bagi politisi, terpilih menduduki posisi tertentu adalah momentum puncak. Bagi para sufi, “berjumpa” Tuhan adalah puncak.

Dari serangkaian contoh itu, merasakan momentum puncak bernuansa indah. Yang perlu diwaspadai adalah: untuk menjadi puncak, harus ada turunan setelahnya. Bukan momentum puncak jika setelahnya sama atau justru lebih tinggi.

Sumber gambar: http://mnovessro.weebly.com/

Rahmat Petuguran adalah pemimpin redaksi PORTALSEMARANG.COM. Selain aktif di dunia jurnalistik, ia juga aktif menjadi peneliti bahasa. Sebagai peneliti bahasa ia menekuni kajian sosiolinguistik dan analisis wacana. Kini sedang melanjutkan studi di Program Doktor Ilmu-Ilmu Humaniora (Linguistik) Universitas Gadjah Mada.

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Trending