Connect with us

Wisata

Menikmati Kesunyian Dodola di “Jendela” Indonesia

Published

on

Pilihan Jenderal McArthur menjadikan Morotai sebagai pangkalan militer dalam perang dunia II tentu tak sembarangan. Pulau terluar itu memang memiliki sejumlah keunikan. Selain menghadap langsung ke Pasifik, pulau itu adalah jendela Nusantara.

Kata “jendela” terasa lebih tepat daripada pintu. Pasalnya, ukuran pulau ini memang tidak cukup besar. Morotai kerap muncul sebagai titik pada beberapa peta berskala kecil. Dulu pulau ini masuk dalam wilayah administrative Kabupaten Halmahera Utara. Morotai resmi menjadi kabupaten 2010 silam.

Dari Jawa, ada beberapa alternatif rute perjalanan udara menuju pulau ini. bisa lewat Makassar lanjut Ternate. Dari Ternate ke Morotai bisa dilanjutkan dengan perjalanan laut. Bisa juga lewat Manado lanjut ke Kao, jalur darat ke Tobala, baru dilanjutkan perjalanan laut selama dua jam ke Morotai.

Meski hanya disebut “pulau” dalam arti tunggal, Kabupaten Pulau Morotai sebenarnya memiliki 23 pulau kecil. Hanya empat dari jumah itu yang dihuni. Beberapa pulau sama sekali tidak terjamah. Beberapa pulau lain mulai digarap sebagai tujuan wisata.

Jembatan Pasir

Salah satu pulau yang kerap ramai dikunjungi wisatawan adalah Dodola. Pulau ini ada di selatan Morotai. Hanya diperlukan lima belas menit perjalanan speedboat dari pelabuhan Morotai. Untuk rute pulang pergi, speedboat berkapasitas 15 orang ini siap mengantar dengan biaya Rp1 juta.

Sebagaimana pulau di Timur lain, Dodola menawarkan laut dan pantai yang bersih. Pantai pasir putih mengelilingi pulau.

Suasana seperti ini mengingatkan saya dengan Gili Trawangan di barat laut Lombok. Bedanya, setiap malam Gili seramai pasar malam, sedangkan Dodola sunyi.

Dari segi infrastruktur, tampak bahwa pulau ini pernah disiapkan sebagai tujuan wisata. Dermaga telah disapkan, untuk speedboat ukuran kecil hingga menengah. Belasan cottage telah didirikian, lengkap dengan sarana hiburan seperti anggung music, restoran, hingga bilyard.

Kebutuhan air tawar diperoleh melalui sumur. Air dialirkan ke cottage melalui pipa-pipa seukuran lengan tangan orang dewasa.

Tapi sejak bupati Morotai ditahan KPK karena kasus suap Akil Mochtar, pengelolaan objek wisata ini kurang prima. Tidak satu pun petugas berjaga di pulau ini. cottage berbahan kayu yang cantik itu pun dibiarkan begitu saja.

Karena itulah, kalau Anda ke pulau ini pada awal pekan, bisa jadi Anda menjadi satu-satunya pengunjung. Kesempatan itu bisa Anda gunakan untuk berlagak jadi milyuner yang memiliki pulau sendiri.

Ada dua pulau di Dodola. Warga setempat menyebutnya Dodola besar dan Dodola kecil. Saat pasang, dua pulai ini terpisah satu sama lain. tapi saat air laut surut pulau ini akan terhubung oleh daratan pasir. Saat seperti ini, pantai penghubung dua pulau ini tampak seperti jembatan pasir.

Jejak Perang Dunia

Pada masa perang dunia II, Morotai dijadikan pngkalan militer oleh tentara AMerika. Ini pilihan yang logis bagi Jenderal McArthur. Letak Morotai yang menghadap pasifik membuat tentara bisa menjangkau Filipina dan Indonesia, dua wilayah yang saat itu dikuasai Jepang.

Di pulau seluas 100 kilometer ini, konon terdapat 14 lapangan udara. Keempat belas lapangan udara ini tersebar di beberapa lokasi. Salah satu lapangan udara kini dimanfaatkan TNI. TNI Angkatan Udara misalnya, mengelola Lanud Leo Wattimena.

Jejak Perang Dunia II juga dapat ditelusuri di museum perang dunia. Museum ini didirikan empat tahun silam jelang diadakan Sail Morotai. Letaknya tidak jauh dari pelabuhan very, sepuluh menuit dari ibu kota kabupaten. Selain memamerkan diorama perang dunia, museum ini menyimpan sejumlah senjata bekas.

Jejak perang dunia akan lebih jelas di Pulau Zumzum di sebelah selatan. Di pulau tanpa penghuni ini, ada patung Jenderal McArthur menghadap laut. Dia seperti sedang menatap laut Morotai yang tenang itu.

Untuk mengingat peran McArthur, warga menyebut pulau ini dengan nama pulau McArthur. Ya, Zumzum McArthur Island. Rahmat Petuguran

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Trending