Oleh : Wisang Wisnu Aji C.D
Bersumpah merupakan ucapan yang mengandung janji terhadap apapun, terutama terhadap manusia lain. Terdapat dua jenis manusia ada yang baik dan ada yang buruk, manusia yang baik akan selalu menepati janjinya, sedangkan yang satunya dia akan mengingkari janjinya. Seperti saat pandemi ini, para tenaga medis lebih memilih sumpahnya atau mau berdusta dengan sumpahnya, dilihat dari masyarakat Indonesia yang kurang menaati kebijakan yang telah dibuat oleh Pemerintah dan Kementrian Kesehatan Republik Indonesia (KEMENKES).
Dilansir dari Tirto.id (28/05/2020), Provinsi Jawa Timur babak belur hadapi Covid-19 jelang new normal, Rumah Sakit Unair yang merupakan salah satu rumah sakit rujukan Covid-19 sampai menolak untuk menerima pasien baru dikarenakan sudah mencapai batas maksimal. Beban kerja pun bertambah idealnya satu ruang isolasi dijaga oleh 20-30 perawat, tapi lantaran banyaknya perawat yang tumbang membuat satu ruangan hanya dijaga 12-13 perawat ungkap salah satu perawat yang bekerja di rumah sakit tersebut.
Dari kasus tersebut terlihat, banyaknya pasien yang terjangkit berbanding terbalik dengan banyaknya perawat yang sehat dikarenakan jam kerja mereka yang sangat melelahkan. Perawat dan dokter tersebut melakukan pekerjaan dengan penuh semangat dan selalu ingat dengan sumpahnya yaitu senantiasa mengutamakan kesehatan penderita dibanding dengan kesehatannya sendiri.
Dokter dan perawat senantiasa berjuang di garis terdepan pada saat pandemi ini, seharusnya masyarakat juga harus ikut berjuang untuk tidak melakukan pelanggaran tersebut. Apalagi malah menghujat Dokter dan Perawat yang katanya terlalu lemah dan bersikap berlebihan. Tagar Indonesia terserah merupakan suatu bentuk kekecewaan yang dirasakan oleh tenaga medis pada saat ini, karena masyarakatnya yang kurang taat akan aturan, sehingga terjadi penambahan kasus Covid-19, bahkan tercatat sebanyak 1000 kasus dalam sehari.
Bukan masyarakat Indonesia namanya jika tidak membuat kehebohan, bukannya merenungkan kekecewaan yang dirasakan tenaga medis malah dihujatnya tenaga medis, bahkan ada yang sampai mengatakan bodo amat dengan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
Manusia yang hakikatnya adalah makhluk sosial, merupakan makhluk yang tidak dapat hidup tanpa berdampingan dengan manusia yang lain. Di dalam bersosial manusia sering kali melakukan interaksi dengan manusia lain yang dapat disebut dengan interaksi sosial, menurut Jhon Lewis Gillin (dalam Soekanto, 2007:55), interaksi sosial merupakan hubungan sosial dinamis yang terjadi antara satu individu dengan individu lainnya maupun dengan kelompok ataupun hubungan antar kelompok.
Pada masa pandemi ini harusnya kita sebagai manusia senantiasa melakukan interaksi sosial yang baik, jika perawat dan dokter bekerja mati-matian untuk kita seharusnya kita juga harus menghargai perjuangan tersebut. Terutama kita sebagai mahasiswa, yang mempunyai ideologi sendiri, yang mempunyai kebebasan sendiri, dan yang mempunyai tekad tinggi. Bantulah pemerintah dalam memerangi virus Covid-19 ini, buktikan jika kalian itu mampu dan bisa menjadi mahasiswa yang baik untuk Bangsa Indonesia.
Dokter dan perawat sudah melakukan yang terbaik sampai sekarang, mereka rela untuk tidak pulang dan tidak bertemu dengan keluarga mereka karena apa? karena mereka rela mengorbankan kepentingan pribadinya demi Negara Indonesia ini. Dokter dan perawat lebih memilih sumpahnya daripada memilih untuk berdusta, apa buktinya?
Dilansir dari Kompas.com (6/05/2020), Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 mencatat 55 tenaga medis meninggal dunia selama pandemic Covid-19 berlangsung di Indonesia. Mereka yang wafat terdiri dari dokter dan perawat, apa yang menyebabkan mereka wafat? Ya salah satunya dari si pasien sendiri, karena sikap si pasien yang kurang terbuka dan tidak mau untuk berkata jujur sehingga banyak perawat dan dokter terkena virus ini. Walaupun demikian perawat dan dokter tetap saja memegang teguh sumpah mereka untuk tetap melayani pasien dengan senang hati dan ikhlas.
Pernahkah anda membayangkan jika dokter dan perawat sudah tidak lagi memegang teguh sumpah jabatannya, apa yang terjadi dengan masyarakat sekarang, dan juga ditambah jika masyarakat ingin berobat lalu dokter dan perawat mengatakan bodo amat karena mereka sudah sakit hati dengan perkataan yang kalian lontarkan, coba anda bayangkan sekarang, pasti akan terjadi kekacauan dimana-mana, wabah akan semakin ganas menyerang masyarakat sekitar, dan masyarakat pun pasti banyak yang akan meninggal dunia.
Maka dari itu, alangkah baiknya jika kita mengintropeksi diri. Kita harus menciptakan interaksi sosial yang baik, jangan selalu menuruti ego masing-masing, kita harus senantiasa bekerja sama untuk saling menguatkan dan selalu berjuangan demi melawan virus Covid-19 ini. Berjuanglah sesuai dengan kemampuan kita sendiri, jangan berlebihan, karena sesuatu yang berlebihan itu tidak akan membuat kita menjadi lebih baik dari sebelumnya.
Belajarlah dari pengalaman-pengalaman sebelumnya, jika ada petugas medis menanyakan akan keadaan kita maka kita harus menjawabnya dengan jujur jangan sampai kebohongan kita mencelakai hidup orang banyak. Tetap patuhi aturan dari pemerintah dan tenaga medis, jangan anda hujat perjuangan mereka, jika kalian bosan percayalah tenaga medis juga demikian.
[Wisang Wisnu Aji C.D]
Artikel opini ini merupakan hasil latihan mahasiswa peserta mata kuliah Jurnalistik dari Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan FIP UNNES
-
Muda & Gembira10 years ago
Kalau Kamu Masih Mendewakan IPK Tinggi, Renungkanlah 15 Pertanyaan Ini
-
Lowongan10 years ago
Lowongan Dosen Akademi Teknik Elektro Medik (ATEM), Deadline 24 Juni
-
Muda & Gembira10 years ago
Inilah 10 Sifat Orang Ngapak yang Patut Dibanggakan
-
Muda & Gembira10 years ago
Sembilan Kebahagiaan yang Bisa Kamu Rasakan Jika Berteman dengan Orang Jepara
-
Muda & Gembira10 years ago
SMS Lucu Mahasiswa ke Dosen: Kapan Bapak Bisa Temui Saya?
-
Muda & Gembira11 years ago
Inilah 25 Rahasia Dosen yang Wajib Diketahui Mahasiswa
-
Kampus11 years ago
Akpelni – Akademi Pelayaran Niaga Indonesia
-
Kampus13 years ago
Unwahas – Universitas Wahid Hasyim