Wisata
Maerokoco, Taman Mini Jateng Indah
Pernah berkunjung ke Taman Mini Indonesia Indah (TMII)? Kalaupun belum, anda pasti pernah mendengar namanya. Tempat ini digunakan untuk mengenalkan berbagai rumah dan pakaian di seluruh Indonesia. Karena memang di sinilah seluruh rumah adat di Indonesia “berkumpul” dalam satu tempat.
Semarang pun punya tempat semacam itu. Namanya Puri Maerokoco. Nama ini diambil dari salah satu bagian epos Mahabarata yang menceritakan tentang keinginan salah seorang dewi memiliki seribu bangunan hanya dalam waktu satu malam.
“Taman Mini” maerokoco menjadi salah satu bagian dari PRPP Jawa Tengah yang diresmikan pada tahun 1980an oleh Gubernur Ismail. Konon, Puri Mearokoco dibangun untuk memberikan pengetahuan kebudayaan bagi masyarakat dengan membuat tempat ini mirip dengan keadaam yang sebenarnya.
Fungsi tersebut tentu saja di luar fungsinya sebagai sarana promosi potensi wilayah Jawa Tengah. Terdiri dari 35 anjungan, Puri merokoco berusaha menampilkan “wajah” 35 kabupaten/kota di seluruh Jawa Tengah.
Namun sayang, kondisi obyek wisata ini mulai memprihatinkan. Selain sepi, sejumlah anjungan tampak tak terawat. Padahal jika mau digarap dengan serius, Puri Maerokoco dupastikan memiliki manfaat besar bagi warga dan pemerintah. Setidak-tidaknya bisa dijadikan sebagai sarana promosi bagi 35 kabupaten/kota di Jawa Tengah.
Menurut penuturan salah seorang penjaga anjungan, saat ini anggaran yang diberikan dari masing-masing pemerintah daerah sebagai pemilik anjungan sangat minim. Meskipun para penjaga anjungan telah banyak yang berstatus pegawai negeri sipil. Akibatnya, para penjaga mengaku tidak dapat berbuat lebih dan hanya bisa berharap pemerintah daerah sadar akan potensi telah mendirikan anjungan di Puri Maerokoco.
Sebuah potensi sangat besar terlihat, jika pemerintah daerah mau memberikan perhatian lebih kepada tempat ini. Bagaimana tidak,selain terletak tidak jauh dari pusat kota Semarang yang notabene Ibukota Provinsi Jawa Tengah .Terdapat pula potensi dari pelajar-pelajar daerah yang melanjutkan studi di berbagai perguruan tinggi ataupun sekolah menengah yang ada di Semarang.
Dengan menumbuhkan rasa “nasionalisme lokal” pada pelajar daerah, mengenai potensi di daerahnya kepada teman-temannya melalui anjungan yang ada . Kita ambil contoh, jika terdapat 1000 mahasiswa yang berasal dari Demak dan setiap pelajar bercerita kepada 10 temannya setelah mengunjungi anjungan Kabupaten Demak, maka terdapat paling tidak 10000 orang berpotensi berkunjung ke Demak.
Dengan jelas akan terlihat sejumlah nominal yang akan didapat dari retribusi ataupun konsumsi yang dilakukan jika mengunjungi Kabupaten Demak dapat dijadikan sebagai salah satu sumber pendapatan asli daerah untuk membangun daerah.
Bukan suatu keniscayaan perputaran uang yang didapa dari sebuah miniatur akan dapat membangun sebuah kota. Anggaran yang digunakan untuk “memoles” miniatur tidaklah seberapa dari sekian milyar APBD yang ada, namun akan mendatangkan sumber pendapatan bagi sebuah kota. Bagaimana menurut Anda?
Ellectra A.A, Mahasiswa Fakultas Hukum (FH) Unnes, Penikmat wisata sejarah
-
Muda & Gembira10 years ago
Kalau Kamu Masih Mendewakan IPK Tinggi, Renungkanlah 15 Pertanyaan Ini
-
Lowongan10 years ago
Lowongan Dosen Akademi Teknik Elektro Medik (ATEM), Deadline 24 Juni
-
Muda & Gembira10 years ago
Inilah 10 Sifat Orang Ngapak yang Patut Dibanggakan
-
Muda & Gembira10 years ago
Sembilan Kebahagiaan yang Bisa Kamu Rasakan Jika Berteman dengan Orang Jepara
-
Muda & Gembira10 years ago
SMS Lucu Mahasiswa ke Dosen: Kapan Bapak Bisa Temui Saya?
-
Muda & Gembira10 years ago
Inilah 25 Rahasia Dosen yang Wajib Diketahui Mahasiswa
-
Kampus11 years ago
Akpelni – Akademi Pelayaran Niaga Indonesia
-
Kampus13 years ago
Unwahas – Universitas Wahid Hasyim
Agung
May 31, 2012 at 8:24 am
reged buanget, mambu buanget, ana tomcat.e
agus tw
January 25, 2013 at 6:29 am
mas….sya sangat setuju dengan pendapat anda….tempat obyeknya sudah mahal….tapi tak berpenghuni mosok masih di suruh bayar lagi…..jhelek amat mending ke obyek yg lain…………….saja….
‘
teguh
November 9, 2012 at 7:49 am
sangat menarik tulisannya, beginilah seharusnya para pemuda / mahasiswa, harus ikut memberikan andil dalam memajukan wisata jawa tengah
agus tw
January 25, 2013 at 6:23 am
ternyata di tipu oleh pariwara yg ada di internet….mosok obyeknya udah g karuan jelek….tdk terawat tak berpenghuni masih di tarik masuk obyek perkepala 6000 gimana…..buat semuanya g usah berkunjung di obyek wisata tersebut terutama d jateng and semarang….rugi besar….