Ada satu pertanyaan yang sering sekali muncul dalam diskusi di kelas-kelas bahasa Indonesia yang saya ampu. Pertanyaan itu adalah: apa sih kriteria bahasa Indonesia yang baik dan benar?
Saya kira ini pertanyaan lama yang jawabannya sudah dijelaskan oleh guru bahasa Indonesia di sekolah. Tapi ternyata pertanyaan ini masih sering muncul juga.
Nah, untuk menjawab pertanyaan itu, di kesempatan ini saya akan coba uraikan kriteria bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Tapi sebelum kita bahas kriteria itu kita harus pahami dulu perbedaan bahasa Indonesia yang baik dan benar? Dan, mana yang lebih utama: bahasa yang baik atau bahasa yang benar?
Perbedaan antara bahasa Indonesia yang baik dan benar terletak pada alat ukurnya. Bahasa Indonesia yang baik diukur oleh derajak komunikatifnya. Oleh karena itu, bahasa Indonesia yang baik sangat ditentukan oleh konteks sosial dan budaya.
Pada prinsipnya, bahasa Indonesia dikatakan baik jika bahasa Indonesia dapat berfungsi secara efektif untuk mengomunikasikan pesan dari penutur ke mitra tuturnya. Agar pesan tersebut sampai, seorang penutur perlu menyesuaikan diri dengan konteks sosial dan budaya tempatnya berbicara atau menulis.
Misalnya, saat kita bicara dengan teman sebaya akan lebih baik jika kita menggunakan bahasa akrab. Bahasa akrab ditandai dengan pilihan kata yang tidak formal, sapaan yang egaliter, dengan istilah-istilah yang hidup di komunitas pertemanan itu.
Sebaliknya, saat kita bicara dengan orang lebih tua, bahasa yang baik adalah bahasa yang mencerminkan rasa santun dan hormat. Hal itu bisa ditandai dengan pilihan kata yang formal, ungkapan yang tidak langsung, dan bentuk-bentuk perendahan diri.
Karena bahasa yang baik sangat bergantung dengan konteks situasi, baik-buruknya bahasa selalu bersifat relative. Bahasa Indonesia yang baik di satu daerah belum tentu baik di wilayah lain. Bahasa Indonesia yang baik di satu kelompok sosial belum tentu baik di kelompok sosial lain.
Nah, kriteria bahasa yang baik berbeda dengan bahasa yang benar. Bahasa Indonesia yang benar adalah bahasa Indonesia yang digunakan sesuai dengan kaidah kebahasaan formal.
Ukuran kebenarannya adalah aturan tertulis yang mengatur penggunaan bahasa Indonesia, seperti Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia atau PUEBI, Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia atau TBBI, atau Tata Bentukan Istilah Bahasa Indonesia.
Benar dan salahnya sebuah bentuk bahasa diukur menggunakan aturan yang jelas dan tegas. Karena alat ukurnya adalah aturan yang tegas, maka bahasa yang benar bersifat mutlak di seluruh wilayah yang mengakui keberadaan aturan tersebut.
Kriteria bahasa yang benar di Jawa akan sama dengan kriteria di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Papua, dan daerah-daerah lain. Kriteria bahasa yang benar di sekolah juga sama dengan kriteria di kampus, di kampung, dan di tempat-tempat lain.
Nah, sampai di sini kita sudah bisa bedakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Lalu, mana yang lebih utama antara bahasa yang baik dengan bahasa yang benar? Ada ahli berpendapat, bahasa yang baik lebih utama karena fungsi utama bahasa adalah untuk komunikasi. Karena itu, baik dulu, baru benar.
Tapi saya berpendapat, dalam konteks-konteks tertentu, kebenaran harus dikedepankan. Misalnya dalam penulis produk hokum dna karya ilmiah.
Dalam penulisan produk hokum kriteria benar harus diutamakan karena kebenaran bahasa punya pengaruh besar terhadap hak dan kewajiban individua tau masyarakat. Dalam konteks ini, bahasa yang tidka benar bisa mengakibatkan perlakuan yang tidak benar terhadap subjek hokum tertentu.
Demikian, penjelasan saya. Semoga bermanfaat.
Untuk mendapat ulasan bahasa Indonesia dalam versi video, ikuti Youtube saya: Rahmat Petuguran
-
Muda & Gembira10 years ago
Kalau Kamu Masih Mendewakan IPK Tinggi, Renungkanlah 15 Pertanyaan Ini
-
Muda & Gembira10 years ago
Inilah 10 Sifat Orang Ngapak yang Patut Dibanggakan
-
Muda & Gembira9 years ago
Sembilan Kebahagiaan yang Bisa Kamu Rasakan Jika Berteman dengan Orang Jepara
-
Muda & Gembira10 years ago
Inilah 25 Rahasia Dosen yang Wajib Diketahui Mahasiswa
-
Muda & Gembira9 years ago
SMS Lucu Mahasiswa ke Dosen: Kapan Bapak Bisa Temui Saya?
-
Lowongan9 years ago
Lowongan Dosen Akademi Teknik Elektro Medik (ATEM), Deadline 24 Juni
-
Kampus11 years ago
Akpelni – Akademi Pelayaran Niaga Indonesia
-
Kampus12 years ago
Unwahas – Universitas Wahid Hasyim