Connect with us

Kolom

Kemandirian Membaca Menjadi Aspek Pembelajaran Bahasa dan Sastra

Published

on

Belajar bahasa dan sastra itu rumit. Mungkin anda bisa mendengarkan penjelasan tentang bahasa dan sastra tapi setelahnya anda seperti tidak mendengar apapun. Pemahaman dalam menyimak bahasa dan sastra  sangat diperlukan, beberapa metode membaca dapat digunakan dalam proses ini. Mengenal bahasa sudah kita lakukan saat mulai belajar berbicara dalam konteks bahasa verbal.

Bahasa Indonesia tidak menjadi bahasa pertama yang kita pelajari karena Indonesia memiliki banyak bahasa suku yang merupakan bahasa pertama yang kita dengarkan. Kita mulai intens menggunakan bahasa Indonesia ketika mulai bersekolah, berawal belajar menulis, membaca hingga berbicara.

Pada tingkatan selanjutnya belajar tentang tata bahasa Indonesia, seperti terbentuknya suatu kata,frasa dan kalimat. Materi tersebut memiliki tatanan pasti untuk dipelajari. Jika membahas sastra, masyarakat umum akan membahas tentang novel dan cerpen padahal pembelajaran sastra sangat luas. Sebelum keberadaan handphone masyarakat Indonesia menikmati karya satra secara intens, namun seiring berkembangnya teknologi masyarakat beralih kepada media video visual.Masyarakat lebih suka melihat dan mendengar. Kemauan membaca menurun sehingga eksistensi karya sastra tulis berkurang. Pembelajaran bahasa dan sastra akan terus memiliki problema jika kunci utama yaitu mebaca masih rendah.

Menurut data UNESCO, minat baca masyarakat Indonesia hanya 0,001%. Artinya dari 1.000 orang Indonesia Cuma 1 orang yang rajin membaca. Riset berbeda bertajuk World’s Most Literate Nation Ranked yang dilakukan oleh Central Connecticut State Univesity pada Maret 2016 lalu, Indonesia menduduki peringkat ke-60 dari 61 negara soal minat membaca, persis berada di bawah Thailand (59) dan di atas Bostwana (61).

Pembelajaran Bahasa dan Sastra di tingkat SMP-SMA tentu sudah terdapat kurikulum yang akan memudahkan guru untuk pembahasan materi. Problematika yang sering terjadi adalah ketersediaan waktu yang tidak memenuhi kebutuhan pembahasan materi. Jika kita menyampaikan semua materi hanya secara teoritis akan memakan banyak waktu.Penggunaan waktu yang efektif bisa dilakukan dengan cara mengajar secara praktis dan efisien. Pembelajaran metode inkuiri yang mengedepankan siswa berdiskusi sengan satu sama lain adalah salah satu cara untuk memantik siswa mencari referensi lebih di luar pembelajaran yang diberikan guru.

Kendala terbaru pembelajaran bahasa dan sastra di pandemic COVID 19 adalah jarak. Guru tidak bisa mengontrol siswa secara langsung dan interaksi terbatas. Guru bertanggung jawab penuh menghidupkan suasana belajar yang aktif secara online. Seringkali guru hanya memberikan materi dan tugas tanpa adanya diskusi yang hidup padahal siswa SMP dan SMA masih perlu panduan ketat untuk tetap belajar di rumah.

Orang tua juga berperan besar terhadap kemandirian belajar siswa. Jika guru lebih sering menggunakan metode pembelajaran konvesional akan berdampak pada kesulitan guru dan siswa beradaptasi dengan pembelajaran online. Terlebih siswa SMP dan SMA di Indonesia tidak gemar membaca yang merupakan modal besar agar bisa aktif berdiskusi.

Salah satu solusi adalah membuat materi pembelajaran dikemas lebih menarik agar siswa lebih tertarik dalam pembelajar online, seperti mengemas materi dalam bentuk video yang berisi review buku atau film. Jika siswa tertarik, mereka akan melihatnya secara mandiri. Hal dasar yang perlu dikuatkan adalah kemandirian belajar siswa. Mereka dituntun untuk mandiri, namun kemandirian tersebut terkadang tidak sebanding dengan latar belakang sekolah, sarana dan prasarana yang dimiliki.

Mereka membutuhkan arahan untuk mengetahaui tahap memulai belajar. Kendala sinyal berpengaruh besar dalam pembelajaran online, biasanya terjadi pada siswa yang tinggal di pedesaan. Pihak sekolah dua kali lipat harus lebih aktif memantau siswa, jika tidak kegiatan sekolah hanya sekedar menjawab soal dan memberikan nilai. Pada dasarnya permasalahan yang perlu dibenahi adalah kemauan membaca dan mengolah informasi.

Nila Dianti, Tommi Yuniawan

Rahmat Petuguran adalah pemimpin redaksi PORTALSEMARANG.COM. Selain aktif di dunia jurnalistik, ia juga aktif menjadi peneliti bahasa. Sebagai peneliti bahasa ia menekuni kajian sosiolinguistik dan analisis wacana. Kini sedang melanjutkan studi di Program Doktor Ilmu-Ilmu Humaniora (Linguistik) Universitas Gadjah Mada.

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Trending