Connect with us

Komunitas

Kaki Langit, Paguyuban Penggemar Teka Teki Silang Sulit

Published

on

Mengisi teka-teki silang, bagi sebagian orang, barangkali hanya iseng. Tapi bagi anggota Paguyuban Kaki Langit, sebuah paguyuban yang berkantor pusat di Jalan Raung, Semarang, teka-teki silang lebih dari itu. Kegemaran mengisi huruf dalam kotak-kotak bersilangan itu telah mempersatukan mereka. Dari teka-teki silang mereka menemukan saudara-saudara baru.

Menurut sekretaris Paguyuban, Manang Wahjudi, paguyuban terbentuk 15 Januari 2006. Ia dan Pak Tris, pemilik radio Lusiana Semaang, adalah dua orang yang membidaninya. “Awalnya karena di radio ada acara Kaki Langit, acara bagi para penggemar TTS untuk saling bertanya,” kata Manang di rumahnya, Jalan Lamper Tengah VIII Semarang. Dulu, Manang lah yang mengasuh acar itu.

Awal didirikan, anggota Kaki Langit hanya sekitar 5 orang. Mereka menempati sekretariat di Jalan Raung Semarang. Jumlah anggota meningkat drastis setelah Manang menulis surat pembaca ke beberapa surat kabar. Penggemar dari berbagai kota seperti Cilacap, Tegal, Purwokerto, bahkan Yogyakarta pun bergabung.

Setelah profil komunitas itu dimuat sebuah surat kabar nasional, puluhan penggemar TTS dari berbagai daerah meminta bergabung. “Ada yang dari Tanjung Pandan, ada yang  dari Jakarta Selatan,” kata Manang sambil menunjukkan tabel berisi nama dan alamat anggota.  Ia mencatat, hingga kini anggotanya sudah mencapai 350 orang.

 Ada yang dari Tanjung Pandan, ada yang  dari Jakarta Selatan.

Manang

Santoso, adalah ketua paguyuban itu. Setelah sukses mengorganisasi Kaki Langit di Semarang, Santoso mendirikan cabang di Jogja. “Tanggal tujuh Maret kemarin cabang Jogjakarta persis berumur setahun,” kata Santoso, via telepone.

Baik Manang maupun Santoso adalah “pemain lama” di bidang TTS. Manang, yang 26 Mei nanti usianya genap 63 tahun bahkan sudah melakoni hobi itu sehak SD. “Dulu ada majalah Si Kuncung, saya ingat”. Sejak itu sudah puluhan kali Manang menang TTS. Dari hadiah Rp 50 ribu hingga Rp 150 pernah ia peroleh. Bahkan, salah satu anggota Kaki Langit, tahun lalu memenangkan hadiah sepeda motor.

Layaknya organisasi, Kaki Langit kini memiliki sekretariat di Jalan Raung VII. Mereka juga rutin menyelenggarakan pertemuan tiap dua bulan sekali. Urusan tempat, mereka tidak perlu pusing. Biasanya anggota yang menawarkan diri untuk menjadi tuan rumah. “Ini sampai April sudah ada jadwalnya. Anggota banyak yang berebut ingin menjadi tuan rumah,” kata pensiunan sinder PTPN ini.

Apa yang mereka lakukan saat kumpul? Ada arisan dan diskusi membahas masa depan paguyuban. Tapi menu utamanya tetap satu, yakni  ngisi TTS. Karena yang hadir puluhan orang, panitia membagi mereka dalam kelompok-kelompok kecil. Dalam undangan, panitia mewajibkan anggota membawa beberapa surat kabar edisi Minggi. Secara berkelompok mereka kemudian mengerjakan TTS di sana. “Kalau saya, karena jadi panitia malah tidak sempat. Saya ngurusi yang lain,” lanjut Manang.

Menurut Manang, mengisi TTS punya keasyikan tersendiri. Ia bahkan sering tidak bisa tidur lantaran salah satu pertanyaan di sana belum terjawab. Untung saja, anak-anak dan istrinya sudah paham kegemerannya itu sehingga tidak pernah protes. “Mereka tidak suka. Tapi mereka ndukung wong sudah tahu hobi saya,” lanjut Manang.

Saat kesulitan, sesama anggota biasanya saling SMS. Manang, karena dianggap senior, sering melayani pertanyaan dari anggota-anggota lain. Begitu pula sebaliknya. Saat ia kesulitan ia juga bertanya ke anggota lain. Namun, ia lebih sering mengandalkan kamus. Di rumahnya, Manang memilii belasan kamus dari berbagai bahasa. Dari Portugis, Italia, Jerman, Korea, Arab, China, Kawi, Sansekerta, Sunda, sampai Bahasa Turki. Buku Cerdas karya Edi Siregar juga ia miliki.

Di rumahnya, Manang memilii belasan kamus dari berbagai bahasa. Dari Portugis, Italia, Jerman, Korea, Arab, China, Kawi, Sansekerta, Sunda, sampai Bahasa Turki. Buku Cerdas karya Edi Siregar juga ia miliki.

“Kadang kalau jawabannya tidak ketemu, ya saya harus metani kamus. Kalau huruf depannya sudah diketahui, B misalnya, saya petani B sampai Z. Pakai ilmu kira-kira saja” katanya. Ia mengaku tidak meggunankan google karena tidak terlalu paham internet. Untuk soal-soal tentang musik, ia lebih sering bertanya kepada anak-anaknya.

Anggota Kaki Langit, menurut Manang, berasal dari berbagai profesi. Ada mantan pejabat, mantan anggota DPRD,  ada pula pensiunan. “Umumnya memang sudah berusia dia atas lima puluh tahun. Tapi anggota mahasiswa juga ada yang aktif,” lanjutnya.

Lama kelamaan, Paguyuban Kaki Langit tidak hanya menjadi kumpulan penggemar TTS. Menurut Manang ada ikatan emosional yang membuat mereka saling memiliki. Bahkan, ia mengaku, kalau lama tidak ketemu sering kangen. “Kami sudah seperti sodara,” katanya. “Kalau ada pertemuan kok ndak datang, saya seperti marah pada diri sendiri.” PortalSemarang.com

Continue Reading
2 Comments

2 Comments

  1. ANGGREK PS

    January 5, 2012 at 2:33 pm

    Salam pecinta TTS..
    kami dari toko buku gramedia bintaro menawarkan new arrival TTS KOMPAS vol.3 Rp 50.000
    terima kasih

  2. yodann

    April 6, 2015 at 1:35 pm

    Salam pecinta TTS,
    Ane mau bagikan info menarik untuk kalian agar bisa makin enjoy. Cobain maen TTS di hp android, bisa unduh di sini. Sudah mendukung mutli bahasa INDO & INGGRIS: https://play.google.com/store/apps/details?id=com.rockwize.app.xrisxros

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Trending