Connect with us

Uncategorized

Gelak Tawa yang Mengundang Kebahagiaan

Published

on

Memasuki kawasan Trans Studio Bandung atau yang biasa disebut TSB, mataku langsung terpana dengan jet coaster yang berada tepat di bagian depan bangunan tersebut. Jet coaster yang tentunya berbeda jika dibandingkan dengan jet coaster yang ada di taman bermain lain yang selama ini pernah aku jumpai. Disertai ornamen gorilla raksasa dan bertuliskan Trans Studio Bandung semakin mengalihkan pandangan mataku. TSB yang merupakan salah satu taman bermain terbesar di Indonesia, memiliki berbagai wahana yang menarik, memukau bahkan menegangkan. Selain Jet Coaster yang terpampang jelas begitu pengunjung akan antri masuk ke dalam TSb, ada wahana giant swing, vertigo, 3D, Dragon, Sains, dan masih banyak lagi.

Aku dan beberapa teman mencoba hampir semua wahana, dan yang pertama kali aku coba adalah dunia lain. Di dalam wahana tersebut ada beberapa boneka yang dibentuk layaknya pocong, kuntilanak, tuyul, dengan suara-suara horor ditambah ada ambulan di dalamnya.

”Ya lumayanlah untuk pemanasan sebelum mencoba wahana lain,” ujar temanku. Setelah itu, aku mencoba masuk ke sains karena penasaran seperti isi di dalam wahana tersebut. Maklum masih terbawa jiwa-jiwa anak IPA-nya. Aku bersama Tati langsung mengetes kepekaaan telinga dengan mainan telpon-telponan, sebab di dalam telpon itu terdapat beberapa tombol yang menguji kerusakan alat pendengaran. Secara spontan Tati berkata “Halo,,, Elsa,,, kamu bisa denger aku kan?”. Aku pun menjawab “Iya halo Tat, bisa,,”.

Kemudian Tati menimpali jawabanku “Wah alhamdulilah ya,, telinga kita masih normal… hahhaaahahaa”. Aku ikut tertawa melihat senyuman temanku yang berada tepat diseberang bilik telponku. Sepele memang tapi ternyata membuat kami ketagihan. Lalu kami mencoba mengukur keseimbangan antara otak kanan dengan otak kiri. Ternyata aku dan Tati memiliki karakter yang berbeda, aku cenderung di otak kanan sedangkan Tati lebih dominan otak kirinya. Setelah rasa penasaran kami mengenai kemampuan otak telah terobati.

Kami pun mencoba mengemudikan pesawat mainan yang dirancang khusus dengan ilmu fisika guna menguji kecepatan pesawat tersebut. Karena masih takjub dengan benda-benda yang ada di dalam ‘sains’, aku pun menawarkan Tati untuk mengelilingi setiap percobaan yang ada. Kasur paku adalah tempat pemberhentian kami yang menggugah hati Tati untuk tiduran di atas bidang yang dibawahnya berisi paku-paku dengan susunan rata sehingga tidak menimbulkan rasa kesakitan bila ada orang tidur di atasnya.

Ada pula bola yang bisa membuat rambut kita berdiri apabila kedua tangan kita diletakkan di samping kanan dan kiri bola tersebut, semacam alat yang dapat memindahkan energi listrik dari bola ke tubuh manusia. “Ayo kita coba main itu Els….”. kemudian penjaga stand tersebut menimpali pernyataan Tati sambil tertawa, “hehehee maaf mba, kalo mau pake alat ini jilbabnya harus dilepas dulu”. Aku pun ikut tertawa,,, tetapi Tati terus memaksa bahwa ia ingin mencoba alat tersebut, “Hedeh Tati, kan kita pake jilbab kalo mau nyoba ya monggo lepas jilbabnya,,,”.

Tati pun terdiam dan lalu senyum-senyum sendiri… Setelah itu, aku dan Tati bermain uji coba gelombang, yaitu dengan cara memetik senar gitar dan memutar pedal yang ada di bagian bawah guna menghasilkan gelombang. Selain itu, muncul juga alunan nada dari senar gitar yang dipetik. Kolaborasi yang begitu indah antara bunyi dengan gelombang dari senar gitar. Oh iya di tempat ini, aku juga menjadi tahu proses terjadinya angin topan yang dari ukuran kecil sampai ukuran besar. Angin topan muncul dari udara panas yang berada pada wilayah tertentu kemudian menimbulkan arus angin yang lama-kelamaan bisa membesar dan memporah porandakan apa saja yang berada di dekatnya. Karena saking herannya, alhasil aku pun mengabadikan momen-momen tersebut dengan kamera gawai kesayanganku.

Usai bersains-sains seraya mengenal masa-masa SMA dulu. Aku pun bersepakat dengan Tati untuk bermain dragon castle, jujur saja jika ditawari untuk bermain yang horor seperti giant swing dan vertigo itu aku ragu-ragu. Oleh sebab itu, aku pun kemudian mengajak Tati masuk di area 4D, di tempat ini kami menonton pemutaran film super hero menggunakan kacamata 4D. Kacamata tersebut tentu saja tujuannya untuk menambah dramatisasi pengunjung selama menonton. Sebab pengunjung seakan-akan diajak ikut andil dalam setiap bagian dalam film.

Mulai dari ikut bergerak hingga terkena cairan berupa air yang disemprotkan oleh alat yang ada disekitar kursi pengunjung. Puas bermain menjadi super hero, kami pun menonton Act Racing, yaitu menonton adegan-adegan berbahaya yang biasanya dilakukan oleh stuntman atau pemeran pengganti dalam beberapa adegan. Bedanya pada kesemoatan kali ini, kami bisa melihat secara langsung bagaimana proses stuntman menjadi pemain atau actor handal dengan tetap menjaga keselamatan. Semua pengunjung dibuat terpukau dengan tampilan para aktor yang mengendarai motor gede atau moge dengan kecepatan tinggi, hingga adegan jatuh dari lantai dua bahkan adegan terbakar pun ditampilkan.

Perjalanan di TSB, aku akhiri dengan bermain air di wahana jelajah. Menaiki kapal yang ditarik lori, aku dan Tati dengan pedenya duduk dibagian depan. Ya walaupun takut terkena air akan tetapi aku tetap duduk dengan santai. Begitu melewati jalanan yang ada, aku pun tertawa dengan Tati “Orang Cuma kaya gini doang Tat, kita ndak basah loh,, hehhee”. Tati ikut tertawa bahagia, dan begitu menengok ke sebelah kiri, ternyata kami salah sebab masih ada yang lebih tinggi alirannya di depan. Dan kami baru akan melewatinya,,,, “Itu,, Ituu,, di depan masih ada lagi Els,,,” Lalu Bbbbyyuuuurrrr,,,,, alhasil basahlah jaket yang kami kenakan….. Sungguh perjalanan yang mengesankan. Sungguh betapa nikmatnya bisa kembali melonggarkan syaraf-syaraf tubuh yang haus akan liburan adalah kebahagiaan luar biasa. Elsa Rusadi

 

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Trending