Connect with us

Pendidikan

Dorong Pengembangan Kopi Lokal, MG Jateng Gelar Social Project di Desa Sampetan Boyolali

Published

on

Mata Garuda Jawa Tengah (MG Jateng) LPDP menggelar kegiatan Social Project yang dilaksanakan di Desa Sampetan, Kecamatan Gladagsari, Boyolali pada Kamis (25/07/2024). Kegiatan ini dihadiri berbagai pihak yang mendukung pengembangan potensi kopi lokal di wilayah tersebut.

Plt. Kepala Subdivisi Pengembangan Alumni LPDP, Tri Susilo menyebut kegiatan sosial ini merupakan bagian dari tanggung jawab LPDP yang dibiayai negara.

“LPDP mengharuskan adanya proyek sosial untuk alumni yang dapat berbentuk apa saja. Tahun ini, MG Jateng dipilih untuk melaksanakan kegiatan sosial ini di Boyolali,” ungkap Tri Susilo.

Menurutnya, MG Jateng juga berencana menginisiasi kegiatan sosial serupa di daerah lain dengan bekerjasama dengan universitas setempat.

Selain Plt. Kepala Subdivisi Pengembangan Alumni LPDP, kegiatan juga dihadiri oleh Sekretaris Desa Sampetan, PPL Kecamatan Gladagsari, Ketua Kelompok Tani Rukun Santoso, Tim LPDP Pusat, Alumni LPDP, dan Badan Pengurus Harian (BPH) MG Jateng.

Sekretaris Desa Sampetan, Bahri Mustofa mengungkapkan potensi besar yang dimiliki oleh wilayahnya dalam industri kopi.

“Desa Sampetan yang terletak pada ketinggian 700 hingga 1.500 mdpl, menawarkan kondisi geografis yang ideal untuk pengembangan kopi,” ungkap Mustofa.

Ia menekankan pentingnya optimalisasi usaha kopi sebagai bagian dari mata pencaharian masyarakat sekitar.

Kegiatan ini menghadirkan dua narasumber utama yakni M. Ali Machrus, M.Pd. (Co-Founder Edukopi Wonosantri Abadi) dan Roikhanatun Nafi’ah, M.T. (CEO and Founder Crustea).

Dalam sesi materi, Machrus berbagi pengalamannya mengembangkan kelompok tani Wonosantri. Ia memaparkan berbagai langkah yang telah diambil, termasuk mendapatkan pendanaan dari berbagai pihak dan mengembangkan fasilitas produksi kopi.

Co-founder Edukopi Wonosantri Abadi itu menekankan pentingnya menjaga kualitas kopi yang dipengaruhi oleh peran petani, roaster, dan barista.

“Dengan quality control yang ketat dan SOP produksi yang terjaga, kita berharap kopi dari Desa Sampetan dapat bersaing di pasar yang lebih luas,” pungkas Machrus.

Ketua panitia, Mudrofin dalam laporannya menjelaskan bahwa MG Jateng merupakan organisasi penerima dan alumni beasiswa LPDP yang berfokus pada kegiatan social project.

“Tujuan utama dari acara ini adalah meningkatkan daya saing kopi Desa Sampetan, yang saat ini dijual dengan harga Rp 60.000 per kilogram, jauh di bawah harga normal kopi berkualitas yang mencapai Rp 100.000 per kilogram,” ungkap Mudrofin.

Para peserta diajak untuk melihat kebun kopi dan belajar tentang budidayanya bersama petani kopi setempat.

Acara diakhiri dengan sesi tanya jawab, di mana peserta dapat berinteraksi langsung dengan para narasumber untuk mendapatkan informasi lebih lanjut.

Kegiatan ini diharapkan dapat mendorong alumni penerima beasiswa LPDP dan pihak-pihak terkait untuk dapat terus berkolaborasi dan berinovasi dalam mengembangkan potensi lokal masyarakat di Indonesia.

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Trending