Connect with us

Semarang – Sejak pandemi virus covid-19 telah menyebar luas di Indonesia, pemerintah mulai menerbitkan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala besar) untuk mengurangi dampak penularan virus covid 19. Sejak pelaksanaan PSBB dimulai semua kegiatan harus dikerjakan dari rumah tidak kecuali Achmad Fairuzza Dailami  mahasiswa Jurusan Teknologi Pendidikan Universitas Negeri Semarang yang sedang mengerjakan skripsi dari rumah secara daring.

Fairuzza menuturkan bahwa saat mengerjakan skripsi secara daring belum mendapatkan kendala-kendala besar yang menghambat saat mengerjakan skripsi.

Pas mengerjakan skripsi sih belum mendapat kendala-kendala besar, saat bimbingan juga lancar-lancar aja mungkin cuman respon dari dosen pembimbing aja yang kurang cepat dalam menjawab saat proses bimbingan dan penyampaiannya sih kalo aku lebih enak ngomong langsung tatap muka daripada secara daring,” tutur Fairuzza, Kamis (26/6/2020)

Saat pengambilan data untuk penelitian, Fairuzza melakukan wawancara secara daring dan tatap muka secara langsung.

“ Saat pengambilan data karena saya menggunakan wawancara, semua kesepakatan dari narasumber, ada yang sepakat menggunakan daring, langsung aja aku wawancara dan yang tatap muka biasanya dari sana memberikan jadwalnya untuk diwawancara dan saat wawancara tidak lupa juga mematuhi protokol kesehatan yang di ajurkan oleh pemerintah,” ungkapnya

Ia pun berharap semoga virus covid-19 bisa cepat berakhir dan saat wisuda bisa dilakukan secara langsung tidak secara daring.

Ada cerita unik dari Pebry Adi Prakoso Mahasiswa Jurusan Teknologi Pendidikan Universitas Negeri Semarang saat mengerjakan skripsi saat pandemi covid-19. Adi bercerita bahwa saat melakukan bimbingan secara online hanya dilakukan jika ada hal yang tidak dipahami saja dan jika mengirim file harus berbentuk hard file dikarenakan dosen pembimbingnya tidak bisa membaca secara lama didepan layar digital.

Untuk keperluan bimbingan jika harus mengirim sebuah file, Adi meminta tolong kepada temannya yang rumahnya dekat dengan kampus.

“ Saat pengumpulan hardfilenya untuk keperluan bimbingan saya meminta tolong kepada teman yang deket dari kampus untuk mencetak file dan langsung ditaruh di meja dosen pembimbing karena pada saat itu saya masih di rumah jadi agak susah kalau datang langsung ke kampus. Baru sesudah lebaran saya stay di semarang,” ungkapnya

Pengalaman Adi saat pengambilan data ada kendala di karena saat proses pemberian angket kantor tersebut tutup diakibatkan penyebaran kasus covid-19 yang sangat cepat di Indonesia, sebelumnya ia sudah mengambil data dikantor tersebut .

“Pas pengambilan data saya sebelumnya sudah ngambil sebagian pada saat belum ada kasus covid-19 itu dalam bentuk wawancara, selanjutnya niatnya mau pengambilan data lagi melalui angket tapi saat h-3 saat jadwal mau mengambil data, saya di kabarin kalau kantor disana tutup karena udah banyak kasus covid-19 di indonesia,”ungkapnya

Untuk mengatasi kendala tersebut, Adi mengkonsultasikan kendala ini kepada dosen pembimbing dan narasumber, akhirnya solusi yang terbaik untuk pemberian angket ini di ambil secara daring dengan menggunakan google form.

 

[Fauzi Rizaldi]

Berita ini merupakan hasil belajar kelas jurnalistik mahasiswa jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan FIP UNNES

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Trending