Connect with us

News

Bangun Pagi.. Hore.. Hari Kartini…

Published

on

Jawa Tengah

TIDAK seperti biasanya, pukul tiga dini hari tadi Siwi sudah bangun. Gadis mungil yang kini duduk di kelas 3 SD Negeri 1 Sekaran ini sengaja meminta ibunya membangunkannya lebih awal. Setelah mandi, diantar kedua orang tuanya, ia pergi ke salah satu salon tak jauh dari rumahnya di Sekaran. Dia berdandan mengenakan pakaian adat Bali.

Bantu Teman

Jauh-jauh hari Siwi memang telah mempersiapkan diri. Pihak sekolah telah mengumumkan bahwa akan ada perayaan hari Kartini tanggal 21 April hari ini. Para siswa diwajibakan mengenakan pakaian adat dari berbagai daerah.

Bagi Siwi, acara seperti ini petut dinanti. Sebab, suasana sekolah akan sangat meriah. Apalagi, peragaan busana dirancang sebagai kompetisi. Pasangan dengan pose terbaik akan dapat hadiah.

Selain Siwi ada Nita yang tampaknya sangat menikmati acara itu. Nita yang kini duduk di kelas lima juga telah memepersiapkan diri. Tadi pagi ia bangun pukul lima pagi. Diantar ibunya, ia berdandan ala pengantin Jawa Barat di sebuah

Tegang

salon. Lengkap dengan sanggul dan selop berhak tinggi. Ia mengenakan kebaya abu-abu berhias payet. Ia tampak cantik sekaligus tampak tak nyaman. Langkahnya kurang leluasa. Bahkan ia harus sedikit mengangkat jariknya supaya bisa berjalan.

Apa makna hari Kartini bagi bocah-bocah ini? Siwi tahu tanggal 21 April adalah hari Kartini. Tapi ketika ditanya siapa Kartini, gadis cilik berambut panjang ini menggeleng-gelengkan kepala. “Ndak tahu,” jawabnya, sambil meringis tersipu. Meski begitu, ia mengaku senang bisa merayakan hari Kartini bersama puluhan rekan-rekannya.

Para Kartono

Nita sedikit berbeda. Ia tahu siapa Kartini. “Dia lahir di Jepara. Dia sudah berjasa membangun sekolah-sekolah untuk anak-anak,” katanya, yakin. Menurutnya, memperingati hari Kartini perlu, supaya orang lebih mengenalinya.

Anak-anak ini tampaknya memang tak terlalu risau dengan siapa Kartini atau apa itu emansipasi. Pagi itu mereka lebih asyik bergaya di depan teman, guru, dan orang tua mereka.

Pasangan

Diawali upacara bendera, lomba peragaan busana dimulai. Kelas 1 dapat giliran unjuk kebolehan pertama kali. Dengan berpasangan mereka berjalan, melempar senyum pada penonton, pose beberapa detik, lalu kembali ke barisan.

Lantas, apa makna hari Kartini buat ibu-ibu yang pagi tadi mengantar anak-anaknya ke sekolah? Hana, ibu paruh baya yang tinggal di Sekaran, tak ambil pusing. Ketika ditanya soal itu, ia justru menyibukan diri mengatur pose anaknya. Ia meminta saya mengambil beberapa pose untuk mengabadikan kedua anaknya yang berdandan seragam. Selamat hari Kartini. PortalSemarang.com

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Trending