Connect with us

ADA tiga tipe bahasa perlawanan. Tiga tipe bahasa inilah yang kini digunakan kawan-kawan muda yang resah dengan meningkatnya tindakan respresif aparat “antikomunis”. Mereka melawan ideologi komunis phobia dengan mereproduksi wacana komunis phobia, tetapi dengan memodifikasi pesannya.

Tiga tipe bahasa perlawanan ini bisa menghasilkan efek perlawanan atas wacana yang diproduksi penguasa tanpa harus memproduksi wacana kontra. Inilah yang membuat perlawanan dengan bahasa tidak tampak sebagai perlawanan.

anti pki 2

Dari FB Ahmad Salman

Tipe pertama, melebih-lebihkan. Menuturkan kembali sebuah pesan dengan cara berlebih-lebihkan sehingga pesan itu menjadi tampak tak penting.

Contohnya, karikatur yang menunjukkan seorang polisi yang menangkap orang yang sedang makan nasi dengan sayur genjer. “Aha, kamu terbukti makan genjer. Makanan komunis! Kamu saya tangkap.”

Tipe kedua, menjadikannya sebagai plesetan. Dalam tipe ini, sebuah tuturan dari rezim penguasa dituturkan kembali dengan memodifikasi bagian tertentu sehingga memiliki makna lain.

Orba adalah akronim Orde Baru, tetapi sejumlah mahasiswa menggunakan akronim itu sebagai bentuk pemendekan dari “orde bangkrut”. Seorang menulis “Kalau mau tangkap PKI, tankap dulu Jokowi. Dia adalah PKI, Presiden Ketujuh Indonesia.”

Tipe ketiga, memberi makna asosiatif. Tipe bahasa perlawanan ini bisa direproduksi karena kata memilki makna asosiatif, makna konotatif, yang membuatnya bisa digunakan dalam dua konteks sekaligus.

Rahmat Petuguran
Pemimpin Redaksi PORTALSEMARANG.COM

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Trending