Media sosial menjadi arena pertarungan, baik politik maupun kultural. Kondisi itu sangat nyata ketika terjadi pertarungan politik dalam pilkada.
Bahkan dalam satu tim sukses, media sosial sudah lazim dikelola sebagai alat pemenangan. Di sana ada produsen konten, juga ada tim penyebar (buzzer)
Itu salah satu gagasan yang disampaikan Komisioner Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Jawa Tengah, M Rofiudin dalam seminar nasional di FISIP Undip, Sabtu (27/5).
Selain Rofiudin, seminar juga dihadiri peneliti Remotivi Wisnu Prasetya Utomo, dipandu Dosen Departemen Komunikasi Undip Lintang Ratri Rahmiaji.
Berdampak Luas
Sebelumnya, Dekan FISIP Undip Sunarto mengatakan, media sosial telah jadi piranti sosial yang penting bagi warga. Kondisi itu membuat media sosial memiliki dampak luas.
Agar tak menimbulkan konflik, ia menganjurkan agar dalam komunikasi media sosial lebih mengutamakan harmoni. Salah satunya dengan mendahulukan kesamaan, bukan perbedaan.
“Dalam komunikasi lintas budaya, yang paling utama adalah mencari kesamaan, bukan perbedaan,” katanya.
-
Bahasa Indonesia7 years ago
Ditolerir atau Ditoleransi, Menolerir atau Menoleransi?
-
Muda & Gembira9 years ago
Inilah 10 Sifat Orang Ngapak yang Patut Dibanggakan
-
Lowongan8 years ago
Lowongan Dosen Akademi Teknik Elektro Medik (ATEM), Deadline 24 Juni
-
Muda & Gembira6 years ago
Apa Sih Arti Keluarga Menurutmu?
-
Bursa6 years ago
Susu Formula s26 Apa Kelebihannya?
-
Muda & Gembira9 years ago
Kalau Kamu Masih Mendewakan IPK Tinggi, Renungkanlah 15 Pertanyaan Ini
-
Bahasa Indonesia5 years ago
Membaca Gagasan Sapir-Whorf, Memahami Relativitas Bahasa
-
Muda & Gembira3 years ago
7 Model Rambut Tipis Pria Super Keren