Untuk memperkaya wawasan sebagai bekal nulis dan ngajar, saya suka baca jurnal-jurnal ilmiah. Tapi banyak sekali topik yang saya cari cuma tersedia bahasa Inggris. Belum banyak orang Indonesia yang nulis tentang itu.
Oke. Saya unduh itu jurnal internasional dan coba baca.
Saat baca abstrak sih oke. Begitu juga pendahuluan. Maksudnya masih bisa diraba-raba lah. Atau, kalaupun glagapan masih bisa ditolong dengan Google Translate.
Tapi saat masuk ke bagian pembahasan, rasanya mulai berat. Soalnya, penulis mulai menguraikan gagasan inti dengan istilah-istilah teknis yang sangat asing.
Apalagi, sebagian jurnal yang saya cari adalah jurnal bahasa. Belajar tentang aturan bahasa dalam bahasa yang saya gak sepenuhnya pahami itu berat. Betul-betul berat, jenderal!
Tapi, membaca jurnal ilmiah adalah kewajiban akademik. Saya sadar, kalau pengetahuan saya gak terus di-upgrade lama kelamaan bakal usang. Kasihan mahasiswa saya kalau dari tahun ke tahun saya ajari itu-itu saja. Padahal zaman terus berubah, zaman terus bergerak.
Selain itu, universitas tempat saya kerja juga mendeklarasikan diri jadi Universitas Berwawasan Konservasi dan Bereputasi Internasional. Itu artinya, saya sebagai dosen harus belajar keras agar persoalan aktual yang sedang terjadi secara global juga saya ketahui.
Kampus tempat saja belajar juga giat sekali mendorong dosen-dosennya untuk meneliti. Mereka ingin penelitian yang dilakukan dosennya memiliki wawasan global yang memadai. Makanya, sebagai dosen saya juga harus memacu diri memahami dinamika global di bidang bahasa dan sastra yang sekarang saya tekuni.
Nah, kalau baca bagian pembahasan mulai mumet, saya diberi dua pilihan: lanjut atau berhenti.
Kalau behenti saya, berarti kalah. Tapi kalau lanjut, gimana caranya? Kan kemampuan bahasa Inggris saya gak bisa diinstal dalam waktu lima menit. Mau kontak istriku yang guru bahasa Inggris (berarti ada istri lain yang bukan guru bahasa Inggris, ya? Qiqiqi) sibuk terus.
Saat itulah saya temukan jawaban dengan menghubungi jasa penerjemahan di Unnes.
Saya sih gak tahu siapa yang mengerjakannya. Kami belum pernah saling sapa. Kami berkomunikasi via WhatsApp dan email saja.
Tapi sejak memakai jasanya beberapa bulan lalu, hasil terjemahannya relatif halus. Artinya, kalimat-kalimatnya dikonversi ke dalam bahasa Indonesia sesuai wawasan saya yang penutur bahasa Indonesia. Beberapa idiom asing bisa di-Indonesia-kan. Itu yang bikin saya suka.
Kalau kamu juga perlu bantuannya, silakan kontak sendiri. Saya sih baik orangnya. Kalau dia baik, ya kurekomendasikan. Kontak saja ke telepon/WA/LINE 085641513636 atau surel: info@diantranslation.com. (Foto: youthmanual.com)
Rahmat Petuguran
-
Bahasa Indonesia7 years ago
Ditolerir atau Ditoleransi, Menolerir atau Menoleransi?
-
Lowongan8 years ago
Lowongan Dosen Akademi Teknik Elektro Medik (ATEM), Deadline 24 Juni
-
Muda & Gembira9 years ago
Inilah 10 Sifat Orang Ngapak yang Patut Dibanggakan
-
Muda & Gembira9 years ago
Kalau Kamu Masih Mendewakan IPK Tinggi, Renungkanlah 15 Pertanyaan Ini
-
Muda & Gembira6 years ago
Apa Sih Arti Keluarga Menurutmu?
-
Bursa6 years ago
Susu Formula s26 Apa Kelebihannya?
-
Bahasa Indonesia5 years ago
Membaca Gagasan Sapir-Whorf, Memahami Relativitas Bahasa
-
Muda & Gembira6 years ago
Tersindir “Ketawa Karier”