Connect with us

Tokoh

Anne Avantie, Memulai Karir dengan 2 Mesin Jahit

Published

on

MESKI tidak benar-benar bermukim Semarang, nama perancang busana kenamaan Anne Avantie tentu tidak asing lagi bagi publik Semarang. Ia dikenal sebagai sosok wanita multilaten.

Lahir di Semarang, 20 Mei ia adalah anak pertama dari tiga bersaudara. Anne Avantie menikah dengan Yoseph Henry  dan kini telah dikarunia tiga anak, Intan Avantie, Ernest Christoga Susilo,  dan Ian Tadio Christoga Susilo.

Pantas Anne memiliki rekam jejak seni yang panjang. Itu ia aku ia warisi dari sang bunda, Ny Amie Indriati. Rupanya, Ibunda Amie yang sekilas lebih mirip kakak adik dengan Anne Avantie dari pada sebagai ibunya ini berkecimpung dalam dunia fashion dan kecantikan sudah sejak lama.

Dan selanjutnya darah seni yang sama pula yang secara estafet dialirkan Anne kepada anak perempuan satu – satunya, Intan Avantie, yang juga dikenal sebagai desainer muda berbakat. Itu sebabnya, Amie Indriati, Anne Avantie dan Intan Avantie dikenal sebagia 3 generasi kebanggaan Indonesia di dunia fashion.

Anne memulai kariernya sebagai desainer dari rumah kontrakan dengan modal dua mesin jahit pada tahun 1989. Bengkel jahit sederhana itu dia bernama Griya Busana Permatasari.

Saat itu ia banyak berkreasi dalam pembuatan kostum menari dan busana malam bercirikan permainan manik-manik itulah cikal – bakal kreatifitas Anne Avantie.

Melalui proses yang panjang dan berliku Anne kini dikenal sebagai salah satu perancang kebaya terbaik yang kreasinya telah diakui di tingat nasional, bahkan internasional.

Keunikan dan keelokan tangan ajaibnya, telah mengantarkan Anne Avantie menjadi salah satu barometer perancang kebaya pilihan yang keindahan dan pesona kebaya rancangannya menembus batas teritori; negara dan bangsa. negara. Sejak muncul di kancah dunia fashion nasional dengan bergabuang di Asosiasi Perancang dan Pengusaha Mode Indonesia (APPMI) Jawa Tengah dan belakangan menjadi anggota APPMI Jakarta, proses kreatif kebaya Anne Avantie telah memberi angin segar bagi perkembangan dunia fashion Indonesia.

Trend Kebaya Anne Avantie juga merupakan tonggak baru eksplorasi garis rancang dan siluet kebaya. Kalau sebelumnya kebaya tampil dengan aturan baku yang cenderung konvensional dan kaku, di tangan Anne kebaya diolah dan menjelma menjadi adibusana yang menembus garis batas ( borderless line ) kedaerahan tanpa meninggalkan akar budaya bangsa.

Tak dipungkiri, kemolekan dan nilai jual yang tinggi kebaya Anne menjadi trend setter fashion kebaya Indonesia yang selanjutnya menginspirasi para pelaku Industri fashion untuk memproduksi “ Karya mirip kebaya Anne Avantie “. Fakta ini pun dengan besar hati oleh Anne Avantie yang dengan bijak menyikapinya sebagai suatu kewajaran.

Satu keunikan, barangkali, yang ditempuh oleh Anne Avantie dalam menjalankan roda usaha yang berjalan berimbang dan dalam garis harmoni dengan kehidupan keluarga, maupun spirirtualitasnya. Sejauh ini Anne tetap menempatkan workshop dan rumah tinggalnya di Semarang.

Sementara langkah jejaknya yang panjang sebagai desainer papan atas tetap dipusatkan di Jakarta. Bisa jadi hal ini bisa menjadi inspirasi bagi desainer daerah juga ingin mereguk sukses di Ibu Kota, Jakarta. Ketekunannya dalam berkarya dan tak pernah kering inovasi telah menghantarkan sosok Anne Avantie menjadi panutan bagi banyak orang.

Anne Avantie dikenal sebagai pribadi yang rendah hati, murah hati bahkan sangat tidak pelit berbagi ilmu. Itu sebabnya, workshop dan pelatihannya selalu dipenuhi para ”pengangsu kawruh” yang ingin belajar tentang ketrampilan dan kewirausahaan. Mereka tak hanya dari kalangan kalangan pelajar ataupun penjahit – penjahit sampai desainer juga ibu – ibu Rumah Tangga.

Keteladanan Anne Avantie dengan program subsidi silang dan tanpa dipungut biaya pelatihan menggugah banyak instansi terkait untuk mengundang Anne Avantie sebagai nara sumber. Kerja keras dan usahanya serta keberhasilannya mau tak mau menjadi Inspirasi banyak perempuan di Indonesia.

Penghargaan ini termanivestasikan dengan diberikannya Anugerah “ Kartini Award “2004 – 2005 dari Ibu Negara, Ny. Kristiani Susilo Bambang Yudhoyono. Anugerah tersebut merupakan penghargaan terhadap Anne Avantie sebagai perempuan pengusaha yang berhasil mengembangkan industri kecil. Komitmen dan konsistensi Anne Avantie terus teruji dengan anugerah yang sama yang yakni “Kartini Award” tahun 2008.

Penulis

Prestasi Anne Avantie ternyata tidak hanya di bidang Fashion. Wanita aktif aktif ini juga sebagai penulis di buku – buku rohani dan banyak dikenal sabagai wanita inspiratif katolik.  Ia tak pernah lalai menjalani tugas sebagai istri, ibu dan dan anak bagi keluarganya.

Keseimbangan hidup yang dibentuknya telah menjadikan Anne Avantie terpilih sebagai “ Wanita Indonesia Bisa “oleh menteri pemberdayaan perempuan Ibu Meuttia Hatta pada peringatan hari Ibu 2008.

Selaras dengan energi Imajinasi kreatifitasnya Anne Avantie sebagai salah seorang yang membawa perubahan bagi busana Nasional tanah air juga telah meluncurkan sebuah buku Biografi Anne Avantie, “Aku Anugerah & Kebaya “ yang ditulis oleh Albertine Endah.

Setelah berkecimpung selama 20 tahun dalam industri fashion akhirnya berkat kerja keras, komitmen dan kegigihannya Anne Avantie telah berhasil membangun Image dengan mendirikan 2 butik exclusifnya di Jakarta, Anne Avantie butik di Mall Kelapa Gading III lt 1 dan Roémah Pengantén di WM UG 07 Grand Indonesia.

Tahun 2009 Anne Avantie dengan divisi barunya Avantie Art juga menghadirkan “ PENDOPO “ di Mall Kelapa Gading V Lt 3 Unit R. 7 Jakarta sebagai eksistensinya di bidang seni merangkul para UKM ( usaha Kecil Menengah ) sehingga “ PENDOPO “ yang menjual “ produk Indonesia dengan harga Indonesia ” menjadi salah satu bukti kecintaannya pada budaya bangsa ini.

Satu hal yang barangkali perlu dikenali dalam sosok sederhana diri Anne Avantie, bahwa Ia adalah sosok penuh kelembutan dan belas kasih. Semangat berbagai dan selalu ingin mencintai dengan tulus seperti yang selalu ditaburkan Bunda Teresa sebagai sosok yang dia kagumi selain ibudannya Ny Amie, Anne pun terpikat untuk melayani sesama.

Anne Avantie memenuhi “ Panggilan “ Tuhan berkarya di bidang kesehatan dengan mendirikan “ Wisma Kasih Bunda “ ( Pelayanan Kasih Hydrocephalus RS. St. Elisabeth Semarang ). Di sini Anne merawat dan berupaya memberikan kesembuhan didampingi para dokter relawan untuk anak-anak penderita Hydrocephalus, Astresi Ani ( anak tanpa lubang dubur ), tumor, Labiopalataschisis, bibir sumbing dan penyakit-penyakit yang membutuhkan penanganan darurat.

Yang membanggakan, pertolongan pelayanan operasi cuma – cuma tanpa biaya dan pasien – pasien wisma tidak hanya dari Jawa Tengah tapi meluas sampai Papua, Nias, Aceh, Flores, Ambon dll. Mengenai kiprahnya dibidang kemanusiaan ini diakui Anne kalau awalnya tidak berjalan dengan mulus. Bahkan Anne Avantie mengemukakan bahwa sebagian orang sempat mencibirnya.

Sekalipun begitu Anne tidak berkecil hati. Dengan mantap Anne Avanti melangkah menjawab “ Panggilan Tuhan”. Sehingga keputusannya untuk memberikan keseimbangan dalam kariernya tetap menjadi fokus.

Dua dasawarsa sudah Anne Avantie menjalani kehidupan panjang sebagai pelaku fashion sekaligus menjadi bagian perkembangan dunia kreatif wanita Indonesia. Di depan, masih banyak karya-karya lain yang telah menunggu dan menjadi bukti ketulusan dan perjuanganya sebagai wanita Indonesia yang sejati. Demikianlah Anne Avantie.

Continue Reading
1 Comment

1 Comment

  1. hidayat

    February 2, 2012 at 12:49 pm

    wuihhh beneran saya merinding baca artikel ini……….sungguh pejuang sejati bhuat bu anne!!!

    very amazing

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Trending