Connect with us

Satu dekade terakhir Universitas Negeri Semarang (Unnes) bermetamorfosis menjadi salah satu perguruan tinggi terbaik di Indonesia (peringkat 16). Meningkatnya kepercayaan masyarakat dikuti dengan menguatnya kelembagaan, jaringan kerja sama, dan prestasi kemahasiswaan. Apa rahasia di balik perubahan signifikan itu?

Metamorfosis secara kelembagaan ditunjukkan Unnes saat universitas ini memperoleh pengakuan sebagai perguruan tinggi unggul (terakreditasi A) oleh Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN PT).  Pengakuan itu diperoleh pada 2016.

Akreditasi itu diperoleh sebagai pengakuan karena universitas ini melakukan perbaikan secara mendasar di berbagai bidang. Selain bidang akademik, perbaikan mendasar juga dilakukan dalam bidang tata kelola, kemahasiswaan, dan kerja sama.

Dalam bidang akademik, perbaikan mendasar itu ditunjukkan dengan peningkatan akreditasi program studi terakreditasi A. Dalam lima tahun terakhir, jumlah prodi terakreditasi A meningkat tajam dari 30 persen ke 60 persen.  Peningkatan ini membawa faedah yang besar, terutama bagi mahasiswa dan alumni.

Selain itu, jaringan kerja sama internasional Unnes semaku luas. Ini juga kondisi yang menguntungkan mahasiswa. Sebab, kerja sama ini membuat mereka bisa mmeperluas akses melalui berbagai skema pertukaran pelajar. Selain skema kredit transfer, ada skema-skema lain yang memungkinkan mahasiswa Unnes belajar di berbagai perguruan tinggi negeri mitra di Asia, Amerika, dan Afrika.

Juli 2018 lalu, misalnya, Unnes mengirimkan mahasiswa mengikuti praktik pengalaman lapangan (PPL) Malaysia, Vietnam, Thailand, bahkan Belgia dan Perancis. PPL Antarbangsa yang diselenggarakan UNNES dirancang agar mahasiswa memiliki pengalaman mengajar internasional. Selain memperdalam keilmuan, mereka diarahkan agar mempelajari metode pembelajaran dan kultur masyarakat setempat.

Adapun bagi mahasiswa nonkependidikan, kerja sama internasional antara lain dilakukan melalui skema PKL internasional. Dengan skema ini, mahasiswa bisa mengikuti PKL di sejumlah negara yang telah bermitra dengan Unnes.

Prestasi Mahasiswa

Mapannya kelembagaan dan berkembangnya iklim akademik berdampak besar terhadap prestasi mahasiswa. Sebab, mahasiswa memiliki daya dukung yang cukup untuk mengoptimalkan bakat yang dimilikinya.

Pada Agustus 2018 lalu, misalnya, tiga mahasiswa Unnes memperoleh tiga medali perunggu dalam Asian Games. Ketiganya berkontribusi membuat Indonesia bukan saja sukses menjadi tuan rumah, tetapi sukses memperoleh medali terbanyak dalam sejarah keikutsertaan Asian Games.

Mahasiswa atas nama  Nining Porwoningsih (Mahasiswa PJKR UNNES) memperoleh Medali Perunggu cabang Sepeda Gunung Putri (Donwhill). Puja Riyaya (mahasiswa PJKR) memperoleh Medali Perunggu cabang Wushu Sanda Putra 70 Kg. Yusuf Widiyanto  (PJKR) memperoleh Medali Perunggu cabang Wushu Sanda Putra 56 Kg.

Tak lama sebelum itu, Tim Unnes meraih medali emas dalam World University Woodball Championship di Malaysia. Dua Emas diraih pada cabang Stroke Competition Putra atas nama Wulan Slamet Susilo program studi  Managemen Fakultas Ekonomi (FE), Ahmad Faqih, Rifqi Najmuddin Najib (PJKR FIK), Ahmad Yopi Solpianda (IKOR-FIK), dan Bagas Ardian (PKLO FIK). Kemudian Single Stroke Man oleh Wulan Slamet Susilo (Indonesia- FE UNNES).

Prestasi-prestasi itu tidak hanya ditunjukkan dalam bidang kompetisi akademik. Iklim akademik Unnes juga mendorong mahasiswa semakin inovatif. Mereka mengembangkan potensi intelektualnya untuk menjawab persoalan riil di masyarakat.

Salah satu inovasi dilakukan oleh tiga mahasiswa Fakultas Teknik, Rizki Ajie Aprilianto, Oky Putra Pamungkas, dan Nur Anita. Ketiganya menciptakan produk inovatif dompet pendeteksi uang (Idopu) bagi penyandang disabilitas tunanetra. Dengan alat ini ketiga mahasiswa berusaha menjawab kebutuhan penyandang tuna netra yang kesulitan membedakan uang asli dan palsu.

Berkat karya kreatif itu, tiga mahasiswa itu meraih medali perak kategori Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) 31 Kemenristedikti 2018 yang diselenggarakan di Universitas Negeri Yogyakarta.

Inovasi juga dilakukan lima mahasiswa Unnes lain dengan menciptakan body lotion berbahan dasar ekstrak ubi jalar. Inovasi ini berawal dari pengamatan mahasiswa yang menemukan bahwa hasil panen ubi jalar sangat melimpah, tapi belum disertai variasi produk. Lazimnya, ubi jalar hanya dinikmati sebagai camilan. Padahal, kandungan organil tanaman ini mengandung zat tertentu yang baik untuk menghambat penuaan kulit.

“Salah satunya  senyawa beta karoten dan total antioksidan yang tinggi, sehingga memiliki banyak manfaat untuk kulit,” kata Susmy Lianingsih, salah satu mahasiswa penemu.

Berkat temuan itu, kelima mahasiswa itu bisa memperoleh lisensi dagang dengan merek “Ayu Body Lotion”.

Di satu sisi, produk memberi masyarakat pilihan produk perawatan kulit yang lebih beragam. Adapun di sisi lain, produk ini bisa membuat ubi jalar memiliki nilai jual lebih baik. Jika dikelola dengan sungguh-sungguh, ini akan berdampak terhadap kesejahteraan petani ubi.

Peran Visi dan Kepemimpinan

Kemajuan Unnes di berbagai bidang itu tidak bisa dipisahkan dari dua hal. Pertama, universitas ini memiliki visi yang sangat kuat, yaitu menjadi universitas berwawasan konservasi dan bereputasi internasional. Kedua, tata kelola yang professional dengan kepemimpinan inovatif yang “bertumbuh”.

Soal visi, masyarakat telah tahu bahwa Unnes adalah universitas berwawasan konservasi. Dengan visi ini, Unnes ingin menjadi universitas yang senantias menerapkan prinsip-prinsip konservasi dalam kegiatan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. secara sederhana, prinsip konservasi adalah kehendak untuk memanfaatkan, mengembangkan, dan mendayagunakan sumber daya secara lestari.

Visi itu dioperasionalkan pada tiga pilar. Pertama, pilar lingkungan dan sumber daya alam. Di aspek ini Unnes ingin mendayagunakan potensinya untuk melestarikan lingkungan dan sumber daya alam. Bukan hanya lingkunan kampus, tapi juga sumber daya ama di Indonesia secara umum.

Kedua, adalah pilar seni budaya. Unnes ingin melestarikan potensi sumber daya seni dan budaya yang dimiliki sehingga berkembang dan lestari. Inilah alasan yang mendasari Unnes memiliki banyak sekali event kesenian bertingkat nasional dan internasional, seperti Sinden Idol, Unnes menari 24 jam, Selasa Legen, dan lainnya.

Aspek ketiga yang ingin dikonservasi Unnes adalah moral dan karakter. Unnes sadar bahwa manusia Indonesia memiliki sejumlah keunggulan, seperti kesantunan, gotong royong, jujur, toleran, dan lainnya. Sayangnya, berbagai karakter unggul itu terancam hilang karena didesak oleh nilai lain. Unnes ingin mengintervensi agar karakter unggul itu tetap lestari.

Rektor Unnes Prof Dr Fathur Rokhman MHum mengatakan, visi yang kuat tidak cukup. Yang juga penting adalah pengetahuan kelektif masyarakat perguruan tinggi untuk mewujudkan visi tersebut. Pemahaman dan kemauan bersama untuk mewujudkan visi itulah yang dijaga dengan menerapkan kepemimpinan yang professional.

Ia sendiri merupakan konseptor model kepemimpinan bertumbuh, model kepemimpinan yang berfokus pada bertumbuhan kapasitas dan profesionalitas pemimpin dan organisasi dalam merespon perkembang zaman. Model kepemimpinan ini didasarkan pada kesadaran bahwa dunia terus berubah.

Fathur mengonsep, perubahan itu perlu disikapi pemimpin dengan menumbuhkan kapasitas kepemimpinan dan organisasi.

“Dalam menghadapi perubahan itu, Unnes menyikapi dengan kemauan belajar agar kapasitasnya terus bertambah. Dengan begitu, perubahan justru dikelola sebagai kesempatan melakukan kebaruan,” katanya.

Konsep kepemimpinan bertumbuh yang diciptakan Fathur Rokhman telah disarikan dalam sebuah buku berjudul Kepemimpinan Bertumbuh. Konsep ini juga telah diworkshopkan di berbagai perguruan tinggi dan perusahaan.

Trending