Connect with us

Pendidikan

Unnes Kirim 250 Sarjana Mengajar di Daerah Tertinggal

Published

on

Untuk kali keempat, Universitas Negeri Semarang (Unnes) akan memberangkatkan sarjana mengajar di daerah tertinggal melalui skema Sarjana Mendidik di Daerah Tedepan, Terluar, dan Tertinggal (SM3T). Para sarjana kini tengah mengikuti persiapan akhir selama 13 hari, sejak Selasa-Minggu (12-24/8).

Pada tahun keempat ini, 250 sarjana telah dipilih dan tengah mengikuti persiapan akhir. Mereka berasal dari 17 lembaga pendidikan tenaga kependidikan (LPTK) di Indonesia.

Selain Unnes, peserta SM3T Unnes angkatan IV berasal dari UNS Surakarta, Universitas PGRI Semarang, Universitas Manado, UPI Bandung, UPS Tegal, UKSW Salatiga, UMK Kudus, Unmuh Purwokerto, Unmuh Surakarta, Universitas Widya Darma Klaten, Universitas Sarwi Yogyakarta, IKIP Budi Utomo, dan Universitas Sultan Agung Tirtayasa.

Menurut Kepala Pusat Program Pendidikan Profesi Guru (PPG) Unnes Drs Ngabiyanto MSi, jumlah tersebut merupakan saringan dari 1.306 pendaftar. Mereka telah melalui proses seleksi yang panjang, baik seleksi adminsitrasi, tes online, tes tertulis, hingga wawancara.

“Selama tiga belas hari mereka akan mengikuti persiapan akhir. Berbagai bekal pengetahuan dan keterampilan kami berikan agar mereka dapat menjalankan tugas dengan baik di daerah yang belum pernah mereka kunjungi,” katanya.

Selain dibekali pengetahuan tentang nasionalisme dan pemberdayaan masyarakat, calon peserta SM3T juga diperkenalkan dengan kondisi geografis dan sosilogis daerah tujuan. Untuk tujuan itu, penyelenggara mengundang kepala dinas pendidikan dari daerah bersangkutan.

Pada angkatan keempat ini, para peserta akan akan ditempatkan di 7 daerah di 5 provinsi, yaitu Nangroe Aceh Darussalam, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Nusa Tenggara Timur, dan Papua.

Sementara itu, Pembantu Rektor Bidang Akademik Dr Agus Wahyudin MSi menjelaskan, kahadiran para SM3T telah diharapkan oleh bupati dan kepala dinas di daerah. Sebab, mereka berharap agar para sarjna terpilih ini berkontribusi memajukan pendidikan di daerah mereka.

“Nama program ini adalah PPG SM3T. Saudara menjadi sarjana yang menganyam kesatuan bangsa ini, menjalin persaudaraan dengan saudara jauh kita. Maka, karakter yang Saudara tunjukkan adalah karakter nasionalis,” katanya.

Agus berpesan agar para peserta SM3T menikmati pengabdian. Meski terasa sulit dan menantang, ia yakin kenangan manis dan indah yang akan diperoleh para peserta usai mengikuti program itu.

 

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Trending