UNNES Dorong Pertumbuhan Ekonomi Lokal Melalui Mesin Pengering untuk Kelompok Tani

Dalam upaya memberdayakan masyarakat melalui teknologi tepat guna, Universitas Negeri Semarang (UNNES) memberikan dukungan kepada kelompok budidaya ikan lele, Mina Lancar, yang berlokasi di Kecamatan Gunungpati. Kelompok ini telah berhasil memproduksi pakan ikan berbentuk pelet secara mandiri, namun menghadapi kendala karena belum memiliki mesin pengering pelet yang sangat diperlukan dalam proses pembuatan pakan ikan.

Meskipun telah mampu memproduksi pelet ikan, Mina Lancar, yang dipimpin oleh Bapak Sarpi, menghadapi kendala karena belum memiliki mesin pengering pelet. Mesin ini sangat krusial dalam proses pembuatan pelet ikan lele, terutama di musim hujan. Sebagai solusi, tim pengabdian masyarakat yang dipimpin oleh Prof. Dr. Muhammad Khumaedi, M.Pd. dari Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik UNNES, telah memberikan bantuan alat pengering pelet ikan lele.

Pemilik usaha pelet, Sarpi menjelaskan bahwa proses pengeringan pelet sebelumnya membutuhkan waktu yang lama dan kapasitas terbatas.

“Kami menggunakan oven atau tray dryer berkapasitas 8 kg dalam proses pengeringan pelet ikan. Penggunaan oven tersebut membutuhkan waktu pengerjaan selama dua jam, dengan kapasitas produksi pengeringan model lama hanya 4 kg/jam,” jelasnya.

Dengan hadirnya alat pengering baru ini, produksi pelet ikan lele menjadi lebih efisien dan ekonomis. Selain itu, inovasi ini memberikan dampak positif bagi perekonomian anggota kelompok budidaya. Harga jual pelet ikan lele di pasaran mencapai Rp13.000 per kilogram, sedangkan biaya produksinya hanya sekitar Rp9.000 per kilogram. Selisih harga sebesar Rp4.000, atau lebih dari 30%, menjadi keuntungan tambahan yang dapat meningkatkan kesejahteraan anggota kelompok.