Connect with us

Gerakan radikal saat ini sudah menyasar semua lapisan masyarakat. Mulai dari masyarakat pendidikan menengah sampai berpendidikan tinggi, masyarakat umum, komunitas-komunitas, juga tidak luput dari sasaran perekrutan jejaring radikalisme.

Pemerintah melalui Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) bersama Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Jawa Tengah terus melakukan upaya-upaya stratgeis untuk memutus mata rantai jaringan tersebut. Dengan berbagai macam pendekatan, salah satunya dengan menggelar kegiatan sosialisasi dan dialog dengan melibatkan berbagai elemen masyarakat.

Seperti yang dilakukan Kamis (28/9) bertempat di Hotel Noorman Jl. Sultan Agung Semarang, FKPT Jateng dan BNPT menggelar kegiatan Dialong Kebangsaan dengan tema Pelibatan Komunitas Seni Budaya dalam Pencegahan Terorisme “Sastra Cinta Damai, Cegah Paham Radikal”

Kegiatan yang berlangsung sehari tersebut dihadiri oleh 140 seniman yang datang dari berbagai latar organisasi seperti Dewan Kesenian Jawa Tengah, Dewan Kesenian Kab/Kota di Jawa Tengah, Sanggar-sanggar Seni, Unit Kegiatan Mahasiswa Bidang Seni, dan organisasi pegiat seni lainnya.

Ketua Bidang Pemberdayaan Ekonomi, Sosial, Buday, dan Hukum FKPT Jateng Dr. Budiyanto, M.Hum mengatatakan ancaman kepada Negara Kesatatuan Republik Indonesia datang dari dalam dan luar, berkembangnya radikalisme merupakan ancaman yang nyata bagi negara. Ancaman-ancaman tersebut jika tidak ditangani dan diantisipasi tidak hanya mengancam keselamatan warga tetapi juga mengancam keutuhan NKRI.

Lebih lanjut doktor hukum tersebut memaparkan bahwa aksi-aksi terror yang terjadi di berbagai belalahan dunia bentuknya sudah tidak lagi mesti berupa peledakan bom, tetapi bermalihrupa dengan berbagai cara seperti menggunakan kendaraan pribadi, kendaraan umum atau truk kemudian menabrakkan pada kerumunan-kerumunan masa.

“Saat ini sudah terjadi pergeseran paradigma   aksi terorisme. Kalau dulu sasarannya adalah negara barat dan sekutunya, kini tindakan terror bersifat lokal. Perektrutanya tidak lagi dengan jaringan internasional, tetapi melalu jaringan dunia maya, internet. Dan aksi terror sekarang tidak lagi menggunakan bom berdaya ledak tinggi, tetapi bom bisa menggunakan apa saja untuk membuat ketakutan di masyarakat. Karenanya ia atas nama FKPT Jawa Tengah mengajak semua pihak, terutama para pegiat seni, komunitas budaya untuk bersama-sama bergandeng tangan mewaspadai dan mencegah berkembangnya paham radikal di sekitar kita” tegas Budiyanto.

Kasubdit Kamneg Dirintelkam Polda Jateng AKPB Ahmad Sukandar SH yang hadir mewakili Kapolda Jateng menyambut baik kegiatan dialog tersebut . Kegiatan ini merupakan upaya nyata FKPT bersama seluruh elemen masyarakat untuk memerangi radikalisme dan terorisme.

“Radikalisme dan terorisme adalah musuh bersama. Pemerintah tidak bisa sendiri dalam menangani persoalan ini. Semua elemen masyarakat harus dilibatkan.   Kegiatan seperti ini merupakan terobosan menarik yang   dilakukan oleh BNPT dan FKPT   untuk terus mensosialisasikan bahaya radikalisme dan terorisme. Dengan kegiatan dialog ini, saya berharapa akan muncul kesadaran kolektif di komunitas masing-masing maupun kesadaran personal masing-warga Negara sehingga kita memiliki daya tangkal terhadap gerakan radikalisme dan terorisme” kata Sukandar.

Acara yang dikemas dalam bentuk dialog interaktif tersebut menghadir narasumber lokal dan nasional diantaranya budayawan Fikar W. Eda dari Aceh dan Ahda Imran dari Jakarta. Sedangkan narasumber lokal yang akan memberi materi yakni Guru Besar Satra Undip Prof. Dr. Agus Maladi Irianto dan St Sukirno pegiat seni Semarang. Muslihudin el Hasanudin

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Trending