News
Rosyana Anggraini, Informasi untuk Cegah Seks Bebas

Perilaku seksual remaja jadi fenomena yang menarik perhatian Rosyana Anggraini, mahasiswa Ilmu Kesehatan Masyarakat (IKM) Unnes. Gadis yang akrab disapa Rosi ini khawatir dengan meningkatnya perilaku seksual bebas di kalangan remaja.
Menurutnya, kecenderungan itu terjadi karena remaja tidak mendapat informasi yang baik dari sumber terpercaya. “Idealnya, informasi diperoleh dari guru atau orang tua sehingga terarah. Kebanyakan remaja mencari tahu seks dengan cara yang salah, cari tahu melalui internet atau teman-teman,” katanya.
Ia memandang, pengetahuan adalah kunci untuk mengendalikan perilaku itu. Dengan pemahaman yang memadai, remaja akan tahu etika dan risiko hukum. Dengan mengetahui bahwa free sex tidak baik, remaja diharapkan dapat menghindarinya.
“Jika ingin tahu tentang seks, langsung tanyakan kepada ahlinya, orangtua, guru, atau dokter. Bukan dengan cara mencoba-coba,” lanjutnya.
Keprikhatinan Rosi terhdap free sex bukan muncul baru-baru ini. Sejak kelas satu SMA ia telah tertarik mempelajari kesehatan masyarakat. Keinginan itu muncul lantaran ia sering mengamati petugas di puskesmas tidak jauh dari rumahnya.
“Saat itu saya sudah ingin bekerja sebagai kepala puskesmas di tempat tinggal saya. Bagi saya, itu pekerjaan yang menarik. Kesehatan kan sesuatu yang sangat penting bagi setiap orang,” katanya.
Tertarik, Rosi kemudian mencari informasi ke berbagai sumber. Ia bertanya kepada guru dan orang tua yang menyarankan untuk mengambil studi kesehatan masyarakat. Dan, keputusan itulah yang ia ambil ketika lulus SMA.
Setelah masuk, lanjut Rosi, dunia kesehatan ternyata sangat seru. Cabang ilmu itu memilik keunikan karena memadukan pendekatan saintifik dengan sosial.
“Kalau dipikir-pikir sih prodi IKM lumayan tidak jelas, ngambang dan nanggung. Tapi justru itu yang bikin IKM berprospek luas, gabungan antara ilmu alam dengan sosial,” lanjutnya sembari tertawa.
Ia mencontohkan, pendekatan saintifik digunakan untuk epidemiologi dan ilmu gizi. Namun mahasiswa IKM juga mempelajari perilaku masyarakat.
“Meskipun sama-sama bertugas menjaga kesehatan masyarakat, IKM tidak fokus pada penyembuhan seperti dokter. Kami justru diajari melakukan tindakan preventif dan promotif yaitu bagaimana mempromosikan pencegahan penyakit,” lanjutnya.
Yang membuat Rosi lebih tertarik, bidang ilmu yang dipelajarinya ternyata memiliki berbagai penjurusan. Penjurusan itu akan ia ambil pada semester lima nanti. Selain epidemiologi dan ilmu gizi, ia bisa memilih Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku (PKIP), kesehatan lingkungan, Keselamatan dan Kesehatan Kerja(K3), atau Administrasi Kebijakan Kesehatan (AKK).
“Pokoknya seru banget belajar kesehatan masyarakat. Apalagi ilmu seperti ini kan penting juga buat kita dan keluarga kita sendiri,” lanjut Rosi.
Sumber: Radar Semarang, Rabu (2/12)
-
Muda & Gembira10 years ago
Kalau Kamu Masih Mendewakan IPK Tinggi, Renungkanlah 15 Pertanyaan Ini
-
Lowongan10 years ago
Lowongan Dosen Akademi Teknik Elektro Medik (ATEM), Deadline 24 Juni
-
Muda & Gembira10 years ago
Inilah 10 Sifat Orang Ngapak yang Patut Dibanggakan
-
Muda & Gembira10 years ago
Sembilan Kebahagiaan yang Bisa Kamu Rasakan Jika Berteman dengan Orang Jepara
-
Muda & Gembira10 years ago
SMS Lucu Mahasiswa ke Dosen: Kapan Bapak Bisa Temui Saya?
-
Muda & Gembira11 years ago
Inilah 25 Rahasia Dosen yang Wajib Diketahui Mahasiswa
-
Kampus11 years ago
Akpelni – Akademi Pelayaran Niaga Indonesia
-
Kampus13 years ago
Unwahas – Universitas Wahid Hasyim