Connect with us

Apakah Anda sudah tahu apa sebetulnya perbedaan antara radang tenggorokan dengan difteri? Keudanya memang mirip, tapi sebetulnya berbeda. Kalau bakteri difteri atau lebih tepatnya kuman Corynebacterium diphtheria yang menjadi penyebab difteri, tapi kalau radang tenggorokan penyebabnya bisa lebih banyak lagi. Bisa karena virus, bakteri atau, faktor lingkungan.

Untuk virus radang tenggorokan itu ada yang bernama Rhinovirus, Influenza, dan Adenovirus. Kalau bakteri radang tenggorokan ada yang bernama Haemophilus influenza type b, Mycoplasma, Chlamydia pnemoniae, dan Streptococcus beta-hemolytic group A. Kalau penyebab radang tenggorokan karena faktor lingkungan bisa misalnya karena polusi udara, merokok, udara yang dingin dan kering, atau makanan dan minuman tertentu yang menyebabkan radang pada tenggorokan.

Beda Gejala

Bukan cuma penyebabnya saja yang berbeda, difteri dan radang tenggorokan pun berbeda dilihat dari gejalanya. Walaupun memang tidak mudah untuk mengetahuinya. Yuk kita intip berikut ini beberapa gejala yang sering dialami oleh kedua penyakit ini.

Demam

Demam termasuk gejala yang dialami oleh penderita radang tenggorokan dan difteri. Tapi biasanya suhu demam pada penderita difteri tidak setinggi seperti penderita radang tenggorkan.

Selain itu, baik penderita difteri maupun radang tenggorokan, bisa sama-sama merasa nggak enak badan.

Nyeri pada Tenggorokan

Rasa nyeri pada bagian tenggorokan sering dirasakan oleh penderita difteri maupun radang tenggorokan. Tapi, tahukah Anda apa bedanya? Kalau penderita difteri, biasanya nyeri tenggorkan itu juga terdapat ingus warna putih campur nanah. Sedangkan pada penderita radang tenggporokan, hanya merasa nyeri saja tanpa merasakan gejala tadi.

Bengkak di Leher

Penderita sakit difteri dan radang tenggorokan juga bisa mengalami bengkak pada leher. Pembengkakan tersebut terjadi karena peradangan. Tapi bagi yang sakit radang tenggorokan, biasanya pembesaran kelenjar getah bening tidak terlalu besar. Tapi kalau infeksi difteri bisa sampai terjadi pembengkakan.

Ada selaput warna putih

Nah ini ciri paling khas dari infeksi difteri yaitu adanya selaput warna putih di jalan pernafasan. Selaput ini dikenal dengan nama pseudomembran. Selaput ini bisa menyumbat jalan pernafasan sehingga mudah terjadi sesak nafas. Karena itu difteri ini perlu diwaspadai.

Cegah Difteri Sejak Dini

Sangat penting untuk melakukan pencegahan difteri pada anak. Lazimnya cara yang dilakukan adalah dengan memberikan vaksin. Biasanya, vaksin ini diberikan saat imuniasi DPT (Difteri, tetanus, Pertusis) sejak anak masih kecil.

Pemberian imunisasi DPT ini biasanya dilakukan saat bayi usia 2 bulan, 3 bulan, 4 bulan, 18 bulan dan saat anak berusia antara 4 sampai 6 tahun.

Pastikan putra-putri anda mengikuti imunisasi DPT secara lengkap. Tentu selain itu juga perlu pemberian makanan dengan menu yang sehat. Pastikan makanan anak terpenuhi mineral, vitamin dan asam lemak.

Selain itu, anak pun perlu dibiasakan untuk mencuci tangan sebelum makan. Juga amat penting utnuk menjaga kebersihan rumah dan lingkungan agar bakteri penyebab timbulnya difteri tidak mudah bersarang.

Pengobatan

Kalau sudah terlanjur terkena difteri, yang harus dilakukan orangtua adalah segera memeriksakan diri ke dokter terdekat. Dokter akan melakukan pengecekan untuk memastikan apakah penderita tersebut benar-benar terkena difteri atau tidak.

Penderita akan diminta untuk menginap untuk menjalani pengobatan. Saat dirawat, pasien akan mendapatkan obat antibiotik untuk membunuh bakteri dan juga diberi antitoksin untuk menetralkan racun difteri. Mengenai dosisnya tentu disesuaikan dengan kondisi pasien.

Penderita harus dirawat hingga sembuh sebelum pulang ke rumah. Setelah itu nantinya juga perlu melakukan kontrol ke dokter untuk memastikan kondisi benar-benar sudah pulih seperti sedia kala.

Difteri ini amat berbahaya. karena bisa menyebabkan anak sulit bernafas. Juga bisa menyebabkan pembengkakan pada bagian kaki dan saraf tangan. Oleh karena itu, jika mulai timbul gejala difteri, segera untuk memeriksakannya ke pusat layanan kesehatan terdekat.

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Trending