Connect with us

Uncategorized

Peneliti Undip Temukan Teknologi Pengawetan Beras

Published

on

Tim peneliti Universitas Diponegoro yang diketuai Dr. Muhammad Nur DEA berhasil melakukan penelitian pemanfatan  teknologi Plasma untuk menghasilkan ozon yang diperlukan untuk menjaga ketahanan kualitas beras.

Hal ini diungkapkan Kamis (5/12) di Lab. Fisika FSM Undip. Penelitian ini yang didanai dengan skema Program Penelitian Unggulan Strategis Nasional ini telah berhasil menghasilkan sebuah produk yang dinamai dengan Sistem Penyimpanan Beras berTeknologi Ozon (SPBTO).

Tim ini terdiri dari Dr. Muhammad Nur, DEA (ahli Plasma, Ketua Peneliti, ), Dr. Endang Kusdiyantini, DEA (ahli Mikrobiologi, FSM),Dr. Tri A. Winarni, MSc (ahli Teknologi pangan, FPIK), Dr. Susilo Adi Widiyanto, MT (ahli mekatronika, FT) dan Dr. Hajum Muharram, MSi ( ahli Manajemen, FE).

Ketua Tim Dr. Muhammad Nur, DEA mengatakan bahwa Kecepatan penurunan kualitas beras  desebabkan kelembaban tinggi,  munculnya bakteri, tumbuhnya jamur dan diikuti oleh lahirnya banyak kutu  dalam beras tersebut. Kondisi inilah yang menyebabkab begitu banyak keluhan terhadap beras untuk rakyat miskin (raskin) yang tak layak lagi dikonsumsi ketika sampai ke masyarakat.  Dengan ozon yang dibangkitkan dengan teknologi plasma ini bateri dan jamur dihambat pertumbuhannya.

“Ozon juga dapat meningkatkan kadar oksigen dalam beras dan menarik uap air menjadi hidroksil yang mengakibatkan kelembaban beras menjadi sangat berkurang. Dari 14 % kadar air dalam beras giling sebagai standar, penelitian ini dapat menekan tinggal 12 % bahkan ada yang mencapai 11 %.  Perbandingan jumlah bakteri dan jamur yang dapat bertahan hidup tinggal 1 koloni dibanding kan 1000 koloni  bakteri dan jamur awal ( tinggal satu per mil).” Ujar Dekan FSM Undip ini.

Mengenai kandungan kimiawi dalam beras, Dr. Muhammad Nur, DEA mengatakan bahwa  Hasil penelitian ini kandungan kimiawi dan gizi seperti karbohidrat, protein, lemak, amilosa dan amilopektin tidak berubah tetap dalam standar beras giling SNI. Yang menarik ada sedikit penurunan pada amilosa, jika diperoleh kondisi yang sesuai teknologi ini dapat digunakan untuk memperoduksi beras khusus untuk konsumsi pendierita diabetes.

“Dari segi keamanan pangan, Di Amerika Serikat pada tahun 1995, ozon dinyatakan Generalize Recognized as Safe (GRAS) oleh FDA (U.S. Food and Drug Administration) atau secara umum ozon dinyatakan  aman untuk pemrosesan makanan  dan minuman. Pemanfaatan ozon sama sekali tidak meninggalkan residu apapun. ”

“SPBTO sangat mungkin diproduksi di Indonesia bahkan di Semarang. Seluruh komponen yang digunakan dalam SPBTO dapat dirakit. Sebagian memang menggunakan bahan impor seperi steinless stel standar makanan, beberapa komponen elektronik. ” katanya

“Tim peneliti yang transdisiplin, penelitian teknologi pangan melibatkan peneliti dari fakultas ekonomi, mengisyaratkan bahwa produk penelitian ini akan didorong terus agar dapat melewati proses komersialisasi untk memasuki pasar. Proses-proses semacam ini merupakan yang diharapkan dari para peneliti untuk mendukung Undip sebgai Unibersitas Riset yang  unggul. Diharapkan Sistem penyimpanan beras ini dapat digunakan oleh Bulog dan gudang-gudang beras lain  seperti hotel, asrama, restoran serta kapal-kapal angkut beras,” ujarnya.

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Trending